Hal tersebut disampaikan Ganjar usai menerima delegasi ASEAN Youth Interfaith Camp di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Rabu, yang dihadiri delegasi dari negara Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Singapura.
Menurut dia, para pemuda lintas agama ini merupakan contoh anak muda yang berpikiran positif.
"Mereka ingin mendorong atau membikin program di mana anak-anak menjadi sangat moderat dan toleran sehingga pertanyaan-pertanyaan yang muncul juga bagaimana membangun toleransi itu," ujarnya.
Pada pertemuan itu, Ganjar dan para delegasi berdiskusi tentang bagaimana menghadapi tantangan perubahan serta situasi dunia yang terus dan terjadi begitu cepat.
"Saya ceritakan ketika dunia tidak baik karena ini anak-anak saya bilang 'bilang sama bapak ibumu, suruh ambil keputusan agar jangan perang'. Mari kita bekerja sama berkolaborasi untuk kebaikan semua," katanya.
Di Jawa Tengah, lanjut dia, banyak contoh pelaksanaan serta gerakan moderasi dan toleransi beragama, salah satunya di Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung.
Orang nomor satu di Jateng itu pun menyarankan mereka untuk mencoba kegiatan live in di daerah tersebut.
"Bagaimana satu desa dengan sangat keberagaman agama mereka bisa sangat rukun atau pengalaman FKUB Banyumas yang keren banget sampai pendampingan ekonomi begitu dan bisa dilakukan," ujarnya.
Ganjar berharap, para delegasi ASEAN Youth Interfaith Camp 2022 mendapatkan tambahan ilmu yang bisa dimanfaatkan, terutama bagi delegasi negara-negara ASEAN.
"Mudah-mudahan banyak pelajaran yang mereka terima sehingga dia bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pemerintah provinsi dengan senang hati bisa meng-guide agar mereka bisa mendapatkan informasi yang diinginkan, kerenlah anak-anak ini," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ganjar berharap ASEAN Youth wujudkan moderasi beragama antarbangsa