Saat memberi keterangan pers usai pelepasan ekspor di halaman PT Victoria Beauty Industrial, Purbalingga, Jumat, Mendag mengatakan Victoria merupakan perusahaan yang sangat strategis karena orientasinya ekspor.
"Seluruh produknya ekspor, dapat dolar. Kedua, menyerap tenaga kerja banyak," katanya.
Menurut dia, perusahaan yang berdiri sejak bulan April 2022 menargetkan dapat menyerap 20.000 tenaga kerja dan hingga sekarang telah terserap sebanyak 5.000 tenaga kerja.
Zulkifli mengharapkan jika keberadaan Victoria terus didukung oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga, ke depan Indonesia dapat menjadi negara pengekspor rambut palsu terbesar pertama di dunia karena saat sekarang masih menjadi yang kedua.
Sementara itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan ekspor rambut palsu buatan PT Victoria Beauty Industrial dengan negara tujuan Amerika tersebut senilai 100 ribu dolar Amerika Serikat.
"Jadi, tentunya keberadaan PT Victoria di Kabupaten Purbalingga, harapannya tidak hanya sekadar membuka lapangan pekerjaan karena bisa menampung tenaga kerja 20.000 orang, kebetulan baru enam bulan berjalan sehingga baru terserap 5.000 orang," jelasnya.
Oleh karena itu, kata dia, masih ada sebanyak 15.000 orang lagi yang akan dipekerjakan di PT Victoria Beauty Industrial.
Selain itu, lanjut dia, keberadaan perusahaan rambut palsu tersebut diharapkan bisa meningkatkan geliat perekonomian di Kabupaten Purbalingga.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga Johan Arifin mengaku optimistis jika target penyerapan tenaga kerja sebanyak 20.000 orang itu bisa dipenuhi oleh PT Victoria Beauty Industrial dapat tercapai, Indonesia bisa menjadi negara pengekspor rambut palsu terbesar di dunia.
Menurut dia, PT Victoria Beauty Industrial merupakan salah satu perusahaan penanaman modal asing (PMA) asal Korea Selatan yang bergerak dalam bidang pembuatan rambut palsu.
Saat ini, kata dia, di Purbalingga terdapat 30 pabrik rambut dan bulu mata palsu, 23 di antaranya merupakan PMA, sisanya perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
"Ini nilai plus bagi Purbalingga. Cuma tantangannya bagaimana menghilirisasi industri besar ini ke industri kecil menengah (IKM)," katanya.
Terkait dengan hal itu, Johan mengatakan pihaknya telah merancang upaya hilirisasi industri besar ke IKM, misalnya dalam penyediaan seragam karyawan, sablon kemasan, dan sebagainya.
Manajer Risiko PT Victoria Beauty Industrial Agil Kusumasari mengatakan ekspor yang dilepas Mendag Zulkifli Hasan merupakan ekspor yang ke-99 sejak perusahaan tersebut berdiri pada bulan April 2022.
"Setiap bulan, kami ada pengiriman ekspor. Paling tidak setiap pengiriman ada dua kontainer," jelasnya.