Pasar Dargo Semarang diberdayakan jadi pusat ekonomi
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk memberdayakan kembali Pasar Dargo sebagai pusat aktivitas ekonomi yang strategis, mengingat dulu dikenal sebagai sentra beras dan sentra batu mulia.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Bambang Pramusinto, di Semarang, revitalisasi Pasar Dargo diawali dengan relokasi tahap pertama pedagang Barito Karya Mandiri pada November lalu.
"Alhamdulillah beberapa waktu lalu, relokasi pedagang Barito Karya Mandiri telah dimulai. Mereka kini menempati lantai satu dan dua Pasar Dargo. Langkah ini bertujuan untuk mengaktifkan kembali pasar yang selama ini cenderung pasif," katanya.
Menurut dia, lokasi Pasar Dargo yang berada di pusat kota sangat strategis untuk mendukung aktivitas perdagangan.
"Pemerintah Kota Semarang bermaksud memfungsikan kembali Pasar Dargo agar lebih bermanfaat bagi masyarakat, termasuk pedagang Barito Karya Mandiri dan pedagang-pedagang yang sudah ada," katanya.
Dalam proses revitalisasi, Dinas Perdagangan juga akan mengevaluasi keberadaan karaoke yang telah beroperasi selama lebih dari 15 tahun di area tersebut, apalagi kontrak pihak ketiga tersebut juga telah berakhir pada September 2023.
"Nanti akan kami evaluasi, ya kami sesuaikan dengan aspirasi masyarakat, terutama yang ada di sekitar Pasar Dargo. Tentunya nanti akan kami evaluasi dan akan tata ke tempat yang lebih tepat," katanya.
Selain itu, Pemkot Semarang juga mendukung penuh rencana pelaksanaan even "Sobo Dargo" yang digagas oleh pedagang dan masyarakat sekitar pasar Dargo.
"Ada aspirasi dari pedagang dan masyarakat di sekitar pasar Dargo untuk mengadakan even yang namanya 'Sobo Dargo'. Kami dari Pemerintah Kota dan Dinas Perdagangan sangat mendorong, sangat mensupport dan mendukung kegiatan tersebut," katanya.
Bahkan, pihaknya juga telah menyurvei lokasi dan mendorong kolaborasi dengan sanggar-sanggar seni dan masyarakat yang ada di sekitar Pasar Dargo.
"Acara ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pasar agar kembali ramai dan memperkuat kolaborasi dengan komunitas seni lokal," katanya.
Pada kesempatan itu, Bambang juga berpesan kepada jajaran Dinas Perdagangan, khususnya 6 koordinator wilayah (korwil) dan 38 kepala pasar se-Kota Semarang untuk tidak melakukan aktivitas yang melanggar aturan dan ketentuan.
"Kita harapkan teman-teman, terutama di Dinas Perdagangan Kota Semarang, tidak melakukan pungutan-pungutan di luar ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah Kota Semarang. Tidak ada lagi pungutan-pungutan liar maupun terlibat dalam transaksi lapak," katanya.
Pasar Dargo dulu menjadi sentra perdagangan beras di Kota Semarang yang menjadi rujukan dari berbagai daerah, setelah itu sempat vakum dan kemudian dijadikan sentra batu mulia ketika masa jayanya batu akik.
Saat ini, sejumlah pedagang dan pengrajin batu akik masih tersisa meski tak sebanyak dulu, sementara sebagian lainnya diisi oleh penjual makanan dan minuman, sayuran, serta warung kelontong.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024