Bupati Said apresiasi program "Ojo Kawin Bocah" tekan angka stunting
Kamis, 5 Januari 2023 19:07 WIB
Bupati Boyolali M Said Hidayat saat memberikan pengarahan dalam acara pelantikan dan mengukuhkan Forum Anak Kabupaten Boyolali dan Fasilitator Forum Anak Kabupaten Boyolali masa bakti 2022-2024, di Boyolali, Kamis (5/1/2023). ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Boyolali (ANTARA) - Bupati Boyolali M Said Hidayat mengapresiasi program "Ojo Kawin Bocah" atau jangan menikah usia dini oleh Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) setempat.
Bupati Boyolali M Said Hidayat menyampaikan usai melantik dan mengukuhkan Forum Anak Kabupaten Boyolali dan Fasilitator Forum Anak Kabupaten Boyolali masa bakti 2022-2024, di Boyolali, Kamis.
M Said Hidayat mengatakan agar anak-anak yang tergabung dalam Forum Anak Kabupaten Boyolali mampu berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Pembangunan tidak hanya fisik saja tetapi salah satunya juga pembangunan di bidang pendidikan.
Pemkab Boyolali dalam membangun menghadirkan dan mempersiapkan generasi ke depan yang jauh lebih hebat dan tangguh. Untuk itu, dibuka ruang, agar anak-anak dapat hadir, turut serta berpartisipasi setidaknya memberikan masukan atas ruang lingkup mereka.
Sementara itu, Kepala DP2KBP3A Kabupaten Boyolali Ratri S Survivalina mengungkapkan bahwa regenerasi kepengurusan Forum Anak Kabupaten Boyolali yang dilakukan setiap dua tahun tersebut sebagai upaya untuk mendukung pencapaian predikat Kabupaten Layak Anak dan memberikan suara kepada pengambil kebijakan.
Menyinggung soal pernikahan usia dini di Kabupaten Boyolali, Ratri mengatakan bahwa di daerah ini, ada 170 pasangan yang sempat datang ke kantor DP2KBP3A Kabupaten Boyolali untuk meminta surat rekomendasi. Sehingga, pihaknya membuat sebuah program kegiatan Ojo Kawin Bocah.
Program Ojo Kawin Bocah tersebut anak-anak disadarkan bahwa pernikahan itu, adalah sesuatu hal yang harus direncanakan dan persiapkan dengan matang. Sehingga, jika belum mencapai usia atau kesiapan sampai ke persiapan berumah tangga maka harus diisi dengan kegiatan-kegiatan lain yang positif.
Selain itu, kata dia, dilaporkan bahwa untuk angka kasus stunting di Kabupaten Boyolali mengalami penurunan. Pada Desember 2021 angka kasus stunting di Boyolali mencapai 8 persen dan pada November 2022 menurun menjadi 6,6 persen atau 3.989 kasus.
Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong masyarakat dengan Program Ojo Kawin Bocah, selain memberikan edukasi dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil, juga meningkatkan gizi anak untuk menekan stunting di wilayah ini.
Bupati Boyolali M Said Hidayat menyampaikan usai melantik dan mengukuhkan Forum Anak Kabupaten Boyolali dan Fasilitator Forum Anak Kabupaten Boyolali masa bakti 2022-2024, di Boyolali, Kamis.
M Said Hidayat mengatakan agar anak-anak yang tergabung dalam Forum Anak Kabupaten Boyolali mampu berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Pembangunan tidak hanya fisik saja tetapi salah satunya juga pembangunan di bidang pendidikan.
Pemkab Boyolali dalam membangun menghadirkan dan mempersiapkan generasi ke depan yang jauh lebih hebat dan tangguh. Untuk itu, dibuka ruang, agar anak-anak dapat hadir, turut serta berpartisipasi setidaknya memberikan masukan atas ruang lingkup mereka.
Sementara itu, Kepala DP2KBP3A Kabupaten Boyolali Ratri S Survivalina mengungkapkan bahwa regenerasi kepengurusan Forum Anak Kabupaten Boyolali yang dilakukan setiap dua tahun tersebut sebagai upaya untuk mendukung pencapaian predikat Kabupaten Layak Anak dan memberikan suara kepada pengambil kebijakan.
Menyinggung soal pernikahan usia dini di Kabupaten Boyolali, Ratri mengatakan bahwa di daerah ini, ada 170 pasangan yang sempat datang ke kantor DP2KBP3A Kabupaten Boyolali untuk meminta surat rekomendasi. Sehingga, pihaknya membuat sebuah program kegiatan Ojo Kawin Bocah.
Program Ojo Kawin Bocah tersebut anak-anak disadarkan bahwa pernikahan itu, adalah sesuatu hal yang harus direncanakan dan persiapkan dengan matang. Sehingga, jika belum mencapai usia atau kesiapan sampai ke persiapan berumah tangga maka harus diisi dengan kegiatan-kegiatan lain yang positif.
Selain itu, kata dia, dilaporkan bahwa untuk angka kasus stunting di Kabupaten Boyolali mengalami penurunan. Pada Desember 2021 angka kasus stunting di Boyolali mencapai 8 persen dan pada November 2022 menurun menjadi 6,6 persen atau 3.989 kasus.
Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong masyarakat dengan Program Ojo Kawin Bocah, selain memberikan edukasi dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil, juga meningkatkan gizi anak untuk menekan stunting di wilayah ini.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Said beberkan alasan Arsjad Rasjid ditunjuk Ketua TPN Ganjar Pranowo
05 September 2023 9:36 WIB, 2023
Rektor UIN Raden Mas Said tanggapi viral maba diminta daftar "pinjol"
07 August 2023 13:10 WIB, 2023
Antisipasi bencana, tim gabungan gelar apel siaga bencana di Boyolali
26 October 2022 13:32 WIB, 2022