Semarang (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengajak anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jateng berkolaborasi mencegah pernikahan dini dan stunting.

“Persoalan stunting harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk generasi muda Muhammadiyah, karenanya semua bersama-sama mengampanyekan pentingnya menjaga kesehatan, pengetahuan risiko menikah pada usia dini, pencegahan kekerasan seksual, dan lainnya,” katanya di Semarang, Selasa.

Wagub menyebut salah satu program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang dapat dikampanyekan bersama adalah "Jo Kawin Bocah" untuk mencegah pernikahan dini, stunting, dan persoalan lainnya.
 

Menurut dia, pencegahan pernikahan dini dan stunting harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk para generasi muda Muhammadiyah.

Oleh karena itu, lanjut Wagub, semua bersama-sama mengampanyekan pentingnya menjaga kesehatan, pengetahuan risiko menikah pada usia dini dan pencegahan kekerasan seksual.

Selain bersinergi di bidang kesehatan, program-program IPM Jateng di sektor pendidikan, wirausaha, lingkungan hidup, dan lainnya juga bisa dikolaborasikan dengan program Pemprov Jateng.

“Program-program dari IPM Jateng bisa dikerjasamakan dengan pemerintah provinsi, baik program bidang kesehatan, pemberdayaan perempuan, serta menjaga lingkungan, seperti bencana banjir yang bukan cuma disebabkan curah hujan tinggi dan penataan saluran irigasi belum baik, namun karena kebiasaan manusia juga ikut andil terjadinya kerusakan lingkungan," ujarnya.

Tidak kalah penting adalah terkait Program Rumah Baca yang didirikan IPM Jateng di Kota Surakarta, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Karanganyar diharapkan mampu membangkitkan semangat membaca buku di kalangan masyarakat.

Wagub menilai dengan gemar membaca buku, masyarakat akan bertambah pengetahuan, wawasan, literasi, mengurangi ketergantungan pada gawai, serta bisa terhindar dari hoaks atau berita bohong maupun informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Ketua Umum PW IPM Jateng Ainur Rosyid menyatakan siap bersinergi dengan Pemprov Jateng untuk bersama-sama mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi Jateng, seperti upaya pencegahan stunting, pernikahan dini, pengentasan kemiskinan.
 

"Kami ingin bersinergi dengan pemerintah, utamanya kaitannya dengan program-program yang akan kami laksanakan pada satu periode ini. Kami harap bisa berkontribusi kepada pemerintah, sehingga persoalan-persoalan di Jateng bisa bersama-sama dituntaskan," katanya.

Terkait upaya mengatasi persoalan stunting dan pernikahan usia dini, kata dia, IPM Jateng memiliki program bidang kebijakan publik, pemberdayaan perempuan atau Imawati, serta kesehatan.

“Dalam tiga bidang tersebut terdapat program konselor pelajar yang akan terus digaungkan untuk mengampanyekan pencegahan pernikahan dini, pengetahuan tentang stunting, seks bebas, pelecehan seksual, pemberdayaan perempuan, serta konsultasi remaja dengan menggandeng Rumah Sakit Muhammadiyah,” ujarnya.