Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Jawa Tengah telah menyiapkan lahan di kawasan Meteseh untuk rencana lokasi pembangunan rumah susun bagi warga Perumahan Dinar Indah yang menjadi "langganan" banjir bandang.

"Rencana di Rowosari. Kalau di Meteseh, lokasi untuk tanah bengkok dan sebagainya enggak ada," kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang Ali, di Semarang, Kamis.

Kebetulan, kata dia, ada lahan yang dulunya diperuntukkan bagi Dinas Sosial seluas dua hektare, namun tidak dipakai sehingga akan digunakan untuk lokasi pembangunan rusun tersebut.

Kawasan Rowosari juga tidak terlalu jauh lokasinya dari Perumahan Dinar Indah, dan masih dalam satu kecamatan, yakni Tembalang.

Ia mengatakan sejauh ini Pemkot Semarang baru mengusulkan pembangunan rusun kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk warga Perumahan Dinar Indah Semarang.

"Perencanaan juga belum. Kemarin baru usul aja, kan harus melihat lokasinya dulu. Kami minta rumah susun jadi ya, bukan anggaran. Kalau anggaran mungkin malah kesulitan," katanya.

Proposal permohonan rusun itu sudah ditandatangani Wali Kota Semarang dan dikirimkan secara "online" ke aplikasi Kementerian PUPR, lanjut dia, namun akan segera ditindaklanjuti langsung ke pusat.

Untuk rusun yang diajukan, ia menyebutkan berupa dua buah twin blok yang masing-masing berkapasitas 44 unit tipe 36 lengkap dengan peralatan sehingga langsung bisa ditempati.

"Permintaan kita dua twin blok. Setiap twin blok ada 44 unit. Jadi, kurang lebih total 88-an unit ya," katanya.

Diakuinya jumlah warga Perumahan Dinar Indah memang hanya sekitar 35 kepala keluarga (KK), namun permintaan dua twin blok itu untuk langkah persiapan jika terjadi bencana serupa.

"Kita kan lebih baik mempersiapkan diri. Kita kan enggak tahu bencana ada di mana-mana, bisa aja terjadi tanah longsor. Jadi, nanti ditampung di sana. Kami mempersiapkan diri," kata Ali.

Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu merencanakan pembangunan rumah susun untuk relokasi warga Perumahan Dinar Indah yang selama ini kerap menjadi "langganan" banjir bandang.

"Kayak rumah susun, tapi tidak tinggi. Saya mengajukan ke Kementerian PUPR, mudah-mudahan segera terealisasi sehingga masyarakat sini bisa tenang," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, saat meninjau Sungai Mluweh, Kabupaten Semarang, Rabu (1/2).

Perumahan Dinar Indah Semarang diterjang banjir bandang pada awal Januari lalu akibat jebolnya tanggul sungai yang bersebelahan dengan permukiman warga, dan tercatat satu korban meninggal dunia.

Banjir bandang itu merupakan yang terparah, dan kesekian kalinya menerjang perumahan tersebut. Ketinggian air saat banjir bandang pada awal Januari lalu sudah mencapai atap rumah warga.

Baca juga: Menko PMK: Warga Perumahan Dinar Indah tak perlu relokasi
Baca juga: Warga Dinar Indah Semarang akan direlokasi ke rumah susun