Disnakkan Boyolali sosialisasi ke peternak cegah sapi terserang LSD
Jumat, 3 Februari 2023 10:55 WIB
Seorang peternak saat membersihkan kandang dan memberikan makanan kepada ternak sapi di Desa Donohudan Kecamatan Ngemplak Boyolali, Senin (30/1/2023). ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Boyolali (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, terus melakukan penanganan dengan sosialisasi kepada peternak dan melakukan pengobatan jika ada laporan sapinya terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD.)
"Kami setiap mendapat laporan kasus penyakit LSD hewan ternak langsung datang ke lokasi untuk pengobatan," kata Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali Lusia Dyah Suciati, di Boyolali, Jumat.
Selain itu, Disnakkan juga memberikan bantuan disinfektan kepada para peternak untuk mencegah adanya penularan penyakit LSD di kandangnya. Bahkan, Disnakkan juga menggelar vaksinasi kepada ternak yang masih sehat untuk mencegah penularan.
Disnakkan Boyolali hingga kini sudah melaksanakan vaksinasi LSD terhadap 3.717 ekor sapi. Pihaknya rata-rata melaksanakan vaksinasi terhadap sekitar 200 ekor sapi jenis potong per hari.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan Boyolali dokter hewan Afiany Rifdania sebelumnya mengatakan kasus suspek LSD di Boyolali yang pertama ditemukan di Andong pada tanggal 28 Oktober 2022 hingga saat ini, masih terus bertambah. Hal ini, tentu berdampak pada pasokan daging ke pasar berkurang.
Virus LSD berbeda dengan kasus penyakit PMK pada hewan ternak. Jadi pengobatan sapi kasus LSD harus diulang setelah 10 hari. Kalau kasus PMK pengobatan ulang di hari ketiga.
Masyarakat harus mengikuti prosedur tersebut hingga sapi sembuh. Dua kali pengobatan ternak sudah sembuh atau kondisi luka sudah mengering dan kulitnya kembali normal.
"Kami minta peternak selain tetap menjaga kebersihan di kandang, juga memberikan pakan ternak bergizi dan baik, maka ternak sakit akan cepat kembali pulih," katanya.
Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah, menyebutkan, penyakit LSD yang menyebabkan banyak benjolan pada hewan ternak sapi di daerah itu, terus bertambah menjadi 1.103 kasus.
Sebanyak 32 ekor sapi di Boyolali dinyatakan positif terjangkit penyakit LSD berdasarkan uji laboratorium. Sedangkan ternak mati, potong paksa dan dijual karena penyakit LSD belum ada.
Menurut dia, sapi yang dinyatakan sembuh dari penyakit LSD bertambah lima ekor sehingga totalnya menjadi 27 ekor, sehingga sisa sapi yang masih suspek penyakit LSD ada sebanyak 1.076 kasus.
Jumlah sapi yang suspek LSD di Boyolali tersebut tersebar di 75 desa dari 16 kecamatan. Sebagian besar di Boyolali bagian Utara antara lain di Kecamatan Wonosamodro, Wonosegoro, Kemusu, dan Juwangi.
Kasus LSD tersebut yang diserang kebanyakan hewan ternak sapi potong, sedangkan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak yang diserang hewan ternak jenis sapi perah.
Baca juga: Penyakit kulit berbenjol turunkan produksi susu Temanggung
"Kami setiap mendapat laporan kasus penyakit LSD hewan ternak langsung datang ke lokasi untuk pengobatan," kata Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali Lusia Dyah Suciati, di Boyolali, Jumat.
Selain itu, Disnakkan juga memberikan bantuan disinfektan kepada para peternak untuk mencegah adanya penularan penyakit LSD di kandangnya. Bahkan, Disnakkan juga menggelar vaksinasi kepada ternak yang masih sehat untuk mencegah penularan.
Disnakkan Boyolali hingga kini sudah melaksanakan vaksinasi LSD terhadap 3.717 ekor sapi. Pihaknya rata-rata melaksanakan vaksinasi terhadap sekitar 200 ekor sapi jenis potong per hari.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan Boyolali dokter hewan Afiany Rifdania sebelumnya mengatakan kasus suspek LSD di Boyolali yang pertama ditemukan di Andong pada tanggal 28 Oktober 2022 hingga saat ini, masih terus bertambah. Hal ini, tentu berdampak pada pasokan daging ke pasar berkurang.
Virus LSD berbeda dengan kasus penyakit PMK pada hewan ternak. Jadi pengobatan sapi kasus LSD harus diulang setelah 10 hari. Kalau kasus PMK pengobatan ulang di hari ketiga.
Masyarakat harus mengikuti prosedur tersebut hingga sapi sembuh. Dua kali pengobatan ternak sudah sembuh atau kondisi luka sudah mengering dan kulitnya kembali normal.
"Kami minta peternak selain tetap menjaga kebersihan di kandang, juga memberikan pakan ternak bergizi dan baik, maka ternak sakit akan cepat kembali pulih," katanya.
Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah, menyebutkan, penyakit LSD yang menyebabkan banyak benjolan pada hewan ternak sapi di daerah itu, terus bertambah menjadi 1.103 kasus.
Sebanyak 32 ekor sapi di Boyolali dinyatakan positif terjangkit penyakit LSD berdasarkan uji laboratorium. Sedangkan ternak mati, potong paksa dan dijual karena penyakit LSD belum ada.
Menurut dia, sapi yang dinyatakan sembuh dari penyakit LSD bertambah lima ekor sehingga totalnya menjadi 27 ekor, sehingga sisa sapi yang masih suspek penyakit LSD ada sebanyak 1.076 kasus.
Jumlah sapi yang suspek LSD di Boyolali tersebut tersebar di 75 desa dari 16 kecamatan. Sebagian besar di Boyolali bagian Utara antara lain di Kecamatan Wonosamodro, Wonosegoro, Kemusu, dan Juwangi.
Kasus LSD tersebut yang diserang kebanyakan hewan ternak sapi potong, sedangkan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak yang diserang hewan ternak jenis sapi perah.
Baca juga: Penyakit kulit berbenjol turunkan produksi susu Temanggung
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pembangunan sentra tembakau di Kudus memasuki tahap serah terima lahan
22 April 2023 17:02 WIB, 2023
Lokasi SIHT Kudus di lahan sawah dilindungi, pemkab ajukan perubahan status
24 March 2023 14:36 WIB, 2023
Disnakkan Boyolali optimalkan tangani LSD pada sapi cegah tambah kasus
17 March 2023 16:21 WIB, 2023
Dinas Pertanian dan Pangan Kudus bantu pengobatan sapi positif virus LSD
08 March 2023 22:39 WIB, 2023