Kudus (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyerahkan bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap senilai Rp60 juta untuk dua pondok pesantren di Kabupaten Kudus, Jumat.
Kedua ponpes yang menerima bantuan PLTS Atap itu, Pondok Pesantren Darul Falah, Jekulo dan Ponpes Al-Qur’an Arroudlotul Mardliyah II.
Kiai Haji Muh Jazuli selaku perwakilan dari ponpes, mengucap syukur atas bantuan berupa PLTS Atap yang diserahkan langsung oleh Gubernur Ganjar Pranowo.
“Santri di sini jumlahnya ada sekitar 1.000, putra dan putri. Kami sangat berterima kasih dan bersyukur diampiri, disilaturahimi orang nomor satu Jawa Tengah, ini kebahagiaan bagi keluarga besar pesantren. Ini kebersamaan ulama umara, inilah contohnya. Terima kasih atas kehadirannya, semoga jadi berkah untuk kita semuanya,” katanya.
Selain menyerahkan PLTS Atap, Ganjar juga memberikan paket sarana dan prasarana perikanan budi daya senilai Rp19 juta untuk Remaja Asri.
Bantuan yang diserahkan kepada Pemkab Kudus, di antaranya, perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) untuk 39 orang senilai Rp780 juta, bantuan sarana prasarana desa untuk 218 lokasi senilai Rp26 miliar, dan bantuan pengembangan desa wisata di tiga tempat senilai Rp300 juta sehingga total bantuan Rp41,8 miliar.
Ganjar Pranowo mengungkapkan bantuan PLTS Atap hanya sebagian dari berbagai bantuan yang diberikan di Kabupaten Kudus dengan harapan masyarakat semakin mengenal PLTS.
“Kami dorong pondok pesantren, ada sekolahan, ada tempat-tempat kelompok kegiatan masyarakat, kami kenalkan PLTS agar mereka mulai belajar transisi energi yang kecil-kecilan dululah,” ujarnya.
Mantan Anggota DPR RI itu, menjelaskan pengembangan energi baru terbarukan terus dilakukan di Jateng tidak mudah karena masyarakat harus diberikan sosialisasi dan edukasi.
Dengan demikian, dirinya tak menampik mahalnya infrastruktur pendukung menjadi kendala.
“Tapi kami mulai kenalkan dengan cara pemerintah hadir sekaligus sebagai stimulan, tapi nanti kalau kenal, produksi mulai banyak, harapan kami nanti mulai terbiasa. Karena nanti kalau sudah masuk mobil motor listrik kan orang mulai terbiasa,” katanya.
Terkait dengan bantuan yang diberikan, ia menegaskan agar tata kelola keuangan diatur sebaik mungkin dan menjaga integritas.
“Tata kelola keuangannya mesti bagus kalau gak tahu tanya. Kedua, juga saya minta tidak boleh ada yang potong, siapa pun, gak boleh sehingga kalau ada yang motong, laporkan ke saya agar kami bisa menggunakan itu dengan benar,” ujarnya.
Bauran EBT di Jawa Tengah dalam lima tahun terakhir dilaporkan terus mengalami peningkatan. Pada 2018, capaian bauran EBT di angka 10,82 persen atau melampaui target yang dipatok 10,32 persen.
Pada 2022, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng mencatat capaian bauran EBT di angka 15,76 persen, sedangkan berdasarkan Perda Jateng No.12/2028, diharapkan bauran EBT pada 2050 menyentuh angka 28,82 persen.