Semarang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jateng dan Pemerintah Kota Semarang menyelenggarakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dengan memberdayakan digitalisasi pertanian.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra, saat pencanangan GNPIP di Semarang, Jumat, menyebutkan setidaknya ada tujuh program utama GNPIP secara nasional.

Ketujuh program itu, yakni operasi pasar, gerakan tanam dan replikasi model bisnis, kerja sama antardaerah, subsidi ongkos angkut, serta pemanfaatan alat dan sarana produksi pertanian.

Kemudian, penguatan pemanfaatan infrastruktur teknologi, informasi, komunikasi, serta koordinasi dan komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi.

"Dari tujuh program itu, Jateng memiliki dua program unggulan. Berupa gerakan tanam dengan fasilitas 'green house' dan launching learning center digital farming untuk replikasi program PERMADI TANDUR (Pertanian Menggunakan Digital, Petani Menjadi Makmur)," katanya.

Pada kegiatan GNPIP bertema "Sinergi dan Inovasi untuk Ketahanan Pangan melalui Digitalisasi Pertanian Jateng" itu, digelar berbagai program, seperti pasar murah melibatkan partisipasi 19 pihak, yakni produsen, distributor, gapoktan, badan usaha milik daerah (BUMD), dan badan usaha milik petani (BUMP).

"Pasar murah menyediakan berbagai komoditas, yakni beras, cabai, bawang, telur, daging ayam ras, daging sapi, dan olahan makanan. Serta ada edukasi tebus murah makanan dengan QRIS," jelasnya.

Secara garis besar, Rahmat menjelaskan bahwa GNPIP bertujuan memperkuat langkah pengendalian inflasi pangan melalui pengendalian sisi pasokan yang bersifat struktural, "forward looking", berbasis digital, serta mengedepankan sinergi kebijakan dan kelembagaan.

Sebagai bagian upaya menekan laju inflasi, Rahmat mengapresiasi langkah Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang mengajak kalangan aparatur sipil negara (ASN) untuk berbelanja di pasar tradisional.

"Bu Ita (sapaan wali kota, red,) tadi mengajak ASN untuk berbelanja di Pasar Johar, ada 2.000 ASN. Terima kasih," kata Rahmat.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Jateng Sumarno mengapresiasi sinergi yang dilakukan BI, TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah), dan Pemkot Semarang dalam menjaga laju inflasi menjelang Lebaran agar tetap terkendali.

Berbagai langkah, kata dia, akan terus dilakukan memastikan stabilisasi harga dan ketahanan pangan di Jateng, utamanya menjelang Idul Fitri 2023 dengan peningkatan dan efisiensi produktivitas pertanian.

"Posisi Idul Fitri konsumsi yang banyak tentunya akan terjadi inflasi. Kami akan terus berjaga memastikan harga tetap terkendali," pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut, TPID Jateng memberikan penghargaan kepada TPID Kota Semarang dalam rangka pelaksanaan pengendalian inflasi melalui pasar murah yang masif.

Selain itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu juga mendapatkan penghargaan "Bunda QRIS Kota Semarang" sebagai apresiasi BI kepada pemerintah daerah dalam akselerasi QRIS.