Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) terus berkomitmen dalam memperkuat layanan Local Currency Settlement (LCS) untuk mendukung perkembangan bisnis ekspor dan impor di Indonesia.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, menyebutkan saat ini BNI telah mengembangkan layanan LCS dengan berbagai mata uang, seperti RMB (Renminbi), JPY (Yen Jepang), MYR (Malaysian Ringgit) dan THB (Thailand Baht).

Adapun hingga kuartal I 2023, BNI mencatatkan volume transaksi LCS di BNI sebesar Rp1,3 triliun atau tumbuh 44,2 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

"Komitmen BNI dalam mengembangkan layanan LCS sebagai dukungan bagi bisnis ekspor dan impor di Indonesia tercermin dari pertumbuhan yang signifikan pada volume transaksi LCS," kata Okki Rushartomo.

Adapun untuk meningkatkan pertumbuhan tersebut, BNI terus mengembangkan produk dan layanannya, memperluas jaringan kerja sama dengan bank-bank asing, serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah.
 

Selain itu, BNI juga melakukan berbagai upaya untuk menarik minat pelaku ekspor dan impor, seperti memberikan kemudahan dalam pembukaan rekening LCS, serta menyediakan platform aplikasi digital bagi nasabah untuk memudahkan transaksi.

BNI juga berpartisipasi dalam pameran-pameran perdagangan internasional untuk memperluas jaringan kerja sama dengan pelaku bisnis di luar negeri.

BNI, juga menegaskan akan terus berinovasi dan memperkuat layanan LCS demi mendukung pertumbuhan bisnis ekspor dan impor di Indonesia.

Seperti diketahui, pertumbuhan transaksi LCS dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perkembangan bisnis ekspor dan impor di Indonesia, kebijakan pemerintah terkait perdagangan internasional, serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

"Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju, BNI yakin dapat terus memberikan layanan LCS yang semakin berkualitas dan memperkuat posisinya sebagai bank terkemuka dalam bisnis ekspor dan impor di Indonesia," pungkas Okki.