Semarang (ANTARA) - Tim Peneliti Universitas Semarang (USM) melakukan kunjungan ke internal farm PT Zara Propertifarm Indonesia di Bogor, Jawa Barat, baru-baru ini.

Kunjungan itu guna mendalami permasalahan yang dihadapi dunia industri peternakan ayam pedaging. Selain itu, juga untuk hilirisasi hasil produk riset yang dilakukan tim peneliti USM.

Hal itu diungkapkan Koordinator Tim Peneliti USM, Satria Pinandita, ST, M.Eng usai kunjungan ke PT Zara Propertifarm Indonesia di Bogor.

Tim peneliti USM diterima Direktur dan Farm Manager PT Zara Propertifarm Indonesia Kota Bogor Bagus widiatmoko, S.Pt.

Tim Peneliti terdiri atas Satria Pinandita, ST, M.Eng, Dr. Andhy Tri Adriyanto, SE, MM, Dr. Supari, ST. MT, Dr. Yuliyanto Budi Setyawan S.Sos, M.Si, Diah Aryati Puji Lestari, S.Si, M.Si, Intani Dewi, S.Pt, M.Sc, M.Si (dosen IPB)  dan
Jonathan Anugrah Lase, S.Pt, M.Si (BRIN).

''Kunjungan ini tindak lanjut kerja sama yang telah dilakukan antara Universitas Semarang dan PT Zara Propertifarm Indonesia pada 4 Oktober 2022 di Kota Semarang,'' kata Satria.

Menurutnya, tujuan kunjungan ini memperkenalkan keahlian tim peneliti dari USM sebagai problem solver bagi pihak industri.

Dia berharap terciptanya purwarupa baru based on problem dari pihak industri, yang berpotensi menjadi minimum viable product untuk kepentingan komersialisasi inovasi yang bermanfaat bagi USM dalam bentuk pembayaran royalti.

''Dari hasil kunjungan ini nanti ada riset bersama berdasarkan pengalaman bisnis dari pihak industri dan kemampuan teknis dari akademisi,'' ungkapnya.

Dia mengatakan pihaknya memperkenalkan konsep mandiri energi menggunakan generator dual energi berbasis ATS, untuk memperpanjang umur simpan produk ayam pedaging dalam bentuk beku.

Hasil hilirisasi produk purwarupa generator dual energi dibantu dua mahasiswa yang tugas skripsinya dibiayai oleh PT Zara Propertifarm Indonesia. Kedua mahasiswa itu adalah Dian Nova Saputra dan Anggara Fuad Al Amin.

Skema kemitraan untuk hilirisasi inovasi hasil riset berisi tentang pengembangan produk inovasi bersama dunia industri. 

''Kegiatan pada desain program ini sangat penting untuk diwujudkan, supaya para peternak rakyat bisa tetap berbudi daya menuju kepada kemandirian pangan. Perlu digarisbawahi bahwa keberlanjutan program nantinya akan dilakukan oleh pihak mitra industri dengan mengomersialisasi rekacipta pada kegiatan usahanya,'' tuturnya.

Menurutnya, sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa kedua belah pihak sudah memiliki rekam jejak yang relevan terhadap desain program yang akan dijalankan. Hal ini merupakan bentuk kerja sama bertemunya antara pengalaman bisnis dari dunia industri dan kemampuan teknis yang dimiliki oleh insan akademisi.

Sementara itu, Direktur dan Farm Manager PT Zara Propertifarm Indonesia Kota Bogor Bagus Widiatmoko, S.Pt menyatakan masalah harga ayam yang fluktuatif dan cenderung di bawah harga pokok pemeliharaan, bisa diselesaikan dengan cara penanganan pascapanen dengan menggunakan inovasi dari kampus USM. ***