Muhammadiyah gelar pelatihan pekerja RS untuk antisipasi krisis oksigen
Senin, 22 Mei 2023 19:49 WIB
Pelatihan Manajemen Krisis dan Klinis Oksigen di Rumah Sakit yang digelar Muhammadiyah Disaster Management Center bagi pekerja rumah sakit di Jawa Tengah. (ANTARA/HO-MDMC)
Semarang (ANTARA) - Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menggelar Pelatihan Manajemen Krisis dan Klinis Oksigen bagi pekerja di rumah sakit untuk mengantisipasi krisis oksigen yang mungkin terjadi, sebagaimana ketika pandemi COVID-19.
Didukung oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, MDMC mengundang seorang tenaga penunjang medis dan satu tenaga penunjang nonmedis perwakilan dari 10 RS, serta dua peserta dari Dinkes Jateng yang membidangi kesehatan rujukan.
Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan dalam pernyataan di Semarang, Senin, menjelaskan kegiatan tersebut berbekal pengalaman lonjakan kebutuhan oksigen medis pada Juni 2021, khususnya di Jateng.
Kondisi karena pandemi COVID-19 itu, ujarnya, menyebabkan krisis oksigen medis di berbagai RS di wilayah tersebut.
Berdasarkan hasil pertemuan dengan para pemangku kebijakan terkait, kata dia, ditemukan fakta bahwa kesenjangan akses oksigen medis di Indonesia cukup memprihatinkan.
"Dan perlu adanya keterampilan dan pengetahuan khusus dalam manajemen krisis terkait oksigen medis di RS," ujarnya.
Ia menjelaskan kegiatan itu proyek percontohan pelatihan untuk mengimplementasikan modul yang telah disusun oleh project Sustainable Access to Medical Oxygen (SAM-O2) tahap pertama sebelumnya di Jayapura.
SAM-O2 merupakan kerja sama MDMC dengan PATH, dan didukung Kemenkes untuk meningkatkan pengetahuan tenaga penunjang RS tentang manajemen oksigen dalam pelayanan sehari-hari dan saat krisis oksigen.
Pelatihan digelar dalam beberapa kali pembagian waktu, baik daring maupun tatap muka, dengan melibatkan fasilitator dari Institute of Disaster and Emergency Medicine (I-DEM).
Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah Budi Santoso menyampaikan krisis oksigen di RS mungkin terjadi pada masa mendatang seiring dengan potensi ancaman bencana yang besar di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen, seperti pandemi COVID-19, SARS, kebakaran hutan dengan skala besar dan menimbulkan dampak ISPA.
Ia berharap, pelatihan itu sebagai antisipasi agar tidak menimbulkan krisis kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
"Harapannya beberapa peserta yang terlibat mampu merumuskan strategi pencegahan krisis oksigen melalui penyelenggaraan kebijakan, SOP terkait," katanya.
Didukung oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, MDMC mengundang seorang tenaga penunjang medis dan satu tenaga penunjang nonmedis perwakilan dari 10 RS, serta dua peserta dari Dinkes Jateng yang membidangi kesehatan rujukan.
Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan dalam pernyataan di Semarang, Senin, menjelaskan kegiatan tersebut berbekal pengalaman lonjakan kebutuhan oksigen medis pada Juni 2021, khususnya di Jateng.
Kondisi karena pandemi COVID-19 itu, ujarnya, menyebabkan krisis oksigen medis di berbagai RS di wilayah tersebut.
Berdasarkan hasil pertemuan dengan para pemangku kebijakan terkait, kata dia, ditemukan fakta bahwa kesenjangan akses oksigen medis di Indonesia cukup memprihatinkan.
"Dan perlu adanya keterampilan dan pengetahuan khusus dalam manajemen krisis terkait oksigen medis di RS," ujarnya.
Ia menjelaskan kegiatan itu proyek percontohan pelatihan untuk mengimplementasikan modul yang telah disusun oleh project Sustainable Access to Medical Oxygen (SAM-O2) tahap pertama sebelumnya di Jayapura.
SAM-O2 merupakan kerja sama MDMC dengan PATH, dan didukung Kemenkes untuk meningkatkan pengetahuan tenaga penunjang RS tentang manajemen oksigen dalam pelayanan sehari-hari dan saat krisis oksigen.
Pelatihan digelar dalam beberapa kali pembagian waktu, baik daring maupun tatap muka, dengan melibatkan fasilitator dari Institute of Disaster and Emergency Medicine (I-DEM).
Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah Budi Santoso menyampaikan krisis oksigen di RS mungkin terjadi pada masa mendatang seiring dengan potensi ancaman bencana yang besar di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen, seperti pandemi COVID-19, SARS, kebakaran hutan dengan skala besar dan menimbulkan dampak ISPA.
Ia berharap, pelatihan itu sebagai antisipasi agar tidak menimbulkan krisis kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
"Harapannya beberapa peserta yang terlibat mampu merumuskan strategi pencegahan krisis oksigen melalui penyelenggaraan kebijakan, SOP terkait," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Four people buried in Trunyan Bali following earthquake-triggered landslide
16 October 2021 12:56 WIB, 2021
Indonesia and Japan agree on Rp3.9 trillion loan to mitigate disasters
15 February 2020 8:57 WIB, 2020