
Pemkot Tegal tegaskan serius atasi stunting

Tegal (ANTARA) - Pemerintah Kota Tegal menegaskan keseriusannya mengatasi stunting guna meningkatkan mutu sumber daya manusia di Kota Bahari ini di masa mendatang.
Salah satu wujud keseriusan Pemkot Tegal itu yakni menggelar "Rembuk Stunting" yang dihadiri oleh Wali Kota Dedy Yon Supriyono, Wakil Wali Kota Tegal Tazkiyyatul Muthmaninnah, Sekretaris Daerah Agus Dwi Sulistyantono, Staf Ahli Wali Kota, Asisten, kepala OPD, camat, lurah, kepala puskesmas di lingkungan Pemerintah Kota Tegal di Ruang Adipura, Kamis (6/3).
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dalam sambutannya menyampaikan bahwa rembuk stunting merupakan salah satu peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di tingkat Pemerintah Kota Tegal.
’’Acara rembuk stunting ini adalah bentuk keseriusan pemerintah dalam menurunkan angka stunting sesuai amanat dari Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Dengan bekerja bersama dan saling bersinergi kita pastikan layanan sampai ke sasaran. Melalui pemerintah kota, individu, komunitas, CSR, lembaga donor maupun swasta harus bersinergi dan bersatu dalam upaya penanggulangan stunting,’’ papar Dedy Yon.
Dedy Yon berharap rembuk stunting dapat meningkatkan komitmen bersama dalam penurunan dan pencegahan stunting di Kota Tegal.
’’Kunci pencegahan dan penanganan kasus stunting adalah di seribu hari pertama kelahiran sehingga perhatian kepada ibu hamil dan balita di bawah dua tahun (baduta), baik melalui intervensi gizi spesifik (sektor kesehatan) maupun gizi sensitif (nonkesehatan) perlu kita upayakan. Terkait hal ini, saya minta intervensi tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja tetapi juga dilaksanakan oleh sektor lain. Karena tingkat keberhasilan program ini sangat dipengaruhi sektor non kesehatan,’’ tambah Dedy Yon.
Menurut Wali Kota, masalah gizi tetap menjadi prioritas yang tidak boleh diabaikan. Pemerintah daerah tetap berkewajiban untuk menjamin kecukupan gizi masyarakat.
’’Oleh karenanya, saya minta kepada seluruh perangkat daerah bersama pemangku terkait untuk melakukan inovasi agar upaya pemenuhan gizi masyarakat, utamanya bagi mereka yang rentan seperti ibu hamil, baduta dan balita bisa tetap terpenuhi, dengan memperkuat kearifan lokal pada masing-masing wilayah,’’ tambah Dedy.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono dalam paparannya yang berjudul "Memperkuat Kolaborasi, Sinergitas dan Kemitraan pada Perangkat Daerah dan Stakeholder Terkait Menuju Kota Tegal Zero Stunting" menjelaskan bahwa adanya upaya percepatan penurunan stunting tahun 2025 dengan menghadirkan intervensi, baik intervensi gizi spesifik yang meliputi pelayanan kesehatan gizi masyarakat, pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu melahirkan, bayi, pelayanan kesehatan balita.
’’Adapun intervensi sensitif meliputi pemberian jaminan kesehatan PBI-JKN yang bersumber dari APBD Kota Tegal, program rehabilitasi rumah tidak layak huni, fasilitasi KPM/parenting, layanan air minum dan sanitasi, pemanfaatan sumber daya pekarangan untuk peningkatan asupan gizi, sosial, pemberdayaan masyarakat, dan pelaku usaha,’’ papar Agus.
Wakil Wali Kota Tegal Tazkiyyatul Muthmainnah dalam kesempatan itu berpesan agar jangan ada keluarga berisiko stunting yang luput dari pendampingan karena cara yang paling efektif dalam menurunkan angka stunting adalah dengan melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin.
’’Sasaran pertama yang bisa kita lakukan adalah mendata dan melakukan pemantauan terhadap remaja putri khususnya yang berusia dua belas sampai dengan delapan belas tahun, dengan memberikan edukasi agar rutin mengkonsumsi tablet tambah darah satu tablet per minggu selama 1 tahun. Sasaran kedua adalah para calon pengantin. Terkait ini, saya harapkan dukungan dari Kemenag, khususnya petugas KUA, serta kepada para camat dan lurah se-Kota Tegal, agar turut membantu memberikan edukasi gizi pada saat calon pengantin tersebut melakukan pendaftaran pencatatan pernikahan,’’ ujar Tazkiyyatul.
Terhadap ibu hamil, Tazkiyyatul menyampaikan bahwa ibu hamil merupakan sasaran ketiga untuk dilakukan pendataan dan melakukan pemantauan.
’’Sasaran keempat adalah memberikan intervensi dan pendampingan bagi balita, khususnya yang berusia nol sampai dengan dua puluh tiga bulan, yang terindikasi stunting," ungkap Mba Iin, sapaan akrab Wakil Wali Kota Tegal.
Wakil Wali Kota Tegal juga meminta kepada perangkat daerah dan para pemangku untuk tetap memantau status gizi kelompok rentan dengan menerapkan enam langkah pengendalian pencegahan infeksi yang tepat.
’’Keenam langkah pengendalian pencegahan infeksi yaitu pertama, integrasi program untuk menjaga gizi seimbang. Kedua, mengamankan rantai pasok pangan yang sehat dan bergizi bagi kelompok rentan. Ketiga, penyediaan layanan rutin gizi remaja putri, ibu, baduta dan balita. Keempat, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, dalam tata laksana gizi kurang. Kelima, penyediaan layanan rutin pencegahan kekurangan zat gizi dan suplementasi gizi mikro. Dan keenam, pengambilan data tepat waktu dan informasi pembaruan keamanan pangan melalui kolaborasi lintas sektor,’’ ungkap Tazkiyyatul.
Selain itu, paparan juga disampaikan oleh narasumber lain seperti dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal M. Zaenal Abidin yang memaparkan alur pemodelan pencegahan dan penanganan stunting guna intervensi yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Kepala DPPKBP2PA Kota Tegal, dr. Rofiqoh menyampaikan materi sosialisasi gerakan orang tua asuh cegah stunting yang merupakan program dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga untuk menurunkan angka stunting di Indonesia serta materi Optimalisasi fungsi tim pendamping keluarga dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting di Kota Tegal.
Penyerahan CSR secara simbolis juga dilakukan di acara tersebut dari Baznas, RSUD Kardinah, RS Mitra Keluarga, RSI Harapan Anda, SD Ihsaniyah 1, PT Rian Jaya Perkasa kepada Pemerintah Kota Tegal. Serta dilakukan penandatanganan Komitmen Bersama pencegahan dan penurunan stunting terintergrasi Kota Tegal Tahun 2025. ***
Pewarta : KSM
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2025