Magelang (ANTARA) - Api alam Tri Suci Waisak dari Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah disakralkan di Candi Mendut, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah oleh para biksu sangha, rohaniwan, dan majelis-majelis agama Buddha.

Api alam Tri Suci Waisak tiba di Candi Mendut pada Kamis sore, langsung dibawa ke altar di halaman Candi Mendut. Para biksu kemudian mengambil api itu untuk menyalakan sejumlah lilin berwarna-warni.

Setelah menyalakan lilin, para biksu dan umat melakukan pradaksina atau berjalan mengelilingi Candi Mendut searah jarum jam sebanyak tiga kali.

Usai pradaksina, masing-masing sangha melakukan puja bakti di depan altar.

Wakil Ketua Panitia Waisak 2567 BE/2023 Biksu Dhammavuddho Thera menyampaikan hari ini umat Buddha Indonesia yang diwakili Walubi telah melakukan pengambilan api abadi di Mrapen, Kabupaten Grobogan.

"Api kemudian disemayamkan di Candi Mendut untuk didoakan hari ini sebelum nanti digunakan untuk upacara Waisak pada hari Minggu (4/6)," katanya.

Ia menyebutkan pradaksina di Candi Mendut diikuti sekitar 300 biksu dan 400 umat.

Ketua Umum DPP Walubi S. Hartati Murdaya menjelaskan api merupakan sumber energi besar yang dibutuhkan dalam kehidupan.

"Kita semua memerlukannya. Jadi api menjadi simbol emosi, tentu emosi yang berguna berupa penerangan," katanya.

Ia menyebutkan tema Waisak tahun ini, "Aktualisasi ajaran Buddha Dharma dalam kehidupan sehari-hari", karena umat kalau belajar teori mudah sedangkan dalam praktiknya tidak mudah, ada konflik dan sebagainya.

"Kami dari Walubi mengharapkan ke depan tidak ada konflik, sehingga bisa bekerja semua bisa bekerja dengan baik," katanya.

Baca juga: Biksu thudong puja bakti dan pradaksina di Borobudur