Semarang (ANTARA) - Sebanyak 30 kitab kuno Nusantara berupa manuskrip tulisan tangan dan ketikan koleksi Museum Perkembangan Islam Nusantara, Masjid Agung Jawa Tengah, yang kondisinya nyaris rusak, segera diselamatkan.

Demikian keterangan tertulis yang diterima dari MAJT di Semarang, Kamis.

Kerusakan diketahui setelah Kepala Pusat Preservasi dan Alih Media (Bahan) Perpustakaan Nasional, Dra. Made Ayu Wirayati bersama Tim Preservasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Provinsi Jawa Tengah, pada Mei 2023 meneliti dan mengidentifikasi di Museum MAJT.

“Tim menemukan seluruh koleksi naskah atau kitab kuno di Museum MAJT kondisinya mengkhawatirkan sehingga harus segera diselamatkan,” ujar pemimpin tim pustakawan Budi Wahyono ketika berdialog dengan Pelaksana Pengelola MAJT, Rabu (7/6/2023).

Budi Wahyono, Pustakawan Dinas Arpus Jawa Tengah, menemui pengurus MAJT bersama Aprilia Santi dan Ipuk Wahyu Utami. Kedatangannya diterima Sekretaris PP MAJT Drs. KH Muhyiddin MAg, Wakil Sekretaris Drs KH Istajib AS, dan Korbid Humas H Isdiyanto Isman, SIP.

Atas dasar temuan tersebut, Pusat Preservasi Perpustakaan Nasional RI mengambil kebijakan menyelamatkan koleksi kitab-kitab kuno di Museum MAJT, yang akan ditangani pada September 2023.

Namun sebelum itu, Dinas Arpus dan Perpustakaan Jateng akan menyicil penyelamatan sebelum September, agar dapat selesai sebelum akhir 2023.

Usai diizinkan PP MAJT, tiga Pustakawan tersebut kembali memasuki museum dan mengambil tiga manuskrip, berupa kitab kuno nadzam karya Kiai Rifai Kalisalak, Minhajul Qawim dan Babad Jawi-Arab.

“Bila penyelamatan atas tiga naskah kuno ini selesai, akan kami kembalikan segera, dan kami akan mengambil kitab-kitab kuno lainnya, agar penyelamatan cepat tuntas,” jelasnya.

Budi Wahyono menegaskan Dinas Arpus Jateng selama ini memprogramkan pelestarian naskah kuno untuk masyarakat, baik lembaga maupun perseorangan, yang salah satu Museum MAJT.

Kondisi fisik 30 manuskrip di Museum MAJT, sebagian besar kusam, posisi kertas yang semula tegak kini melengkung dasn berdebu meskipun tersimpan dalam kaca. Pihaknya memiliki dua cara penyelamatan yakni, menyelamatkan secara fisik kertas melalui konservasi dan penyelamatan informasi yang tertulis dalam kertas  melalui alih media digital.

Proses kerja penyelamatan fisik berupa penjilidan ulang, menambal kertas-kertas yang sobek sebagai proses konservasi. Mengingat kertas tersebut berusia ratusan tahun. Misalnya kertas Eropa, yang dapat diketahui usianya dari watermaks yang terdapat dalam kertas tersebut.

Sekretaris MAJT Drs KH Muhyiddin, MAg menyampaikan terima kasih kepada Perpustakaan Nasional RI dan Dinas Arpus Jawa Tengah yang telah membantu pelestarian dan penyelamatan atas kitab-kitab kuno nusantara yang menjadi koleksi Museum MAJT.

“Terus terang kami tidak memiliki tenaga yang kompeten untuk merawat situs-situs yang dikoleksi, sekaligus tidak memiliki anggaran, maka kami bersyukur dibantu oleh pemerintah pusat dan provinsi untuk pelestariannya,” jelasnya.

Kiai Muhyiddin mengizinkan tiga Pustakawan Perpustakaan Jateng mengambil manuskrip untuk penyelamatan. Langkah tersebut sudah direstui para kiai sepuh MAJT, seperti Kiai Ali Mufiz MPA, Kiai Darodji, Kiai Hanief Ismail Lc dan Prof Dr KH Noor Achmad, MA sebagai Ketua PP MAJT.

Atas usulan Pustakawan Budi Wahyono, idealnya naskah-naskah kuno yang usianya sudah tua, tidak perlu ditampilkan, tetapi diganti dalam bentuk replika, Wakil Sekretaris Kiai Istajib AS menyatakan akan berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar membantu anggaran untuk pembuatan replika tersebut. ***