Pohon kurma MAJT berbuah lebat, Mahfud MD panen perdana
Kamis, 29 Juni 2023 21:09 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD panen perdana buah kurma yang ditanam di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Kota Semarang, Kamis (29/6). Dok. Humas MAJT
Semarang (ANTARA) - Masyarakat Jawa Tengah kini dengan mudah bisa menyaksikan langsung pohon kurma berbuah.
Tidak perlu keluar provinsi atau melanglang ke jazirah Arab tempat tanaman berbuah manis ini banyak dijumpai. Akan tetapi, cukup berwisata ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Kota Semarang.
Berkat ketekunan dan usaha keras Pelaksana Pengelola MAJT, pohon kurma itu sekarang ini tidak hanya tumbuh, tapi juga berbuah. Lebat lagi.
Dengan perawatan yang intensif, pohon kurma jenis barhi yang ditanam sejak 3 tahun lalu itu tak hanya memberikan kerindangan, namun juga berbuah lebat. Meskipun warnanya hijau kekuning-kuningan, setelah dicicipi rasanya manis.
Pelaksanaan shalat Idul Adha 1444 Hijriah sengaja dijadikan momentum untuk melakukan panen perdana buah kurma di MAJT. Menko Polhukam Mahfud MD yang menjadi khatib shalat Idul Adha diberi kesempatan memanen perdana buah kurma ini yang berada di depan masjid pada Kamis 29 Juni 2023.
Didampingi Dewan Pengawas MAJT yang juga Ketua Baznas dan Ketua Umum MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi serta Ketua Penanaman dan Perawatan Pohon Kurma MAJT Drs H Istajib AS, Mahfud melakukan panen kurma. Selain jajaran pengurus MAJT, terlihat juga Rektor Unwahas Semarang Prof Dr H Mudzakkir Ali MA.
Ekspresi gembira terlihat pada wajah Mahfud saat menyaksikan pohon kurma yang dipagari tersebut berbuah lebat.
''Baguslah ada kurmanya. Semoga ke depan makin banyak yang berbuah, dan pohonnya makin memperindah lingkungan masjid ini,'' kata Mahfud MD seperti dikutip siaran pers MAJT.
Ada peristiwa menarik dalam kegiatan tersebut. Mahfud tiba-tiba didatangi seorang ibu yang menggendong anak. Sang ibu ingin mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu turut mendoakan anaknya.
Kegiatan panen kurma adalah rangkaian agenda Mahfud di MAJT. Sebelumnya, dia juga meresmikan pertanian di agrowisata MAJT dan melakukan panen buah melon.
Saat ini jajaran pengurus MAJT tengah mem-branding dan mempromosikan MAJT sebagai destinasi wisata dengan kerindangan tanaman. Jika dulu, kawasan seluas 10 hektare ini hanya dikenal sebagai wisata religi, ke depan MAJT bakal berkibar juga sebagai wisata agro yang dilengkapi aneka tanaman pertanian dan perkebunan.
Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji mengatakan MAJT diharapkan bisa menjadi sentra buah kurma sehingga masyarakat yang berkunjung ke MAJT merasa seperti berkunjung di Mekkah.
Dia berharap buah kurma yang ditanam cepat berbuah. Kalau saat ini baru ada satu pohon, semoga pohon kurma lainnya segera berbuah, seperti halnya di kawasan Timur Tengah sehingga bisa menjadi sentra kurma.
"Agar membuahkan hasil maka pengelolaan tanaman kurma harus lebih diperhatikan, mengingat pohon kurma umumnya hidup di daerah panas seperti di Timur Tengah,'' kata Kiai Darodji.
150 pohon
Sementara itu, Ketua Penanaman dan Perawatan Pohon Kurma, H Istajib AS menjelaskan di kawasan MAJT ada 150 pohon kurma, terdiri atas 135 jenis barhi dan 15 jenis ajwa. Kedua jenis kurma tersebut dikenal bisa tumbuh karena cocok untuk daerah tropis.
Dia mencontohkan pohon kurma barhi ternyata lebih cepat berbuah di luar prediksi. Hal tersebut diyakini karena doa-doa para kiai dan jemaah yang menunaikan shalat di MAJT.
''Alasan memilih barhi karena pohonnya besar dan daunnya rimbun. Sedangkan adanya pohon kurma ajwa merupakan saran dari para kiai, agar ada ajwa di sini yang dikenal sebagai kurma nabi,'' kata Wakil Sekretaris PP MAJT itu.
Menurut dia, bibit kurma itu dibeli di Sleman, D.I.Y. dengan harga satu bibit Rp300 ribu untuk usia 1 tahun. Terkait perawatan, pihaknya mempekerjakan dua karyawan yang setiap hari memupuk dan merawatnya.
''Ternyata merawatnya tak sesulit yang dibayangkan. Saya belajar dari medsos untuk merawat kurma ini, mulai dari pemupukan dan penyiraman. Hama yang sering mengganggu adalah kwangwung,'' katanya.
Begitu panen, kata dia, masyarakat bisa membelinya. Kurma diyakini, jika dikonsumsi bisa membantu kesuburan wanita yang merindukan punya momongan.
Guna memantapkan pengelolaan kurma, kata dia, pengurus berencana melakukan studi banding ke wisata kebun kurma di Pasuruan, Jawa Timur. Harapannya, bisa menimba ilmu sehingga tanaman kurma di MAJT makin tumbuh subur dengan hasil yang melimpah.***
Tidak perlu keluar provinsi atau melanglang ke jazirah Arab tempat tanaman berbuah manis ini banyak dijumpai. Akan tetapi, cukup berwisata ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Kota Semarang.
Berkat ketekunan dan usaha keras Pelaksana Pengelola MAJT, pohon kurma itu sekarang ini tidak hanya tumbuh, tapi juga berbuah. Lebat lagi.
Dengan perawatan yang intensif, pohon kurma jenis barhi yang ditanam sejak 3 tahun lalu itu tak hanya memberikan kerindangan, namun juga berbuah lebat. Meskipun warnanya hijau kekuning-kuningan, setelah dicicipi rasanya manis.
Pelaksanaan shalat Idul Adha 1444 Hijriah sengaja dijadikan momentum untuk melakukan panen perdana buah kurma di MAJT. Menko Polhukam Mahfud MD yang menjadi khatib shalat Idul Adha diberi kesempatan memanen perdana buah kurma ini yang berada di depan masjid pada Kamis 29 Juni 2023.
Didampingi Dewan Pengawas MAJT yang juga Ketua Baznas dan Ketua Umum MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi serta Ketua Penanaman dan Perawatan Pohon Kurma MAJT Drs H Istajib AS, Mahfud melakukan panen kurma. Selain jajaran pengurus MAJT, terlihat juga Rektor Unwahas Semarang Prof Dr H Mudzakkir Ali MA.
Ekspresi gembira terlihat pada wajah Mahfud saat menyaksikan pohon kurma yang dipagari tersebut berbuah lebat.
''Baguslah ada kurmanya. Semoga ke depan makin banyak yang berbuah, dan pohonnya makin memperindah lingkungan masjid ini,'' kata Mahfud MD seperti dikutip siaran pers MAJT.
Ada peristiwa menarik dalam kegiatan tersebut. Mahfud tiba-tiba didatangi seorang ibu yang menggendong anak. Sang ibu ingin mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu turut mendoakan anaknya.
Kegiatan panen kurma adalah rangkaian agenda Mahfud di MAJT. Sebelumnya, dia juga meresmikan pertanian di agrowisata MAJT dan melakukan panen buah melon.
Saat ini jajaran pengurus MAJT tengah mem-branding dan mempromosikan MAJT sebagai destinasi wisata dengan kerindangan tanaman. Jika dulu, kawasan seluas 10 hektare ini hanya dikenal sebagai wisata religi, ke depan MAJT bakal berkibar juga sebagai wisata agro yang dilengkapi aneka tanaman pertanian dan perkebunan.
Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji mengatakan MAJT diharapkan bisa menjadi sentra buah kurma sehingga masyarakat yang berkunjung ke MAJT merasa seperti berkunjung di Mekkah.
Dia berharap buah kurma yang ditanam cepat berbuah. Kalau saat ini baru ada satu pohon, semoga pohon kurma lainnya segera berbuah, seperti halnya di kawasan Timur Tengah sehingga bisa menjadi sentra kurma.
"Agar membuahkan hasil maka pengelolaan tanaman kurma harus lebih diperhatikan, mengingat pohon kurma umumnya hidup di daerah panas seperti di Timur Tengah,'' kata Kiai Darodji.
150 pohon
Sementara itu, Ketua Penanaman dan Perawatan Pohon Kurma, H Istajib AS menjelaskan di kawasan MAJT ada 150 pohon kurma, terdiri atas 135 jenis barhi dan 15 jenis ajwa. Kedua jenis kurma tersebut dikenal bisa tumbuh karena cocok untuk daerah tropis.
Dia mencontohkan pohon kurma barhi ternyata lebih cepat berbuah di luar prediksi. Hal tersebut diyakini karena doa-doa para kiai dan jemaah yang menunaikan shalat di MAJT.
''Alasan memilih barhi karena pohonnya besar dan daunnya rimbun. Sedangkan adanya pohon kurma ajwa merupakan saran dari para kiai, agar ada ajwa di sini yang dikenal sebagai kurma nabi,'' kata Wakil Sekretaris PP MAJT itu.
Menurut dia, bibit kurma itu dibeli di Sleman, D.I.Y. dengan harga satu bibit Rp300 ribu untuk usia 1 tahun. Terkait perawatan, pihaknya mempekerjakan dua karyawan yang setiap hari memupuk dan merawatnya.
''Ternyata merawatnya tak sesulit yang dibayangkan. Saya belajar dari medsos untuk merawat kurma ini, mulai dari pemupukan dan penyiraman. Hama yang sering mengganggu adalah kwangwung,'' katanya.
Begitu panen, kata dia, masyarakat bisa membelinya. Kurma diyakini, jika dikonsumsi bisa membantu kesuburan wanita yang merindukan punya momongan.
Guna memantapkan pengelolaan kurma, kata dia, pengurus berencana melakukan studi banding ke wisata kebun kurma di Pasuruan, Jawa Timur. Harapannya, bisa menimba ilmu sehingga tanaman kurma di MAJT makin tumbuh subur dengan hasil yang melimpah.***
Pewarta : Zaenal
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Segera Diresmikan Jokowi, MAJT Magelang sajikan pemandangan Candi Borobudur
19 September 2024 20:09 WIB
Uskup Agung Semarang sampaikan selamat Idul Fitri di Masjid Agung Jawa Tengah
10 April 2024 13:23 WIB