Semarang (ANTARA) - Pemerintah kota Semarang, Jawa Tengah, melalui Dinas Perdagangan dan Dinas Ketahanan Pangan memastikan harga komoditas, terutama cabai dan bawang merah sejauh ini masih normal meski ada tren kenaikan harga.

"Ibu Wali Kota mendapatkan info ada kenaikan beberapa komoditas pangan, terutama sayuran di Pasar Peterongan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang Bambang Pramusinto, di Semarang, Rabu.

Dari inspeksi mendadak (sidak) harga di Pasar Peterongan, kata dia, memang ditemukan kenaikan harga komoditas sayuran, terutama cabai dan bawang merah, tetapi masih dalam acuan harga Badan Pangan Nasional.

Harga bawang merah di Pasar Peterongan Rp35.000-38.000 per kilogram, rata-rata harga yang dihimpun dari enam pasar tradisional adalah Rp35.800 per kg, sedangkan acuan harga dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) adalah Rp36.500-Rp41.500 per kg.

Harga cabai merah keriting di Pasar Peterongan Rp25.000-Rp30.000 per kg, rata-rata harga di enam pasar adalah Rp34.000, sedangkan harga acuan dari Bapanas adalah Rp37.000-Rp55.000 per kg.

Harga cabai rawit di Pasar Peterongan Rp25.000-Rp30.000 per kg, rata-rata harga enam pasar adalah Rp28.500 per kg, sedangkan harga acuan dari Bapanas adalah Rp40.000-Rp57.000 per kg.

Bambang menjelaskan enam pasar tradisional yang dimaksud untuk rata-rata harga adalah Pasar Johar, Pasar Karangayu, Pasar Gayamsari, Pasar Simongan, Pasar Bulu, dan Pasar Peterongan.

"Secara umum, harga di Pasar Peterongan tidak terlalu tinggi dengan rata-rata pasar di Kota Semarang. Kemudian kami bandingkan juga dari harga acuan Badan Pangan Nasional, ternyata harga di kota Semarang masih di bawah harga acuan, masih jauh," katanya.

"Artinya, harga sebenarnya masih normal. Memang ada tren kenaikan, tetapi masih di bawah harga acuan tadi," tambahnya.

Dalam sidak tersebut, Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang juga menemukan wortel dan tomat mengalami kenaikan, tetapi bukan merupakan komoditas pangan strategis sehingga tidak dibuatkan harga acuannya.

Selanjutnya, Bambang akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, termasuk pentingnya perubahan manajemen untuk suplai komoditas ke pasar-pasar rakyat di Kota Semarang.

"Besok saya akan coba koordinasikan dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan. Mungkin perlu ada perubahan manajemen untuk suplai komoditas di pasar-pasar rakyat di Kota Semarang," katanya.

"Mereka kan, selama ini kulakannya di pasar induk. Coba nanti kami akan gandeng badan usaha milik petani (BUMP). Supaya harga di kota Semarang tidak dimainkan dengan harga pasar," katanya.

Baca juga: Harga jual kedelai impor di Kudus naik