Laju inflasi di Jateng masih terkendali
Kamis, 20 Juli 2023 23:33 WIB
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra. (ANTARA/HO-Dok BI jateng)
Semarang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah mencatat bahwa laju inflasi di wilayah tersebut pada Juni 2023 masih terkendali meski sejumlah komoditas mengalami peningkatan harga.
Kepala Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwi Saputra mengatakan di Semarang, Kamis, menyebutkan inflasi gabungan enam kota di Jateng pada Juni 2023 sebesar 3,18 (year on year) atau 0,03 (month to month).
Inflasi gabungan tersebut, kata dia, dipengaruhi tekanan dari inflasi pangan, terutama daging ayam ras dan bawang putih, namun penyesuaian tarif bawah bahan bakar minyak (BBM) mampu menahan laju inflasi lebih dalam.
Menurut dia, tingkat inflasi Jateng pada Juni 2023 itu lebih rendah dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,52, dan dan termasuk terendah kedua di Jawa setelah Banten (3,15), diikuti Jakarta (3,20).
"Pangsa inflasi Jateng mencapai 4,44 persen terhadap inflasi nasional. Secara spasial, bobot inflasi terbesar berasal dari Kota Semarang, yaitu 61,70 persen terhadap inflasi Jateng," katanya.
Meski demikian, BI tetap mewaspadai potensi tekanan inflasi ke depan yang disebabkan fenomena gelombang panas akibat El Nino yang telah berdampak di sejumlah negara produsen raw sugar.
"Heatwave" atau gelombang panas akibat El Nino di sejumlah negara produsen raw sugar menyebabkan peningkatan harga gula rafinasi di dalam negeri.
"Mudah-mudahan tidak terlalu kering. Saya dengar di sejumlah daerah masih ada hujan cukup deras ya," kata Rahmat.
Secara global, kata dia, tekanan inflasi di Amerika Serikat masih cukup tinggi, kebijakan moneter di Eropa juga masih ketat, sedangkan di Jepang masih longgar.
"Di Tiongkok, pertumbuhan ekonomi juga tidak sekuat prakiraan di tengah inflasi yang rendah sehingga mendorong pelonggaran kebijakan moneter," katanya.
Selain itu, BI juga turut mewaspadai potensi tekanan inflasi yang disebabkan penyesuaian harga produsen atau second round effect seiring kenaikan atau penyesuaian harga Pertalite oleh pemerintah.
Saat ini, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) 2023 untuk berupaya menekan laju inflasi di Jateng.
Berbagai upaya tercakup dalam GNPIP 2023, antara lain operasi pasar atau pasar murah, bantuan alat dan mesin pertanian atau sarana produksi pertanian, hingga subsidi harga dan ongkos angkut.
Kepala Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwi Saputra mengatakan di Semarang, Kamis, menyebutkan inflasi gabungan enam kota di Jateng pada Juni 2023 sebesar 3,18 (year on year) atau 0,03 (month to month).
Inflasi gabungan tersebut, kata dia, dipengaruhi tekanan dari inflasi pangan, terutama daging ayam ras dan bawang putih, namun penyesuaian tarif bawah bahan bakar minyak (BBM) mampu menahan laju inflasi lebih dalam.
Menurut dia, tingkat inflasi Jateng pada Juni 2023 itu lebih rendah dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,52, dan dan termasuk terendah kedua di Jawa setelah Banten (3,15), diikuti Jakarta (3,20).
"Pangsa inflasi Jateng mencapai 4,44 persen terhadap inflasi nasional. Secara spasial, bobot inflasi terbesar berasal dari Kota Semarang, yaitu 61,70 persen terhadap inflasi Jateng," katanya.
Meski demikian, BI tetap mewaspadai potensi tekanan inflasi ke depan yang disebabkan fenomena gelombang panas akibat El Nino yang telah berdampak di sejumlah negara produsen raw sugar.
"Heatwave" atau gelombang panas akibat El Nino di sejumlah negara produsen raw sugar menyebabkan peningkatan harga gula rafinasi di dalam negeri.
"Mudah-mudahan tidak terlalu kering. Saya dengar di sejumlah daerah masih ada hujan cukup deras ya," kata Rahmat.
Secara global, kata dia, tekanan inflasi di Amerika Serikat masih cukup tinggi, kebijakan moneter di Eropa juga masih ketat, sedangkan di Jepang masih longgar.
"Di Tiongkok, pertumbuhan ekonomi juga tidak sekuat prakiraan di tengah inflasi yang rendah sehingga mendorong pelonggaran kebijakan moneter," katanya.
Selain itu, BI juga turut mewaspadai potensi tekanan inflasi yang disebabkan penyesuaian harga produsen atau second round effect seiring kenaikan atau penyesuaian harga Pertalite oleh pemerintah.
Saat ini, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) 2023 untuk berupaya menekan laju inflasi di Jateng.
Berbagai upaya tercakup dalam GNPIP 2023, antara lain operasi pasar atau pasar murah, bantuan alat dan mesin pertanian atau sarana produksi pertanian, hingga subsidi harga dan ongkos angkut.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Habibie Democracy Forum 2024, wadah strategis bahas masa depan demokrasi Indonesia
13 November 2024 15:34 WIB
Daftar nama pemain timnas hadapi Jepang dan Arab Saudi, Sayuri bersaudara kembali dipanggil
13 November 2024 12:18 WIB
Khong Guan Grup luncurkan "Sejuta Bola Superco Untuk Indonesia" tahun ketiga
11 November 2024 13:29 WIB