Semarang (ANTARA) - Jasa Raharja bersama Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mengajak ratusan mahasiswa di Bali menjadi pelopor keselamatan di jalan raya melalui program Kampus Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas yang digelar di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Bali, Rabu (9/9/2023).
Acara ini diikuti oleh 300-an mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, antara lain Universitas Udayana, Universitas Warmadewa, Universitas Ngurah Rai, dan Universitas Maha Saraswati. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa juga melakukan Deklarasi Kampus Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas sebagai komitmen bersama dalam menjalankan kampanye keselamatan.
Direktur Hubungan Kelembagaan Jasa Raharja Munadi Herlambang menyampaikan, program tersebut bertujuan untuk mengedukasi dan memotivasi mahasiswa guna menjadi agen perubahan dalam kampanye keselamatan berlalu lintas.
“Kalau kita lihat, angka kecelakaan lalu lintas sebagian besar didominasi usia produktif antara 26- 55, sebagian besar di antaranya adalah pelajar dan mahasiswa,” ujarnya.
Munadi menjelaskan, tujuan lain dari kegiatan ini adalah mengajak mahasiswa untuk membentuk komunitas "Road Safety Ranger" di berbagai kampus di Bali. Komunitas ini, lanjutnya, akan memiliki peran penting dalam menyebarkan kesadaran keselamatan berlalu lintas di lingkungan kampus masing-masing.
Melalui program Kampus Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas, Munadi berharap pesan-pesan keselamatan dapat dengan kreatif diseberluaskan ke mahasiswa lain dan masyarakat luas sehingga penanggulangan angka kecelakaan lalu lintas lebih masif.
“Kami berharap generasi muda di Bali dapat ambil bagian dalam kampanye keselamatan lalu lintas. Partisipasi generasi ini krusial dalam upaya mencegah kecelakaan lalu lintas, karena mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi rekan sebaya mereka dalam mengadopsi perilaku berkendara yang aman,” ucap Munadi.
Sementara itu, Dirkamsel Korlantas Polri Brigjen. Pol. Ery Nursatari, menjelaskan bahwa program hasil kolaborasi antara Korlantas Polri dan Jasa Raharja ini, tak hanya terbatas pada tingkat kampus. Nantinya, kegiatan ini juga merambah hingga tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA) dengan upaya sosialisasi dan edukasi yang komprehensif.
“Pelaksanaannya juga tentu tidak hanya di Bali, melainkan juga di seluruh daerah di Indonesia,” ujar Ery. ***