Purwokerto (ANTARA) - Sejumlah siswa Sekolah Dasar Negeri Purwanegara 1, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terkena gas air mata usai jam istirahat sekolah, Jumat.

Akibat kejadian tersebut, beberapa siswa dibawa ke Puskesmas II Purwokerto Utara karena mengalami sesak napas dan mata terasa pedih, sedangkan siswa lainnya dipulangkan lebih awal.

Salah seorang guru SDN Purwanegara 1, Yayuk mengatakan sebagian besar siswa yang terkena gas air mata tersebut merupakan siswa kelas 3B, 4A, dan 4B yang secara kebetulan jendela ruang kelasnya menghadap utara ke arah Mako Brimob Watumas.

"Saat masuk ruang kelas, beberapa anak berteriak mengeluhkan matanya pedih dan sesak napas. Anak-anak yang masih di luar, kami minta untuk masuk ke ruang kelas lain yang sekiranya aman sembari berdoa," katanya.

Kepala SDN Purwanegara 1 Darinah mengaku belum mengetahui secara pasti kronologi kejadian tersebut karena saat itu dia sedang menghadiri rapat di luar sekolah.

Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya segera memberikan arahan kepada para guru di sekolah untuk melakukan tindakan terbaik bagi siswa.

Selain itu, kata dia, pihaknya meminta izin kepada Koordinator Wilayah Kecamatan (Konwircam) Dinas Pendidikan Purwokerto Utara untuk memulangkan siswa lebih awal.

"Meskipun sekolah ini sudah bertahun-tahun berdekatan dengan Mako Brimob dan Polresta Banyumas, baru kali ini ada kejadian seperti itu," ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kelas 4A Pascalis Adi mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB ketika beberapa siswa kelas 4 dan sebagian kelas 3 mengalami pedih di mata dan hidung.

Menurut dia, anak-anak tersebut selanjutnya dipindahkan ke ruang kelas 1 untuk ditenangkan dan lima anak lainnya dibawa ke Puskesmas II Purwokerto Utara.

Dari hasil pemeriksaan dokter, kata dia, kondisi anak-anak tersebut tidak mengkhawatirkan sehingga diperbolehkan pulang.

"Tadi sudah ada konfirmasi dari Polresta dan Brimob bahwa sedang ada pelatihan penembakan gas air mata. Indikasinya gas terbawa angin ke arah selatan atau arah sekolah," jelasnya.

Ia mengatakan dari pihak Polresta Banyumas dan Brimob menyampaikan permohonan maaf kepada sekolah, anak-anak, dan orang tua murid serta menjadikan kejadian tersebut sebagai pembelajaran untuk tidak melaksanakan pelatihan serupa pada jam anak-anak sekolah.

Hingga berita ini diturunkan pukul 12.55 WIB belum ada pernyataan resmi dari Polresta Banyumas terkait dengan insiden tersebut.