Santri Kudus diminta amalkan semangat jihad
Minggu, 22 Oktober 2023 15:47 WIB
Penjabat Bupati Kudus Bergas Catursasi Penanggungan saat menjadi inspektur apel Hari Santri di halaman Pendopo Kabupaten Kudus, Minggu (22/10/2023). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Jawa Tengah (Jateng), Bergas Catursasi Penanggungan, mengharapkan santri di kabupaten itu tetap memegang teguh semangat hari santri serta mengamalkan semangat jihad dalam kehidupan sehari-hari.
"Kata jihad dalam Islam bukanlah sebatas pertempuran fisik, melainkan perjuangan secara keseluruhan, yang mencakup perjuangan untuk menguatkan iman, memperdalam ilmu dan memperbaiki diri," ujarnya dalam sambutan saat apel Hari Santri di Halaman Pendopo Kabupaten Kudus, Minggu.
Selain itu, kata dia, bisa juga berjuang memerangi kebodohan, ketidakadilan, kemiskinan, dan semua bentuk ketidaksetaraan.
Melalui hari santri ini, kata dia, tentunya bisa menjadi perenungan bersama tentang santri sebagai pilar keagamaan dan keilmuan dapat menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.
Sebagai santri, imbuh dia, tentunya tidak hanya berkewajiban memahami ajaran agama dengan baik, tetapi juga bertanggung jawab untuk menjadikan nilai-nilai agama sebagai landasan dalam tindakan dan perilaku sehari-hari.
Selain itu, lanjutnya, Hari Santri juga momentum tepat untuk merefleksikan peran masyarakat dalam menjayakan negeri ini.
Untuk itulah, kata dia, santri harus bisa menjadi contoh yang baik dalam masyarakat, menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan, toleransi, dan persaudaraan.
"Santri sebagai generasi penerus, tentunya harus terus belajar dan berusaha untuk mencapai kesempurnaan ilmu agama dan pengetahuan umum. Selain itu, harus menjadi insan cerdas, peduli terhadap sesama, dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara," ujarnya.
Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjayakan negeri dengan membawa perubahan yang positif dan berkelanjutan. "Mari bersatu, terus berjuang dan menjalankan peran sebagai agen perubahan yang membawa kemajuan negeri ini," ujarnya.
"Kata jihad dalam Islam bukanlah sebatas pertempuran fisik, melainkan perjuangan secara keseluruhan, yang mencakup perjuangan untuk menguatkan iman, memperdalam ilmu dan memperbaiki diri," ujarnya dalam sambutan saat apel Hari Santri di Halaman Pendopo Kabupaten Kudus, Minggu.
Selain itu, kata dia, bisa juga berjuang memerangi kebodohan, ketidakadilan, kemiskinan, dan semua bentuk ketidaksetaraan.
Melalui hari santri ini, kata dia, tentunya bisa menjadi perenungan bersama tentang santri sebagai pilar keagamaan dan keilmuan dapat menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.
Sebagai santri, imbuh dia, tentunya tidak hanya berkewajiban memahami ajaran agama dengan baik, tetapi juga bertanggung jawab untuk menjadikan nilai-nilai agama sebagai landasan dalam tindakan dan perilaku sehari-hari.
Selain itu, lanjutnya, Hari Santri juga momentum tepat untuk merefleksikan peran masyarakat dalam menjayakan negeri ini.
Untuk itulah, kata dia, santri harus bisa menjadi contoh yang baik dalam masyarakat, menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan, toleransi, dan persaudaraan.
"Santri sebagai generasi penerus, tentunya harus terus belajar dan berusaha untuk mencapai kesempurnaan ilmu agama dan pengetahuan umum. Selain itu, harus menjadi insan cerdas, peduli terhadap sesama, dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara," ujarnya.
Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjayakan negeri dengan membawa perubahan yang positif dan berkelanjutan. "Mari bersatu, terus berjuang dan menjalankan peran sebagai agen perubahan yang membawa kemajuan negeri ini," ujarnya.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Istri pekerja Kilang Pertamina Cilacap bagikan etalase-alat tulis untuk santri TPQ
24 October 2024 6:09 WIB