Keberanian bermimpi agar jadi pengusaha batik dan berharap bisa kuliah, disampaikan Putri Maro Widiastuti yang awalnya hanya mengenyam sampai kelas 3 SD, kini di usianya 20 tahun berani melanjutkan pendidikannya dengan mengambil Sekolah Kesetaraan Kejar Paket A atau program pendidikan dasar yang diselenggarakan jalur pendidikan luar sekolah.
“Cita-cita saya bisa melanjutkan sampai tingkat SMA dan jika ada biaya, mau kuliah agar bisa mengembangkan workshop batik,” kata Putri yang menceritakan sejak usia 2,5 tahun sering sakit dan terpaksa berhenti sekolah saat masih kelas 3 SD. Putri pun mengaku sampai sekarang dirinya masih harus menjalani tranfusi darah sebulan sekali untuk kesehatannya.
Keberanian Putri bermimpi menjadi pengusaha batik, karena kebiasaan waktu kecil selalu diajak ibunya yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di rumah majikan yang memiliki usaha batik. Dari mengamati, diajak ke sejumlah pameran, sampai akhirnya diajari membatik. Untuk mengejar ketertinggalannya, dirinya pun tidak malu untuk mulai meningkatkan pendidikannya dengan kembali bersekolah dan mencari pekerjaan untuk biayanya.
Putri bersyukur diterima menjadi tim food and beverage (F&B) Balai ekonomi desa (Balkondes) Wringinputih yang merupakan salah satu unit usaha badan usaha milik desa (Bumdes) setempat yang mendapatkan bantuan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau corporate social responsibility (CSR) PT Pertamina.
Berdiri di lahan seluas 1,5 hektare tanah desa yang awalnya ditanami singkong dan pepaya, Balkondes dibangun tahun 2016, kemudian mulai beroperasi dan diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 2017, dan telah direnovasi Juli 2023 dengan konsep lebih modern bernuansa jengki.
Saat ini tingkat pendidikan Putri setara dengan kelas lima SD dan hasil bekerja di Balkondes sejak tahun 2018, mampu mengubah semangat hidupnya karena saat bekerja di Balkondes banyak berinteraksi dengan tamu, banyak bersosialisasi, dan tidak jarang saat ada acara besar yang melibatkan UMKM setempat, dirinya bisa menampilkan karya batiknya.
Untuk karya batik yang ia buat, Putri mengaku baru dijual melalui kanal media sosial dan pada sejumlah pameran termasuk di Balkondes Wringinputih. Ia berharap dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi, semakin banyak ilmu yang ia dapatkan, maka akan berbanding lurus dengan tingkat ekonominya.
Program Satu Rumah Satu Sarjana
Keberanian Putri mendapatkan akses pendidikan sejalan dengan inovasi Balkondes Wringinputih dengan programnya “Satu Rumah Satu Sarjana” sejak tahun 2021 yang memberikan beasiswa biaya pendidikan kuliah bagi lulusan SMA di daerah setempat.
Rasyid Ariyanti (21), mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) Jawa Tengah semester lima ini mendapatkan beasiswa kuliah dari program tersebut, sebesar Rp52 juta untuk uang kuliah tunggal (UKT) sejak tahun 2021 dan sampai lulus kuliah.
Mahasiswa jurusan S1 Ilmu Keperawatan ini menceritakan dirinya sebelumnya tidak pernah bermimpi bisa kuliah dengan kondisi ekonomi keluarganya, bapaknya yang berjualan sayur keliling dan ibunya yang berjualan tembakau di warung.
“Makanya saat itu, saya begitu selepas SMP melanjutkan ke SMK agar begitu lulus sekolah bisa langsung bekerja. Setelah lulus SMK Multimedia saya melamar pekerjaan di Jawa Barat dan sebenarnya sudah diterima, tetapi terbentur dengan COVID-19 waktu itu, sehingga ada penundaan keberangkatan. Sembari menunggu informasi keberangkatan, saya menyibukkan diri dengan bekerja di toko kelontong di daerah sekitar sini dan dapat informasi Program Satu Rumah Satu Sarjana,” cerita Rasyid.
Bak mendapatkan harta karun, Rasyid pun akhirnya bisa kuliah tanpa harus membebani keluarga dan sebagai bentuk rasa bersyukurnya, anak pertama dari dua bersaudara ini mengaku fokus kuliah agar bisa lulus tepat waktu dengan hasil terbaik dan nantinya bisa mengangkat perekonomian keluarga juga bermanfaat bagi orang banyak.
Sesekali waktu, Rasyid menceritakan dirinya bersama teman-teman penerima beasiswa program yang sama melakukan kegiatan seperti memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat desa setempat serta kegiatan bermanfaat lainnya seperti pengecekan kesehatan secara gratis.
“Saya berharap Program Satu Rumah Satu Sarjana bisa terus berlanjut agar semakin banyak anak-anak desa seperti kami yang secara ekonomi tidak mampu, tapi memiliki tekad kuat untuk terus belajar, bisa merasakan bangku kuliah untuk bekal masa depan bangsa,” kata Rasyid yang menjadi penerima beasiswa Program Satu Rumah Satu Sarjana angkatan pertama.
“Program Satu Rumah Satu Sarjana dari Balkondes Wringinputih ini membuat saya bisa kuliah. Program ini sangat membantu, karena saya dapat kuliah secara gratis sesuai dengan jurusan yang saya mau yakni manajemen. Saya yakin nanti sewaktu lulus, jurusan manajemen banyak diperlukan, sehingga saya optimistis bisa langsung bekerja,” mimpi Nanda yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara ini.
Seperti halnya Rasyid, Nanda berharap program penuh manfaat tersebut dapat terus berlanjut karena ada banyak anak-anak seperti dirinya yang memerlukan uluran tangan agar dapat sekolah untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita.
Direktur Bumdes Wringinputih Rizal Arif Windriatmoko dihubungi dari Semarang, Selasa (31/10) menjelaskan beasiswa pendidikan dari Program Satu Rumah Satu Sarjana sudah ada tiga angkatan yang dimulai sejak tahun 2021. Pertama beasiswa Bumdes berupa biaya pendidikan sebesar Rp52 juta untuk empat tahun kuliah dengan tiga penerima.
Kedua, beasiswa paruh waktu dengan menganggarkan beasiswa pendidikan dengan besaran tergantung biaya UKT setiap semesternya sampai penerima lulus kuliah. Ada delapan penerima pada angkatan kedua tahun 2022 ini.
Angkatan ketiga tahun 2023, beasiswa kartu Indonesia pintar kuliah KIP-K hasil kerja sama antara Desa Wringinputih dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan universitas. Ada empat penerima pada angkatan ini.
Rizal menjelaskan untuk bisa menjadi penerima beasiswa, tetap dilakukan seleksi mulai dari sisi akademik, ekonomi menengah ke bawah lebih diutamakan, dan yang tidak kalah penting adalah adanya keinginan kuat dari calon penerima untuk kuliah.
“Total ada 15 anak yang sudah menjadi penerima beasiswa Program Satu Rumah Satu Sarjana. Uniknya program ini adalah dari proses seleksi sampai lulus, dikawal dan disiapkan seluruhnya. Kami berharap setelah mereka lulus, ada kontribusi dari mereka untuk kemajuan desa. Jurusan dan universitas, seluruhnya kami bebaskan. Mereka bisa memilih sesuai keinginan mereka,” kata Rizal.
Potensi dan pembeda
Tidak hanya dari sisi pendidikan, Bumdes Wringinputih, lanjut Rizal juga memberikan nilai lebih pada ekonomi melalui Balkondes mulai pembangunan yang melibatkan 60 warga desa dan setelah beroperasi menyerap 30 tenaga kerja dari anak Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur, Magelang ini.
Banyak potensi yang dapat ditawarkan untuk para wisatawan dari Balkondes Wringinputih mulai dari paket room, ada 19 kamar dengan harga Rp499 ribu per kamar (tipe kamar studio, family, dan suite room); aula dan restoran untuk meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE); penampilan atraksi jemparingan atau panahan mataram kuno yang menggunakan bambu; paintball; tour wisata dengan menggunakan sepeda dan VW; edukasi wisata ke sejumlah pelaku UMKM seperti edukasi jamu, gerabah, dan gamelan.
Rizal menilai Balkondes telah mendorong kemandirian desa, karena tidak hanya mereka yang bekerja di Balkondes yang merasakan manfaatnya, tetapi kader PKK setempat juga sering dilibatkan pada saat ada acara besar, serta disediakan ruang bagi para pelaku UMKM untuk memamerkan produknya.
Selain itu, ada pembeda dengan Balkondes lainnya yakni adanya panel surya yang merupakan energi terbarukan sejak tahun 2021 dan hasilnya bisa menghemat biaya listrik untuk penerangan area publik serta di sejumlah titik di area Balkondes.
“Kami bisa menghemat sekitar Rp2 juta, atau Rp1 juta per bulan. Ini tentu memberikan keuntungan menghemat biaya listrik untuk jangka panjang, selain manfaat besar lainnya yakni panel surya merupakan sumber energi paling ramah lingkungan,” katanya.
Adanya panel surya, menjadikan desa tidak perlu lagi khawatir akan terjadinya pemadaman listrik atau kenaikan harga bahan bakar fosil, karena bisa menjadi mandiri dalam hal energi, terutama di musim panas atau kemarau. Apalagi energi matahari adalah sumber energi terbarukan, sehingga tidak perlu khawatir akan kehabisan sumber daya alam.
Pertamina sendiri terus mengembangkan panel surya karena semakin banyak penggunaan panel surya, semakin kecil kebutuhan akan energi fosil yang berarti mengurangi risiko perang sumber daya dan dampak lingkungannya.
Tidak hanya pendidikan, ekonomi, Rizal menambahkan Balkondes Wringinputih juga melestarikan seni dan budaya seperti kegiatan rutin yang dilakukan setiap Minggu pagi dan sore hari, ada sanggar yang melatih anak-anak desa menari bahkan mereka pernah tampil pada ajang G20 (forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa); serta memberdayakan budaya gamelan.
Kebermanfaatan Balkondes diakui Kepala Desa Wringinputih Garto yang merasakan kehadiran Balkondes di daerahnya atas Program TJSL Pertamina telah banyak membawa perubahan signifikan di desanya. Masyarakat setempat tidak hanya terjebak dalam pilihan profesi sebagai petani atau pedagang. Balkondes telah memungkinkan mereka untuk bereksplorasi lebih jauh termasuk menjadi pelaku UMKM.
“Dulu mata pencahariannya ya hanya sebagai petani. Sekarang mulai banyak yang membuat usaha dan berjualan di taman-taman tempat wisata. Sebagian ada yang bekerja di pabrik pindah ke Balkondes ini. Ketika ada acara besar di Balkondes, banyak masyarakat yang merupakan pelaku UMKM berjualan di sini dengan berbagai produk. Ini sangat bermanfaat,” kata Garto.
Pendapatan Asli Daerah (PAD), diakui Garto pun meningkat meskipun dirinya tidak berkenan menyebutkan angka persisnya, namun dari total pemasukan Bumdes, kontribusi Balkondes mencapai 80 persen, sisanya berasal dari pengelolaan pasar dan kebun Kelengkeng. Pendapatan itu kemudian atas dasar mufakat atau kesepakatan musyawarah desa mulai dimanfaatkan untuk membangun jalan, membiayai kuliah warga yang tidak mampu, hingga gelar budaya.
Tidak hanya di sektor ekonomi, bagi Garto, Balkondes di desanya memberikan manfaat lebih yakni lebih meng-guyubkan warga, memberikan rasa nyaman dan aman seperti tidak lagi ada kekhawatiran saat mereka memiliki hajat, bisa memanfaatkan Balkondes tanpa perlu harus menyewa tempat yang pasti lebih mahal harganya, warganya juga lebih sering berkumpul di Balkondes dalam banyak acara, sehingga rasa kebersamaan menjadi lebih berasa.
Terkait Program Satu Rumah Satu Sarjana, dirinya merasa beruntung karena selama ini di wilayahnya kebanyakan lulusan SMP dan SMA. Program tersebut telah memberikan gambaran masa depan desanya akan semakin lebih maju dengan anak-anak muda yang memiliki askes pendidikan tinggi.
Kemudahan mengakses pendidikan dan peluang ekonomi bisa meningkatkan kepercayaan diri dan keberanian anak-anak desa untuk bermimpi sekaligus meningkatkan kepercayaan diri untuk mencapai suatu tujuan karena hal ini merupakan salah satu determinan utama dalam pemilihan karier.
Besarnya potensi di Wringinputih, diakui Pjs Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Marthia Mulia Asri yang mengaku bangga mendukung Balkondes Wringinputih.
“Balkondes sendiri merupakan amanat dari Kementerian BUMN agar kami mengambil alih Balkondes di masing-masing desa dan kami memilih Wringinputih untuk mengembangkannya sesuai nilai kearifan lokal seperti Jemparingan dan beberapa aktivitas yang bisa kami kolaborasikan untuk mengenalkan wisatawan tentang budaya di Magelang, khususnya di Borobudur ini. Contohnya, ibu-ibu di sini bisanya masak apa? Itu nanti yang kami jadikan menu di Balkondes. Jadi menggali potensi-potensi yang dimiliki tenaga kerja lokal untuk menjadi paket kunjungan wisatawan,” kata Marthia.
Untuk menghadirkan Balkondes seperti sekarang ini, kata Marthia, ada sejumlah proses seperti terkait bangunan. Awalnya Balkondes dibangun dengan menggunakan bambu, namun kemudian gangguan terbesar yang dihadapi adalah rayap, karena lahan awalnya merupakan tegalan, sehingga direnovasi dan dijadikan bangunan permanen.
“Kami full support untuk pemberdayaan desa ini (Wringinputih, Magelang). Dari tahun ke tahun, kami juga terus membina para pemuda di desa ini untuk memenuhi standart hotel, karena ini kan melayani tamu dan untuk itu, kami juga menggelar pelatihan untuk mereka,’’ kata Marthia.
Ke depan, Pertamina menekankan agar pemuda desa setempat mempunyai rasa memiliki, bahwa Balkondes Wringinputih sudah disiapkan untuk dikelola oleh pemuda-pemuda desa. Harapan nanti bisa memacu lagi kesiapan pemuda-pemuda itu untuk mengelola desa ini supaya lebih mandiri dalam berperan aktif untuk bersama-sama meningkatkan kemandirian desa.
Marthia mengaku Pertamina juga berupaya untuk terus mendorong pengembangan desa lainnya terutama yang berada di rentang dua kilometer sekitar wilayah Unit Operasi Pertamina dengan mengacu dari rekomendasi akademisi, sehingga lebih tepat sasaran.
Program TJSL Pertamina di Balkondes Wringinputih terbukti telah memberdayakan ekonomi masyarakat desa dan dengan dukungan dari Pertamina, Balkondes bisa lebih berkembang dalam bidang ekonomi misalnya, melalui pelatihan dan pendidikan yang membantu meningkatkan kualitas SDM desa setempat
Manfaat nyata yang terlihat adalah adanya pembangunan dan perbaikan infrastruktur sampai dengan konservasi lingkungan yang membawa dampak positif untuk lingkungan desa serta membantu desa tumbuh dalam cara yang lebih berkelanjutan, menguntungkan tidak hanya generasi saat ini tapi juga generasi yang akan datang.
Dukungan dari Pertamina merupakan upaya mewujudkan mimpi anak negeri bukan hanya soal memberi mereka kesempatan untuk bersekolah atau bekerja, tetapi menciptakan sebuah ekosistem yang mendukung dari semua sisi; mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga keberlanjutan lingkungan. Dengan begitu, kita tidak hanya membantu mereka untuk bermimpi, tetapi juga memberi mereka kesempatan untuk merealisasikan mimpi tersebut.
Program TJSL di Balkondes Wringinputih tersebut merupakan salah satu bentuk nyata bernilainya Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah. Besarnya nilai CSR yang diberikan untuk masyarakat, pun diakui pada ajang Nusantara CSR Award yang diselenggarakan oleh La Tofi School of Social Responsibility pada Agustus 2023.
Dalam kesempatan itu, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah memperoleh 11 penghargaan karena komitmen Pertamina dalam meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dari berbagai aspek di antaranya, ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan sosial.
“Saya memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada para perusahaan yang telah berbuat sangat maksimal dan selamat kepada Pertamina yang kali ini menjadi The best CSR of The Year,” kata La Tofi selaku chairman The La Tofi School of CSR.
Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi karena seiring berkembangnya zaman, permasalahan di masyarakat terus berubah, dan perusahaan dalam hal ini salah satunya PT Pertamina mampu beradaptasi dalam menciptakan program-program yang bisa lebih sesuai dengan persoalan yang ada di masyarakat.
Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengatakan 11 penghargaan tersebut disematkan kepada 11 program CSR yang dijalankan bersama masyarakat di sekitar unit operasi Pertamina di Jawa Tengah dan DIY.
Ke 11 program tersebut masuk ke dalam beberapa kategori penghargaan di antaranya peningkatan mutu kesehatan, pemberdayaan ekonomi komunitas, pemberdayaan penyandang disabilitas, integrasi program untuk dampak luas, pelibatan komunitas menangani sampah, dan pengembangan desa wisata yang dikembangkan di antaranya, di unit operasi Integrated Terminal (IT) Semarang, Fuel Terminal (FT) Boyolali, FT Rewulu, FT Maos, dan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Achmad Yani.
“Ini merupakan salah satu bukti dari komitmen yang kami jalankan untuk menghadirkan peningkatan kualitas hidup masyarakat secara merata dari berbagai aspek seperti kesehatan, lingkungan, ekonomi, pendidikan, khususnya bagi masyarakat di sekitar lokasi operasi kami dan juga kelompok masyarakat rentan, seperti difabel dan masyarakat prasejahtera,” jelas Brasto.
Di antara 11 program yang menerima penghargaan tersebut, menurutnya, merupakan program-program CSR unggulan yang telah dijalankan secara berkelanjutan dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun terakhir dan telah mendapat pengakuan dan prestasi dari sejumlah ajang dan tokoh nasional.
Beberapa program bahkan telah memperoleh PROPER Emas atau program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di antaranya, Program Mernek Jenek yang dijalankan di sekitar Fuel Terminal (FT) Maos, Program Pemberdayaan Kelompok Usaha Batik Sekar Jatimas yang dijalankan di sekitar FT Rewulu.
Kemudian Program Pertamina Sahabat Nelayan yang dijalankan di sekitar lokasi integrated terminal (IT) Semarang dan program Kresna Patra sebagai bentuk Program Sahabat Difabel Pertamina yang dijalankan di sekitar lokasi FT Boyolali yang bahkan telah dikunjungi oleh Staf Khusus Kepresidenan Angkie Yudistia.
Tidak hanya itu, program lainnya seperti Inovasi Kampung Kuliner Berbasis Energi Baru Terbarukan yang dijalankan di sekitar lokasi DPPU Achmad Yani juga merupakan salah satu program unggulan dari Desa Energi Berdikari.
Brasto menegaskan penghargaan yang diterimanya bukan semata-mata disematkan untuk Pertamina tetapi juga kepada masyarakat dan seluruh pihak yang terlibat dalam kesuksesan program yang berjalan.
“Penghargaan ini kami persembahkan kepada seluruh masyarakat yang kami bina dalam program CSR yang kami jalankan yang telah menunjukkan komitmen dan keseriusannya untuk menghadirkan kehidupan yang lebih baik,” tutup Brasto.