Temanggung (ANTARA) - Pemerintah telah melakukan impor beras sebanyak 2,5 juta ton di bulan Januari 2024 dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan cadangan beras pemerintah (CBP),

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi di Temanggung, Senin, menyampaikan impor ini dilakukan untuk mengatasi defisit beras akibat El Nino, mengingat saat ini stok beras di Bulog tinggal 1,4 juta ton.

Ia menyampaikan hal tersebut usai mendampingi Presiden Joko Widodo menyalurkan bantuan beras di Gudang Bulog di Temanggung.

Menurut dia dari 2,5 juta ton tersebut, 2 juta merupakan impor dari Thailand dan Vietnam, sedangkan 500 ribu ton merupakan susulan impor beras tahun 2023 dari Myanmar.

Ia menuturkan akibat dampak el nino Indonesia kekurangan 2,8 juta ton beras. Padahal kebutuhan untuk satu bulan sekitar 2,5 juta ton sampai 2,6 juta ton.

Percepatan pemasukan impor, katanya, berkaitan dengan persiapan kebutuhan untuk program stabilisasi pasokan dan harga pangan menjelang Ramadan dan Lebaran 2024.

"Mohon maaf harus mengambil keputusan pahit harus mengimpor, tapi ini impor yang terukur, jadi importasi ini masuk ke gudang Bulog dan hal ini akan dipakai untuk intervensi pemerintah seperti bantuan pangan kemudian stabilisasi pasokan dan harga pangan.

Selain itu kebutuhan-kebutuhan khusus misalnya untuk premium diberikan kepada para penggiling padi, tahun lalu 200 ribu ton, tahun ini sudah disetujui Presiden 200 ribu ton lagi.

Ia menyampaikan di tahun 2024 lebih dari satu juta hektare lahan pertanian di Indonesia sudah ditanami padi, diperkirakan dua hingga tiga bulan ke depan akan dilakukan panen raya, maka pemerintah tidak lagi mengimpor beras.