Jakarta (ANTARA) - Banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang terjadi beberapa hari ini, memunculkan beragam pertanyaan, salah satunya adalah mungkinkah Selat Muria terbentuk kembali dalam waktu dekat?

Berdasarkan sejarahnya, Selat Muria adalah selat yang memisahkan kawasan Gunung Muria dengan daratan Jawa ratusan tahun silam. Selat Muria mempersingkat waktu tempuh waktu pelayaran dari arah timur ataupun barat Jawa ke arah sebaliknya karena tidak perlu memutar ke utara Gunung Muria.

Namun lambat laun karena proses sendimentasi, Selat Muria semakin dangkal dan akhirnya benar-benar tidak dapat dilalui kapal. Kawasan tersebut semakin lama semakin meluas dan akhirnya membentuk dataran yang kini menjadi wilayah Demak, Kudus dan Pati hingga Rembang.

Pertanyaannya, apakah Selat Muria itu akan terbentuk lagi dalam waktu dekat?

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan Selat Muria tidak akan terbentuk dalam waktu dekat meskipun penurunan tanah di daerah pesisir Demak, Jawa Tengah, berkisar 5-11 centimeter per tahun.
 
"Meskipun terjadi penurunan tanah di daerah Demak dan sekitarnya, Selat Muria bukan berarti akan terbentuk kembali dalam waktu dekat," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam laporan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Penelitian Badan Geologi mengungkapkan daerah Demak dan sekitarnya secara umum didominasi dan disusun oleh endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai atau aluvium.
Kemudian, hasil survei geofisika bawah permukaan yang dilakukan oleh Badan Geologi menunjukkan ada sedimen bersifat lunak dan tebal.
 
Beberapa tempat di daerah pesisir memiliki elevasi yang lebih rendah dibanding muka air laut, sehingga bila terjadi banjir rob akan menjorok jauh masuk ke daratan.
 
Banjir di kawasan Demak saat ini yang lama surut lebih dipengaruhi oleh iklim, yakni curah hujan yang tinggi, kerusakan infrastruktur tanggul, dan kondisi lapisan tanah di bawah permukaan yang didominasi lapisan lempung lunak yang cenderung bersifat impermeable, sehingga lama meloloskan air.
 
Mungkin saja terbentuk
Namun, Wafid mengungkapkan bahwa secara teori, Selat Muria mungkin saja terbentuk kembali apabila terjadi proses geologi yang dahsyat. Misalnya terjadi gempa bumi tektonik berkekuatan sangat besar yang menyebabkan terjadinya amblesan tiba-tiba dan mencakup areal yang luas.

Penurunan tanah belaka pun tidak cukup sebagai faktor penyebab Selat Muria terbentuk kembali dalam waktu dekat. Kalau pun terjadi, butuh waktu yang lama dari ratusan hingga ribuan tahun. Selain itu, kecepatan penurunannya harus seragam mulai dari Demak hingga Pati.

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian, penurunan tanah di daerah pesisir lebih cepat dibandingkan daratan sehingga belum memenuhi faktor penyebab.