Berdasarkan sejarahnya, Selat Muria adalah selat yang memisahkan kawasan Gunung Muria dengan daratan Jawa ratusan tahun silam. Selat Muria mempersingkat waktu tempuh waktu pelayaran dari arah timur ataupun barat Jawa ke arah sebaliknya karena tidak perlu memutar ke utara Gunung Muria.
Namun lambat laun karena proses sendimentasi, Selat Muria semakin dangkal dan akhirnya benar-benar tidak dapat dilalui kapal. Kawasan tersebut semakin lama semakin meluas dan akhirnya membentuk dataran yang kini menjadi wilayah Demak, Kudus dan Pati hingga Rembang.
Pertanyaannya, apakah Selat Muria itu akan terbentuk lagi dalam waktu dekat?
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan Selat Muria tidak akan terbentuk dalam waktu dekat meskipun penurunan tanah di daerah pesisir Demak, Jawa Tengah, berkisar 5-11 centimeter per tahun.
Penelitian Badan Geologi mengungkapkan daerah Demak dan sekitarnya secara umum didominasi dan disusun oleh endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai atau aluvium.
Namun, Wafid mengungkapkan bahwa secara teori, Selat Muria mungkin saja terbentuk kembali apabila terjadi proses geologi yang dahsyat. Misalnya terjadi gempa bumi tektonik berkekuatan sangat besar yang menyebabkan terjadinya amblesan tiba-tiba dan mencakup areal yang luas.
Penurunan tanah belaka pun tidak cukup sebagai faktor penyebab Selat Muria terbentuk kembali dalam waktu dekat. Kalau pun terjadi, butuh waktu yang lama dari ratusan hingga ribuan tahun. Selain itu, kecepatan penurunannya harus seragam mulai dari Demak hingga Pati.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian, penurunan tanah di daerah pesisir lebih cepat dibandingkan daratan sehingga belum memenuhi faktor penyebab.