BPBD: Wilayah terdampak kekeringan di Banyumas bertambah
Rabu, 24 Juli 2024 10:43 WIB
Petugas BPBD Kabupaten Banyumas menyalurkan bantuan air bersih di salah satu rumah warga Desa Gerduren RT 3 RW 8, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (22/7/2024). ANTARA/HO-BPBD Banyumas
Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyatakan wilayah terdampak kekeringan di Banyumas bertambah menjadi empat desa.
"Hingga saat ini sudah ada empat desa di empat kecamatan yang terdampak kekeringan. Satu desa yang baru terdampak kekeringan, yakni Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Rabu.
Dia mengatakan tiga desa lainnya telah terdampak kekeringan terdiri atas Desa Kamulyan di Kecamatan Tambak, Desa Randegan di Kecamatan Wangon, dan Desa Kediri di Kecamatan Karanglewas.
Terkait dengan hal itu, pihaknya pada Senin (22/7) telah menyalurkan bantuan air bersih satu tangki berkapasitas 5.000 liter untuk 68 keluarga yang terdiri atas 140 jiwa di Desa Gerduren RT 3 RW 8, Kecamatan Purwojati.
"Pada hari yang sama, kami juga menyalurkan bantuan air bersih sebanyak satu tangki berkapasitas 5.000 liter untuk 70 keluarga yang terdiri atas 300 jiwa di Desa Kediri RT 4 RW 6, Kecamatan Karanglewas," katanya.
Selain untuk warga terdampak kekeringan di empat desa tersebut, pihaknya juga menyalurkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan RSUD Banyumas.
Dengan demikian, ujar dia, hingga saat ini BPBD Kabupaten Banyumas telah menyalurkan bantuan air bersih 17 tangki atau setara dengan 85.000 liter, termasuk untuk RSUD Banyumas.
"Sementara jumlah warga di empat desa yang terdampak kekeringan sebanyak 1.049 keluarga yang terdiri atas 3.419 jiwa," katanya.
Selain menyalurkan bantuan air bersih, pihaknya dalam satu pekan terakhir juga menangani dua kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Banyumas dengan total luas lahan yang terbakar 0,045 hektare.
Oleh karena itu, pihaknya segera menggelar rapat koordinasi (rakor) persiapan pembentukan posko siaga kekeringan sebagai tindak lanjut dari rakor yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang digelar di Semarang pada Selasa (23/7) dengan melibatkan para kepala daerah dan BPBD kabupaten/kota se-Jateng.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk berhemat dalam menggunakan air bersih serta tidak membuat api atau membuang puntung rokok sembarangan saat berada di hutan maupun lahan agar tidak terjadi kebakaran," kata Budi.
Baca juga: BPBD : 30 daerah di Jateng tetapkan siaga darurat bencana
"Hingga saat ini sudah ada empat desa di empat kecamatan yang terdampak kekeringan. Satu desa yang baru terdampak kekeringan, yakni Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Rabu.
Dia mengatakan tiga desa lainnya telah terdampak kekeringan terdiri atas Desa Kamulyan di Kecamatan Tambak, Desa Randegan di Kecamatan Wangon, dan Desa Kediri di Kecamatan Karanglewas.
Terkait dengan hal itu, pihaknya pada Senin (22/7) telah menyalurkan bantuan air bersih satu tangki berkapasitas 5.000 liter untuk 68 keluarga yang terdiri atas 140 jiwa di Desa Gerduren RT 3 RW 8, Kecamatan Purwojati.
"Pada hari yang sama, kami juga menyalurkan bantuan air bersih sebanyak satu tangki berkapasitas 5.000 liter untuk 70 keluarga yang terdiri atas 300 jiwa di Desa Kediri RT 4 RW 6, Kecamatan Karanglewas," katanya.
Selain untuk warga terdampak kekeringan di empat desa tersebut, pihaknya juga menyalurkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan RSUD Banyumas.
Dengan demikian, ujar dia, hingga saat ini BPBD Kabupaten Banyumas telah menyalurkan bantuan air bersih 17 tangki atau setara dengan 85.000 liter, termasuk untuk RSUD Banyumas.
"Sementara jumlah warga di empat desa yang terdampak kekeringan sebanyak 1.049 keluarga yang terdiri atas 3.419 jiwa," katanya.
Selain menyalurkan bantuan air bersih, pihaknya dalam satu pekan terakhir juga menangani dua kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Banyumas dengan total luas lahan yang terbakar 0,045 hektare.
Oleh karena itu, pihaknya segera menggelar rapat koordinasi (rakor) persiapan pembentukan posko siaga kekeringan sebagai tindak lanjut dari rakor yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang digelar di Semarang pada Selasa (23/7) dengan melibatkan para kepala daerah dan BPBD kabupaten/kota se-Jateng.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk berhemat dalam menggunakan air bersih serta tidak membuat api atau membuang puntung rokok sembarangan saat berada di hutan maupun lahan agar tidak terjadi kebakaran," kata Budi.
Baca juga: BPBD : 30 daerah di Jateng tetapkan siaga darurat bencana
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024