Akademisi UNS sebut perlu mitigasi pada bangunan nonteknis
Selasa, 30 Juli 2024 16:22 WIB
Sidang Terbuka Promosi Doktor Teknik Sipil di Solo, Jawa Tengah, Selasa (30/7/2024). ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Edy Purwanto menyebut perlu mitigasi pada bangunan nonteknis atau hunian untuk mencegah bahaya keruntuhan total.
"Selain itu, juga perlu dilakukan pelatihan dan sosialisasi bangunan tahan gempa kepada masyarakat," katanya pada Sidang Terbuka Promosi Doktor Teknik Sipil di Solo, Jawa Tengah, Selasa.
Oleh karena itu, menurut dia perlu dilakukan pelatihan dan sosialisasi bangunan tahan gempa kepada masyarakat sehingga akan meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pencegahan bahaya gempa bumi.
"Yang juga perlu ditingkatkan adalah kerja sama dari pemangku kepentingan untuk mitigasi gempa bumi, baik dari pemerintah, akademisi, praktisi, maupun kalangan swasta," katanya.
Ia mengatakan langkah tersebut perlu dilakukan mengingat sebagian besar wilayah di Indonesia terletak di daerah rawan gempa. Bahkan, peristiwa gempa bumi yang terjadi di Indonesia menunjukkan kerusakan yang besar khususnya terhadap bangunan hunian masyarakat.
"Rumah-rumah yang rusak ini karena tidak memenuhi persyaratan teknis terhadap bangunan tahan gempa. Kerusakan pada rumah yang berkategori nonteknis, antara lain karena terlepasnya antarelemen bangunan, khususnya elemen balok dan kolom," katanya.
Ia mengatakan kerusakan bagian pertemuan balok kolom, di antaranya karena tidak sempurnanya panjang penyaluran atau tidak adanya ikatan yang kuat antara elemen balok dan kolom.
"Pada bangunan teknis atau engineered building telah banyak diterapkan perkuatan dengan bahan Carbon-Fibre-Reinforced-Polymer (CFRP), Glass-Fibre-Reinforced-Polymer (GFRP), Textile reinforced concrete (TRC) maupun steel (baja)," katanya.
Sedangkan perkuatan pada bangunan nonteknis masih belum banyak dilakukan sehingga pada penelitian ini perlu usaha perkuatan dengan pelat baja.
"Perkuatan pada elemen hubungan balok kolom pada bangunan nonteknis mempunyai efektivitas dan efisiensi yang baik, sehingga akan sangat membantu meningkatkan kinerja seismik, karena dapat meningkatkan kapasitas beban sampai 71,23 persen," katanya.
Selain itu, dikatakannya, upaya tersebut juga dapat menurunkan tingkat bahaya keruntuhan.
Baca juga: Kadin Surakarta - UNS rumuskan peta jalan aglomerasi Solo Raya
"Selain itu, juga perlu dilakukan pelatihan dan sosialisasi bangunan tahan gempa kepada masyarakat," katanya pada Sidang Terbuka Promosi Doktor Teknik Sipil di Solo, Jawa Tengah, Selasa.
Oleh karena itu, menurut dia perlu dilakukan pelatihan dan sosialisasi bangunan tahan gempa kepada masyarakat sehingga akan meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pencegahan bahaya gempa bumi.
"Yang juga perlu ditingkatkan adalah kerja sama dari pemangku kepentingan untuk mitigasi gempa bumi, baik dari pemerintah, akademisi, praktisi, maupun kalangan swasta," katanya.
Ia mengatakan langkah tersebut perlu dilakukan mengingat sebagian besar wilayah di Indonesia terletak di daerah rawan gempa. Bahkan, peristiwa gempa bumi yang terjadi di Indonesia menunjukkan kerusakan yang besar khususnya terhadap bangunan hunian masyarakat.
"Rumah-rumah yang rusak ini karena tidak memenuhi persyaratan teknis terhadap bangunan tahan gempa. Kerusakan pada rumah yang berkategori nonteknis, antara lain karena terlepasnya antarelemen bangunan, khususnya elemen balok dan kolom," katanya.
Ia mengatakan kerusakan bagian pertemuan balok kolom, di antaranya karena tidak sempurnanya panjang penyaluran atau tidak adanya ikatan yang kuat antara elemen balok dan kolom.
"Pada bangunan teknis atau engineered building telah banyak diterapkan perkuatan dengan bahan Carbon-Fibre-Reinforced-Polymer (CFRP), Glass-Fibre-Reinforced-Polymer (GFRP), Textile reinforced concrete (TRC) maupun steel (baja)," katanya.
Sedangkan perkuatan pada bangunan nonteknis masih belum banyak dilakukan sehingga pada penelitian ini perlu usaha perkuatan dengan pelat baja.
"Perkuatan pada elemen hubungan balok kolom pada bangunan nonteknis mempunyai efektivitas dan efisiensi yang baik, sehingga akan sangat membantu meningkatkan kinerja seismik, karena dapat meningkatkan kapasitas beban sampai 71,23 persen," katanya.
Selain itu, dikatakannya, upaya tersebut juga dapat menurunkan tingkat bahaya keruntuhan.
Baca juga: Kadin Surakarta - UNS rumuskan peta jalan aglomerasi Solo Raya
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024