Kemenparekraf: Dieng Culture Festival masuk Top 10 KEN
Sabtu, 24 Agustus 2024 6:07 WIB
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu (kiri) menyerahkan piagam Top 10 Kharisma Event Nusantara (KEN) kepada Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa Alif Faozi pada acara pembukaan Dieng Culture Festival (DCF) XIV di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (23/8/2024). ANTARA/Sumarwoto
Banjarnegara (ANTARA) - Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu mengatakan, kegiatan Dieng Culture Festival saat ini telah masuk Top 10 Kharisma Event Nusantara (KEN).
"Dari 110 event, Dieng Culture Festival masuk 10 besar, termasuk yang terbaik," kata Vinsensius saat memberi sambutan dalam pembukaan Dieng Culture Festival (DCF) XIV di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat sore.
Menurut dia, kurator KEN bukanlah orang sembarangan dan bukan dari Kemenparekraf melainkan orang-orang terbaik nasional yang meliputi ahli pemasaran, ahli strategi, ahli digital, ahli budaya, dan ahli keuangan.
Oleh karena itu, kata dia, semua pihak patut berbangga karena DCF telah sejajar dengan kegiatan-kegiatan besar skala dunia di provinsi-provinsi lain seperti Bali, Sulawesi Utara, dan Jawa Timur.
"Kita harapkan event Dieng Culture Festival bisa naik kelas menjadi event internasional yang tetap akan mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," katanya.
Selain itu, dia mengharapkan tema "Back to Journey" yang diusung dalam DCF XIV menjadi semangat untuk terus merawat sekaligus memperkenalkan warisan khasanah budaya Dieng yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal serta dikemas secara kreatif sebagai proporsi pemasaran unik (unique selling point).
Menurut dia, salah satu alasan Dieng Culture Festival menjadi Top 10 KEN adalah sebagian besar rangkaian kegiatannya diangkat dari kearifan lokal, melibatkan seluruh masyarakat, dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah.
"Ini semangat kolaboratif, semangat kreatif, dan juga semangat inovatif, membuat event ini menjadi Top 10 KEN," kata Vinsensius.
Sementara dalam konferensi pers, Ketua Panitia DCF XIV Alif Faozi mengatakan, tema "Back to Journey" tidak lepas dari keinginan untuk kembali kepada khitah awal.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya punya mimpi bahwa Dieng bisa menyejahterakan masyarakat dan lingkungannya bisa lestari.
"Ini satu visi, konservasi, dan saat ini dalam perjalanan, semoga tidak pada kurva di puncak yang menjelang turun, tetapi dalam pengembangan menuju naik ke Dieng yang semakin memuncak," kata dia yang juga Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa.
Terkait dengan infrastruktur khususnya akses jalan menuju Dieng, Penjabat Bupati Banjarnegara Muhammad Masrofi mengakui sebagian besar wisatawan yang hendak menuju Dieng lebih memilih akses jalan melalui Wonosobo karena kondisi jalannya lebih lebar dan halus.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan segera melakukan perbaikan sejumlah ruas jalan menuju Dieng termasuk rambu-rambu penunjuk jalan agar wisatawan yang hendak ke Dieng tetap bisa melalui Banjarnegara.
"Selain itu, lampu penerangan jalan juga akan ditambah karena masih ada ruas jalan yang belum ada lampu penerangan," katanya.
Baca juga: Kemah disiapkan untuk pengunjung DCF XIV
"Dari 110 event, Dieng Culture Festival masuk 10 besar, termasuk yang terbaik," kata Vinsensius saat memberi sambutan dalam pembukaan Dieng Culture Festival (DCF) XIV di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat sore.
Menurut dia, kurator KEN bukanlah orang sembarangan dan bukan dari Kemenparekraf melainkan orang-orang terbaik nasional yang meliputi ahli pemasaran, ahli strategi, ahli digital, ahli budaya, dan ahli keuangan.
Oleh karena itu, kata dia, semua pihak patut berbangga karena DCF telah sejajar dengan kegiatan-kegiatan besar skala dunia di provinsi-provinsi lain seperti Bali, Sulawesi Utara, dan Jawa Timur.
"Kita harapkan event Dieng Culture Festival bisa naik kelas menjadi event internasional yang tetap akan mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," katanya.
Selain itu, dia mengharapkan tema "Back to Journey" yang diusung dalam DCF XIV menjadi semangat untuk terus merawat sekaligus memperkenalkan warisan khasanah budaya Dieng yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal serta dikemas secara kreatif sebagai proporsi pemasaran unik (unique selling point).
Menurut dia, salah satu alasan Dieng Culture Festival menjadi Top 10 KEN adalah sebagian besar rangkaian kegiatannya diangkat dari kearifan lokal, melibatkan seluruh masyarakat, dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah.
"Ini semangat kolaboratif, semangat kreatif, dan juga semangat inovatif, membuat event ini menjadi Top 10 KEN," kata Vinsensius.
Sementara dalam konferensi pers, Ketua Panitia DCF XIV Alif Faozi mengatakan, tema "Back to Journey" tidak lepas dari keinginan untuk kembali kepada khitah awal.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya punya mimpi bahwa Dieng bisa menyejahterakan masyarakat dan lingkungannya bisa lestari.
"Ini satu visi, konservasi, dan saat ini dalam perjalanan, semoga tidak pada kurva di puncak yang menjelang turun, tetapi dalam pengembangan menuju naik ke Dieng yang semakin memuncak," kata dia yang juga Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa.
Terkait dengan infrastruktur khususnya akses jalan menuju Dieng, Penjabat Bupati Banjarnegara Muhammad Masrofi mengakui sebagian besar wisatawan yang hendak menuju Dieng lebih memilih akses jalan melalui Wonosobo karena kondisi jalannya lebih lebar dan halus.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan segera melakukan perbaikan sejumlah ruas jalan menuju Dieng termasuk rambu-rambu penunjuk jalan agar wisatawan yang hendak ke Dieng tetap bisa melalui Banjarnegara.
"Selain itu, lampu penerangan jalan juga akan ditambah karena masih ada ruas jalan yang belum ada lampu penerangan," katanya.
Baca juga: Kemah disiapkan untuk pengunjung DCF XIV
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024