Kepada pelajar, Pj. Wali Kota Tegal: Kalian harus tolak politik uang
Rabu, 28 Agustus 2024 16:42 WIB
Penjabat Wali Kota Tegal Dadang Somantri pada acara "Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula/Pelajar" di Aula SMK Negeri 1 Kota Tegal, Rabu (28/8) pagi. Dok. Pemkot Tegal
Tegal (ANTARA) - Penjabat (Pj.) Wali Kota Tegal Dadang Somantri mengajak para pelajar, yang merupakan pemilih pemula, menolak politik uang saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada tanggal 27 November 2024.
“Hindari politik uang, karena supaya kita ikut berperan dan menjadi tanggung jawab kita mengawal kepala daerah untuk dia istikamah bekerja dengan baik tanpa korupsi. Dengan dikawal oleh kalian salah satunya supaya biaya demokrasi ini, biaya Pilkada ini tidak menjadi mahal. Bagaimana supaya tidak mahal? Maka kalian harus menolak politik uang,” ujar Dadang Somantri dalam sambutannya pada acara "Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula/Pelajar" di Aula SMK Negeri 1 Kota Tegal, Rabu (28/8) pagi.
Acara yang mengusung tema “Sukseskan Pilkada Tahun 2024, Pemilih Pemula Cerdas Memilih Pemimpin Kota Tegal Berkualitas” diikuti oleh 150 siswa-siswi kelas X dan XI SMK Negeri 1 Kota Tegal serta menghadirkan narasumber dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Tegal dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tegal.
Dalam kesempatan tersebut, Dadang mengatakan dari berbagai informasi yang didapat bahwa ada calon-calon yang memberikan uang kepada masyarakat dengan harapan pada saat pemilihan, mereka akan dipilih.
Dadang menyebut untuk jumlah pemilih di Kota Tegal ada sekitar 212 ribu lebih. Sebagai perumpamaan ketika salah satu calon ingin mendapatkan 25 ribu suara dengan membagikan uang untuk satu suara Rp500 ribu maka jumlah uang yang dikeluarkan sebanyak Rp12,5 miliar.
“Kalau Rp12,5 miliar dibagi lima artinya satu tahun itu Rp2,5 miliar. Jadi ini kalau menjadi investasi maka seorang calon kepala daerah dia harus berfikir bagaimana tiap tahun minimal kembali Rp2,5 miliar,” ungkapnya.
Dadang mengatakan ketika salah memilih calon pemimpin hanya karena diberi uang dan ternyata hasilnya jelek, koruptor atau semacamnya maka yang memilih akan rugi selama lima tahun.
Dadang berharap kepada pelajar yang hadir untuk menjadi virus positif untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada teman-temannya, orang tua serta tetangganya untuk menghindari politik uang.
“Kalian generasi yang akan datang ,supaya Kota Tegal bersih tidak ada politik uang. Kalian yang 150 siswa ini harus betul-betul menjadi siswa SMK yang jujur, bertanggungjawab, berani dan memiliki integritas yang baik,” ujar Dadang.
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Tegal, Budi Saptaji, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI, Indri Astuti dan Kepala SMK Negeri 1 Kota Tegal, Agus Darmono. ***
“Hindari politik uang, karena supaya kita ikut berperan dan menjadi tanggung jawab kita mengawal kepala daerah untuk dia istikamah bekerja dengan baik tanpa korupsi. Dengan dikawal oleh kalian salah satunya supaya biaya demokrasi ini, biaya Pilkada ini tidak menjadi mahal. Bagaimana supaya tidak mahal? Maka kalian harus menolak politik uang,” ujar Dadang Somantri dalam sambutannya pada acara "Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula/Pelajar" di Aula SMK Negeri 1 Kota Tegal, Rabu (28/8) pagi.
Acara yang mengusung tema “Sukseskan Pilkada Tahun 2024, Pemilih Pemula Cerdas Memilih Pemimpin Kota Tegal Berkualitas” diikuti oleh 150 siswa-siswi kelas X dan XI SMK Negeri 1 Kota Tegal serta menghadirkan narasumber dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Tegal dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tegal.
Dalam kesempatan tersebut, Dadang mengatakan dari berbagai informasi yang didapat bahwa ada calon-calon yang memberikan uang kepada masyarakat dengan harapan pada saat pemilihan, mereka akan dipilih.
Dadang menyebut untuk jumlah pemilih di Kota Tegal ada sekitar 212 ribu lebih. Sebagai perumpamaan ketika salah satu calon ingin mendapatkan 25 ribu suara dengan membagikan uang untuk satu suara Rp500 ribu maka jumlah uang yang dikeluarkan sebanyak Rp12,5 miliar.
“Kalau Rp12,5 miliar dibagi lima artinya satu tahun itu Rp2,5 miliar. Jadi ini kalau menjadi investasi maka seorang calon kepala daerah dia harus berfikir bagaimana tiap tahun minimal kembali Rp2,5 miliar,” ungkapnya.
Dadang mengatakan ketika salah memilih calon pemimpin hanya karena diberi uang dan ternyata hasilnya jelek, koruptor atau semacamnya maka yang memilih akan rugi selama lima tahun.
Dadang berharap kepada pelajar yang hadir untuk menjadi virus positif untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada teman-temannya, orang tua serta tetangganya untuk menghindari politik uang.
“Kalian generasi yang akan datang ,supaya Kota Tegal bersih tidak ada politik uang. Kalian yang 150 siswa ini harus betul-betul menjadi siswa SMK yang jujur, bertanggungjawab, berani dan memiliki integritas yang baik,” ujar Dadang.
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Tegal, Budi Saptaji, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI, Indri Astuti dan Kepala SMK Negeri 1 Kota Tegal, Agus Darmono. ***
Pewarta : Nur Istibsaroh/ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Bank Jateng siap beri layanan keuangan terbaik bagi 66 pensiunan PNS Kab. Tegal
19 January 2025 10:32 WIB
Kerugian akibat kebakaran 22 kapal tangkap ikan di Tegal diperkirakan capai Rp60 miliar
27 December 2024 20:31 WIB
20 kapal terbakar di Pelabuhan Tegal, Polres Tegal Kota bantu pendinginan
27 December 2024 16:05 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Jabatan Gubernur Jateng diserahterimakan ke Ahmad Luthfi tanpa didampingi Taj Yasin
21 February 2025 7:25 WIB
Novita Wijayanti yakin Luthfi - Gus Yasin bawa perubahan signifikan bagi Jateng
20 February 2025 15:32 WIB