Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang melibatkan kalangan generasi muda, yakni Duta Generasi Berencana (Genre) dalam mengimplementasikan program makan siang gratis dan bergizi di sekolah-sekolah

"Beberapa waktu yang lalu kami 4 kali uji coba makan siang bergizi bersama PPJI (Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia), hari ini kami melibatkan generasi muda, yakni Duta Genre," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Jumat.

Bahkan, kata dia, para Duta Genre diajak memasak bersama di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 14 Kota Semarang, yang dihadiri juga oleh Chef Regan Arrozaq Hamdani, yang merupakan Top 4 Junior Master Chef Indonesia

"Yang kemarin hanya pembagian saja kalau tadi anak-anak dapat masakan yang hangat karena dimasak di tempat," katanya.

Ita, sapaan akrab Hevearita, berencana untuk mengadakan acara masak makan siang serupa di sekolah-sekolah lain agar para siswa bisa belajar menyiapkan makanan bergizi.

"Duta Genre bersama Mas Regan memasak untuk mencontohkan bahwa memasak atau menyiapkan makanan itu juga tidak susah. Mas Regan bisa menyiapkan dalam waktu singkat. Alhamdulillah anak-anak sangat antusias untuk makan bersama," katanya.

Pada kesempatan yang sama, diluncurkan juga Inovasi GenDASHAT (Generasi Berencana Cerdas dan Sehat) yang pada dasarnya bertujuan menekan angka stunting di masa depan.

Adapun jumlah makan siang bergizi yang dibagikan pada acara tersebut kurang lebih 1.000 porsi, dan masih berkolaborasi dengan PPJI.

"Kami harapkan nanti dari Disdalduk KB, PPJI, DKK, dan Dinas Ketahanan Pangan menyiapkan bahan baku yang fresh sehingga akan memberikan semangat anak-anak untuk makan siang yang kekinian tetapi juga bergizi," kata Ita.

Di sisi lain, Pemkot Semarang juga telah mempersiapkan langkah antisipatif guna mengatasi adanya sampah pangan atau food waste dari sisa makanan saat program makan siang bergizi, salah satunya dengan budidaya maggot.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bambang Pramusinto menjelaskan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan untuk mengadakan pelatihan budidaya maggot.

"Kami akan memasifkan kegiatan budidaya maggot di sekolah-sekolah untuk menampung sampah pangan yang muncul dari program makan siang bergizi. Tidak hanya di sekolah, mungkin kami masifkan juga di masyarakat," katanya.

Selain mengurai sampah organik, maggot hasil budidaya juga bermanfaat sebagai pakan ikan dan unggas yang bernilai ekonomi.

Sejauh ini, budidaya maggot telah dilakukan di beberapa sekolah, antara lain SMPN 18 dan SMPN 22 Semarang.

"Anak-anak biasanya kalau makan masih bersisa yang itu perlu mengamati bagaimana menangani sisa makanan ini. Tadi didiskusikan bagaimana kalau dengan budidaya maggot mengingat SMPN 14 memiliki tempat yang luas juga," kata Kepala SMPN 14 Semarang Didik Teguh.