Logo Header Antaranews Jateng

Menko Pangan ingatkan Bulog soal target serapan beras

Kamis, 20 Maret 2025 21:56 WIB
Image Print
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas). ANTARA/Zuhdiar Laeis

Semarang (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengingatkan Perum Bulog untuk memenuhi target penyerapan sebanyak 2 juta ton beras dalam negeri hingga April 2025, untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di Indonesia.

"Karena target Bulog harus menyerap beras sampai akhir April 2025 kira-kira 2 juta ton. Sekarang baru 450 (ribu ton)," kata Zulhas, usai meninjau Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak, di halaman Kantor Kecamatan Mijen, Semarang, Jawa Tengah, Kamis.

Saat ini, kata dia, bulan Maret tinggal tersisa 10 hari, sehingga setidaknya penyerapan beras hingga akhir bulan harus mencapai 750 ribu-800 ribu ton.

"Hari ini sudah tanggal 20 Maret. 10 hari lagi Maret selesai. Jadi Maret ini kalau tidak dapat 700-800.000 (ton), awas hati-hati. Harus Maret ini dapat 750-800.000 (ton). Baru nanti April bisa ngejar," katanya lagi.

Apabila serapan beras petani oleh Bulog hingga April 2025 mencapai 1-2 juta ton, maka tidak perlu lagi dilakukan impor beras.

Selain itu, Zulhas mengingatkan bahwa pemerintah telah menetapkan harga Gabah Kering Panen (GKP) yang harus diterima oleh Perum Bulog yaitu Rp6.500 per kilogram, untuk mendukung petani dan menjaga keseimbangan pasar beras di dalam negeri.

"Kalau ada yang membeli di bawah Rp6.500 bisa dipenalti. Nah, jadi rata-rata sudah Rp6.500 sehingga kami harapkan petani-petani kita bisa lebih bisa lebih makmur, bisa lebih sejahtera," katanya.

Demikian pula dengan komoditas jagung, kata dia, sebab komoditas tersebut penting karena keterkaitannya dengan komoditas-komoditas lainnya.

"Karena jagung itu penting. Ada terkait kalau jagungnya impor, maka nanti harga ayam, harga telur mahal. Karena bahan makan, pakan itu sebagian besar dari jagung," katanya pula.

Ia bersyukur proyeksi produksi jagung pada tahun ini bisa mencapai 16 juta ton, sedangkan kebutuhan domestik yang harus dipenuhi sekitar 11 juta ton.

"Oleh karena itu, kami juga berusaha keras agar jagung di masyarakat juga bisa dibeli dengan harga Rp5.500 per kg," katanya.

Setelah itu, kata dia, ketercukupan protein menjadi perhatian selanjutnya dengan pengembangan budi daya perikanan dan peternakan.

"Nanti kami akan mengembangkan budi daya ikan. Ya, kemudian peternakan susu sapi. Memperbanyak nanti peternakan-peternakan ayam dan petelur dan seterusnya," katanya lagi.

 



Pewarta :
Editor: Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2025