Kudus (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencatat empat desa yang sebelumnya terdampak kekeringan tidak lagi mengajukan droping air bersih, menyusul curah hujan mulai meningkat sehingga sumur warga juga mulai terisi air.

"Sejak 8 Oktober 2024, kami tidak lagi melakukan droping air bersih karena empat desa yang terdampak kekeringan tidak mengajukan permintaan. Hal ini, dimungkinkan karena curah hujan juga mulai meningkat," kata Kasi Kedaruratan BPBD Kudus Ahmad Munaji di Kudus, Minggu.

Dalam rangka memudahkan warga mendapatkan air bersih, kata dia, sebelumnya BPBD Kudus juga memberikan pinjaman tandon air berkapasitas 5.000 liter yang ditempatkan di titik strategis untuk memudahkan warga mengambil sesuai kebutuhan.

Adanya tandon air tersebut, maka warga tidak perlu lagi menunggu distribusi air bersih dari BPBD datang ke lokasi, cukup mereka mengambil air dari tandon air yang disediakan di desa mereka.

Tercatat ada empat desa yang dibantu disediakan tandon air dengan jumlah tandon mencapai 15 buah.

Di antaranya Desa Kedungdowo, Desa Kalirejo, Desa Glagahwaru, dan Desa Setrokalangan dengan jumlah tandon di masing-masing desa bervariasi.

"Kalaupun warga masih membutuhkan suplai air bersih, maka kami siap mendistribusikan kembali," ujarnya.