Kepala Kemenag Jateng paparkan strategi madrasah "rahmatan lil alamin"
Jumat, 15 November 2024 9:54 WIB
Kakanwil Kemenag Provinsi Jateng Musta'in Ahmad memimpin langsung pengembangan kompetensi Tim Efektif Sistem Pengendalian Pelaksanan (Sisdalak) Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Rahmatan Lil Alamin (P5RA). Dok. Kemenag Jateng
Wonosobo (ANTARA) - Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah Musta'in Ahmad memimpin langsung pengembangan kompetensi Tim Efektif Sistem Pengendalian Pelaksanan (Sisdalak) Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Rahmatan Lil Alamin (P5RA).
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 hari di Tambi Tea Resort Wonosobo pada 13--15 November 2024.
Musta'in Ahmad merupakan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) I Angkatan LXI. Pelatihan diadakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Bersama Tim Efektif, ia melakukan pengembangan kompetensi yang relevan dengan tema proyek perubahan (proper) yang telah diambil. Adapun proper itu bertajuk "Pembangunan Sisdalak P5RA di Lingkungan Madrasah Kementerian Agama".
"Tujuan kita hidup merdeka yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Tanda orang cerdas itu, dari awal sekali dalam tradisi Jawa Tengah, ora gumunan, ora kagetan, ora dumeh, lan ora kesusu," tutur Kakanwil kembali mengingatkan.
Lantas apa yang harus dilakukan? Pertanyaan tersebut muncul dalam diskusi hangat bersama Kakanwil Musta'in Ahmad. Seluruh anggota Tim Efektif tampak antusias menjawab pertanyaan tersebut.
Kakanwil menekankan, "Kita harus terus berjuang, kita memilih membela dan membantu rakyat di pemerintahan, senjata kita ada di kebijakan-kebijakan."
Maka tidak ada pilihan lain, bagi semua ASN harus memastikan langkah dan kebijakannya tidak merugikan masyarakat.
"Dalam konteks ini ialah madrasah, maka di tengah era modern ini, kegiatan belajar mengajar tidak boleh diselenggarakan bertentangan dengan pandangan hidup bangsa Indonesia. Madrasah harus berdasar pada nilai-nilai agama dan wajah asli agama yakni rahmatan lil alamin," ucapnya menegaskan.
Lantas apa yang tidak boleh dilakukan? Ini pertanyaan kedua yang dilontarkan Kakanwil. Bagai gayung bersambut, anggota Tim Efektif saling memberi jawab.
"Khususnya di dunia pendidikan, di hadapan peserta didik, kita tidak boleh mengembangkan narasi negatif. Akibatnya membuat anak tidak percaya pada gurunya, orang tua tidak percaya dengan Madrasah dan ujungnya masyarakat tidak percaya dengan kebijakan-kebijakan kita," pungkas Kakanwil menutup diskusi. ***
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 hari di Tambi Tea Resort Wonosobo pada 13--15 November 2024.
Musta'in Ahmad merupakan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) I Angkatan LXI. Pelatihan diadakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Bersama Tim Efektif, ia melakukan pengembangan kompetensi yang relevan dengan tema proyek perubahan (proper) yang telah diambil. Adapun proper itu bertajuk "Pembangunan Sisdalak P5RA di Lingkungan Madrasah Kementerian Agama".
"Tujuan kita hidup merdeka yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Tanda orang cerdas itu, dari awal sekali dalam tradisi Jawa Tengah, ora gumunan, ora kagetan, ora dumeh, lan ora kesusu," tutur Kakanwil kembali mengingatkan.
Lantas apa yang harus dilakukan? Pertanyaan tersebut muncul dalam diskusi hangat bersama Kakanwil Musta'in Ahmad. Seluruh anggota Tim Efektif tampak antusias menjawab pertanyaan tersebut.
Kakanwil menekankan, "Kita harus terus berjuang, kita memilih membela dan membantu rakyat di pemerintahan, senjata kita ada di kebijakan-kebijakan."
Maka tidak ada pilihan lain, bagi semua ASN harus memastikan langkah dan kebijakannya tidak merugikan masyarakat.
"Dalam konteks ini ialah madrasah, maka di tengah era modern ini, kegiatan belajar mengajar tidak boleh diselenggarakan bertentangan dengan pandangan hidup bangsa Indonesia. Madrasah harus berdasar pada nilai-nilai agama dan wajah asli agama yakni rahmatan lil alamin," ucapnya menegaskan.
Lantas apa yang tidak boleh dilakukan? Ini pertanyaan kedua yang dilontarkan Kakanwil. Bagai gayung bersambut, anggota Tim Efektif saling memberi jawab.
"Khususnya di dunia pendidikan, di hadapan peserta didik, kita tidak boleh mengembangkan narasi negatif. Akibatnya membuat anak tidak percaya pada gurunya, orang tua tidak percaya dengan Madrasah dan ujungnya masyarakat tidak percaya dengan kebijakan-kebijakan kita," pungkas Kakanwil menutup diskusi. ***
Pewarta : Nur Istibsaroh/ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BPJS Ketenagakerjaan Jateng-DIY per Oktober 2024 salurkan klaim Rp5,4 triliun
14 November 2024 9:03 WIB
SMK Muhammadiyah 1 Prambanan dan PLN Icon Plus Jateng teken MoU Kelas Industri
14 November 2024 8:53 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB