GP Ansor Semarang : Jangan politisasi isu agama untuk pilkada
Selasa, 19 November 2024 22:26 WIB
Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor Kota Semarang Abdurrahman. (ANTARA/Zuhdiar Laeis)
Semarang (ANTARA) - Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Semarang mengingatkan agar isu agama tidak menjadi komoditas politik seiring penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada).
"Kalau sekedar berbeda pilihan ya silahkan, tapi pakailah cara-cara yang elegan dengan tidak mencederai Pancasila dan memecah belah umat," kata Ketua PC GP Ansor Kota Semarang Abdurrahman, di Semarang, Selasa.
Hal tersebut disampaikan menanggapi adanya "SMS blast" atau pesan singkat berantai terkait perbedaan keyakinan salah satu calon wali kota.
"Tolong jangan lakukan 'black campaign' seperti SMS yang tersebar itu. Karena takutnya SMS seperti itu malah jadi bumerang yang membuat orang jadi tidak simpatik," katanya.
Ia kemudian mengajak pihak-pihak yang berkecimpung dalam menjaga kerukunan umat antar agama agar aktif menjaga kerukunan di momentum pilkada seperti sekarang.
"Untuk menjaga kerukunan antarumat beragama kan sudah ada FKUB (forum kerukunan umat beragama) dan Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) harus berkontribusi aktif menjaga kerukunan ini," katanya.
Menurut dia, bangsa ini berdiri dengan Bhinneka Tunggal Ika sudah dengan susah payah dimerdekakan oleh para leluhur.
Pada masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto mendeklarasikan Pancasila sebagai asas Tunggal supaya tidak ada lagi perpecahan antar anak bangsa.
Maka dari itu, kata dia, Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) pada 1984 di Situbondo menyatakan bahwa NU menerima asas tunggal Pancasila secara mutlak.
"Artinya, yuk warga NU kembali ke Sejarah. Karena kita warga negara Indonesia berdiri Bersama di atas Pancasila dengan memiliki hak dan kedudukan yang sama serta mempunyai hak memilih dan dipilih," katanya.
Abdurrahman mengatakan jika masih saja menggunakan isu agama dalam kontestasi politik maka peradaban Indonesia justru akan mundur.
"Maka kemudian kalau ada yang digoreng-goreng perihal perbedaan agama hanya sekedar berebut kekuasaan. Maka peradaban kita mundur. Padahal kita sudah menerima asas Tunggal Pancasila," katanya.
"Jadi karena ini Pilkada hanya sebentar sebagai upaya mencari pemimpin terbaik, jangan dipakai sebagai ajang memecah belah umat. Bangsa kita sebagai warisan pahlawan, harus 'diugemi' (digenggam erat)," katanya.
Pilkada Kota Semarang 2024 diikuti oleh dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, yakni Agustina Wilujeng Pramestuti-Iswar Aminuddin yang diusung PDI Perjuangan di nomor urut satu.
Di nomor urut dua, pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso yang diusung sembilan partai politik, yakni Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai NasDem.
"Kalau sekedar berbeda pilihan ya silahkan, tapi pakailah cara-cara yang elegan dengan tidak mencederai Pancasila dan memecah belah umat," kata Ketua PC GP Ansor Kota Semarang Abdurrahman, di Semarang, Selasa.
Hal tersebut disampaikan menanggapi adanya "SMS blast" atau pesan singkat berantai terkait perbedaan keyakinan salah satu calon wali kota.
"Tolong jangan lakukan 'black campaign' seperti SMS yang tersebar itu. Karena takutnya SMS seperti itu malah jadi bumerang yang membuat orang jadi tidak simpatik," katanya.
Ia kemudian mengajak pihak-pihak yang berkecimpung dalam menjaga kerukunan umat antar agama agar aktif menjaga kerukunan di momentum pilkada seperti sekarang.
"Untuk menjaga kerukunan antarumat beragama kan sudah ada FKUB (forum kerukunan umat beragama) dan Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) harus berkontribusi aktif menjaga kerukunan ini," katanya.
Menurut dia, bangsa ini berdiri dengan Bhinneka Tunggal Ika sudah dengan susah payah dimerdekakan oleh para leluhur.
Pada masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto mendeklarasikan Pancasila sebagai asas Tunggal supaya tidak ada lagi perpecahan antar anak bangsa.
Maka dari itu, kata dia, Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) pada 1984 di Situbondo menyatakan bahwa NU menerima asas tunggal Pancasila secara mutlak.
"Artinya, yuk warga NU kembali ke Sejarah. Karena kita warga negara Indonesia berdiri Bersama di atas Pancasila dengan memiliki hak dan kedudukan yang sama serta mempunyai hak memilih dan dipilih," katanya.
Abdurrahman mengatakan jika masih saja menggunakan isu agama dalam kontestasi politik maka peradaban Indonesia justru akan mundur.
"Maka kemudian kalau ada yang digoreng-goreng perihal perbedaan agama hanya sekedar berebut kekuasaan. Maka peradaban kita mundur. Padahal kita sudah menerima asas Tunggal Pancasila," katanya.
"Jadi karena ini Pilkada hanya sebentar sebagai upaya mencari pemimpin terbaik, jangan dipakai sebagai ajang memecah belah umat. Bangsa kita sebagai warisan pahlawan, harus 'diugemi' (digenggam erat)," katanya.
Pilkada Kota Semarang 2024 diikuti oleh dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, yakni Agustina Wilujeng Pramestuti-Iswar Aminuddin yang diusung PDI Perjuangan di nomor urut satu.
Di nomor urut dua, pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso yang diusung sembilan partai politik, yakni Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai NasDem.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
GP Ansor: Ajakan Menag agar masyarakat cerdas pilih capres sangat edukatif dan positif
02 October 2023 9:00 WIB, 2023
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Pjs Wali Kota Magelang : Kenaikan pangkat memotivasi ASN tingkatkan kinerja
18 November 2024 22:23 WIB