Banyumas (ANTARA) - Anggota DPD RI Abdul Kholik mengatakan pihaknya siap mendukung dan mengawal Program Makan Bergizi Gratis yang akan dilaksanakan pemerintah mulai tanggal 2 Januari 2025.

"Kami mendukung itu karena pertama, merupakan bagian dari investasi untuk membangun generasi kita ke depan yang lebih sehat, kemudian juga tentu terhindar dari ancaman-ancaman seperti stunting dan sebagainya," kata senator asal Jawa Tengah itu di Desa Kemutug Kidul, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jateng, Minggu.

Menurut dia, hal itu disebabkan generasi ke depan sangat menentukan masa depan bangsa Indonesia.

Selanjutnya yang kedua, kata dia, pihaknya berharap pola dalam Program Makan Bergizi dilakukan dengan memberdayakan masyarakat di daerah atau masyarakat sekitar.

Ia mengharapkan bahan baku untuk makan bergizi itu diambil dari simpul-simpul yang terdekat, sehingga menghidupkan masyarakat dan berbasis potensi lokal.

"Misalnya kalau di sini yang gampang telur atau ikan hasil budi daya, ya telur atau ikan, tetapi kalau di daerah lain apa, ya apalah itu. Tetapi intinya, program ini bagus untuk masyarakat dan juga memberdayakan masyarakat," katanya.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan DPD RI siap mendukung dan mengawal Program Makan Bergizi Gratis tersebut.

Dengan demikian ketika di lapangan ada masukan untuk perbaikan, kata dia, pihaknya akan menyampaikan kepada pemerintah.

"Tapi kita dukung. Kalau kemudian di pelaksanaannya hal-hal yang diperbaiki, kita dukung, sekaligus tadi kita menekankan betul supaya ini memberdayakan masyarakat daerah atau sekitarnya, baik dari potensi sumbernya maupun keterlibatannya," kata Kholik.

Pemerintah telah menetapkan sasaran awal program makan bergizi gratis yang akan dilaksanakan mulai 2 Januari 2025 untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak serta ibu hamil dan menyusui di berbagai daerah dengan anggaran senilai Rp71 triliun.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Gizi Nasional (BGN) pada 5 November 2024, total sasaran awal program makan bergizi gratis mencapai 15 juta hingga 20 juta jiwa yang terdiri atas peserta didik mulai tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah atas (SMA) negeri maupun swasta, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita atau anak usia di bawah lima tahun.

Baca juga: Pemkot Pekalongan-KKP uji coba program Makan Bergizi Gratis