Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang meluncurkan program inovatif "10 Kandri Baru" yang dirancang untuk membina dan memberdayakan desa-desa wisata baru agar mampu mencapai level keberhasilan yang sama dengan Desa Wisata Kandri.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Wing Wiyarso, di Semarang, Kamis, mengatakan bahwa Desa Wisata Kandri telah membuktikan diri sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Semarang.

"Untuk mencapai desa wisata yang mumpuni, pengelolaan manajemen, promosi, dan pemasaran harus diterapkan dengan baik oleh pengelola desa wisata," katanya.

Dengan inovasi dalam menciptakan paket wisata dan mengemas event berbasis kearifan lokal, kata dia, Desa Kandri berhasil memberikan dampak positif bagi perekonomian, pelestarian lingkungan, dan pengembangan sosial budaya masyarakat setempat.

Melihat potensi besar itu, Pemkot Semarang ingin memastikan bahwa manfaat pariwisata dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat di berbagai wilayah.

Pada 2025, program "10 Kandri Baru" akan memfokuskan pendampingan pada lima rintisan desa wisata, yakni Desa Wisata Pudak Payung dengan keindahan alam seperti Curug Kedung Kudhu, Air Terjun Kaligarang, serta seni gamelan dan Kolintang.

Desa Wisata Kampung Sawah yang mengemas atraksi edukasi pertanian, pembuatan pupuk organik, dan konservasi burung hantu.

Desa Wisata Kampung Melayu dengan kekayaan wisata budaya, religi, serta aktivitas urban yang dapat dikembangkan sebagai wisata buatan.

Selain itu, ada juga Desa Wisata Banget Ayu yang memiliki potensi wisata kuliner, mulai dari jajanan pasar hingga makanan khas lokal, dan Desa Wisata Kampung Djadoel yang menghadirkan pengalaman membatik dan pusat belanja batik.

Ia menjelaskan bahwa program tersebut melibatkan berbagai langkah strategis, seperti pendampingan pembuatan produk wisata, penyusunan narasi wisata (story telling), pelatihan pemasaran bagi masyarakat lokal, hingga pemberian penghargaan melalui ajang "Sibarista Marketers Award".

Untuk mendukung keberhasilan program, Disbudpar Kota Semarang menggandeng komunitas Sibarista (Sinau Bareng Pemasaran Pariwisata) sebagai mitra pendamping.

Para fasilitator berasal dari desa wisata yang telah sukses, seperti Kandri, Nongkosawit, Jamalsari, dan Wonolopo yang akan membimbing desa-desa wisata baru dalam tata kelola pemasaran hingga produk wisata mereka terjual.

Dengan program "10 Kandri Baru," Wing berharap dapat menciptakan destinasi wisata baru yang tidak hanya meningkatkan perekonomian masyarakat lokal, tetapi juga menjaga kearifan lokal dan kelestarian alam.