Solo (ANTARA) - Festival kuliner nonhalal di Solo, Jawa Tengah berjalan kondusif usai sempat menuai polemik di kalangan ormas Islam.

Pantauan di Mal Solo Paragon yang menjadi lokasi penyelenggaraan festival, Kamis, terlihat stan kuliner halal dan nonhalal dipisahkan. Untuk kuliner halal berada di bagian atrium, sedangkan yang nonhalal di halaman parkir mal.

Untuk tenda kuliner nonhalal juga tampak lebih tertutup. Selain itu, di bagian pintu masuk ada petugas jaga yang bertugas melakukan skrining pengunjung.

Public Relations Solo Paragon Mal Veronica Lahji mengatakan petugas jaga atau security tersebut memastikan pengunjung yang masuk di stan kuliner nonhalal bukan dari pengunjung Muslim.

"Kalau yang masuk di lokasi nonhalal kami tugaskan beberapa security yang skrining siapa yang masuk. Apabila berhijab atau pakai baju gamis tidak diperbolehkan masuk," katanya.

Mengenai polemik yang muncul di sejumlah ormas Islam, Veronica mengatakan mempercayakan sepenuhnya keamanan kepada petugas kepolisian.

"Kami mempercayakan semua pada aparat keamanan di Kota Surakarta, sampai sekarang dimulai dari jam 10.00 WIB sampai sore ini berjalan lancar," katanya.

Pada Festival Kuliner Cap Go Meh ini total ada 45 stan yang mengikuti. Dari total tersebut, 26 di antaranya stan kuliner halal dan 19 stan kuliner nonhalal.

"Peminatnya banyak semua," katanya.

Sebelumnya, salah satu organisasi masyarakat yang menolak gelaran festival tersebut, yakni Aliansi Umat Islam Solo Raya (AUIS). Pantauan di Solo, Rabu, sejumlah orang dari kelompok ormas mendatangi Mal Solo Paragon.

Mereka masuk hingga ke dalam atrium yang menjadi lokasi pelaksanaan festival tersebut. Meski sempat melihat beberapa stan yang ada di festival, mereka lantas keluar kembali.

Koordinator Massa Soleh Ahmad menyampaikan kepada anggota ormas yang datang bahwa tidak ada makanan nonhalal yang ada di dalam atrium.

Usai menyampaikan hal tersebut, massa lantas membubarkan diri dengan tertib.





Baca juga: Wali Kota Surakarta minta penggantinya jaga proyek prioritas