Laode: Sosialisasi Empat Pilar Kurang Tepat Sasaran
Rabu, 1 Februari 2012 11:06 WIB
"Kalau analoginya sebuah bangunan, apakah empat pilar tersebut bisa kuat tanpa ada pondasi. Jika pilarnya itu Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, lalu apa pondasinya?," kata Laode dalam salah satu sesi "Pekan Konstitusi" bertema "UUD 1945, Amandemen dan Masa Depan Bangsa" di Jakarta, Selasa.
Menurut Laode, pemahaman tentang empat pilar kebangsaan tersebut seharusnya dikoreksi sehingga Pancasila yang merupakan landasan berbangsa dan bernegara harus dikedepankan.
"Nilai-nilai Pancasila harusnya menjadi sebuah pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Laode.
Laode mengatakan, di tengah zaman globalisasi yang mengakibatkan kondisi masyarakat yang lemah, negara harus memperkuat posisinya sehingga rakyat tidak menjadi korban arus perkembangan zaman.
Sementara itu, anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Wahidin Ismail dalam kesempatan yang sama mengatakan, pilar berbangsa yang disosialisasikan tersebut tidak hanya mencakup empat pilar.
"Kita tim sosialisasi pilar kebangsaan sudah sepakat bahwa yang termasuk dalam pilar kebangsaan tidak hanya empat pilar, ada juga pilar lain seperti Bahasa Indonesia atau Bendera merah Putih yang menjadi simbol pemersatu bangsa," kata Wahidin.
"Namun kita menekankan empat pilar kebangsaan tersebut sebagai satu kemasan yang diharapkan dapat menjangkau seluruh rakyat Indonesia," katanya.
"Pekan Konstitusi" adalah forum yang diadakan Konferensi Cendekiawan Muslim Internasional (International Conference of Islamic Scholars/ICIS) guna menanggapi usulan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk melanjutkan amandemen UUD 1945.
DPD RI mengusulkan 10 poin penting perubahan UUD 1945, di antaranya, memperkuat sistem presidensial, mengoptimalkan sistem perwakilan DPD, membuka calon presiden jalur perseorangan, memperkuat peran Mahkamah Konstitusi, penambahan pasal hak azasi manusia dan penajaman bab tentang pendidikan dan ekonomi.
Sejumlah tokoh yang hadir dalam forum yang telah memasuki hari ke-2 tersebut di antaranya adalah mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsudin, Wakil Ketua MPR Hajriyanto Tohari, mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Ketua Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi, Ketua DPD RI Irman Gusman dan Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X.
Pewarta : -
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
BPJAMSOSTEK sosialisasi jaminan sosial ketenagakerjaan ke guru madin di Kudus
13 December 2024 21:48 WIB
Cegah TPPU, Kemenkumham Jateng gelar "Sosialisasi dan Audit Kepatuhan Notaris"
28 November 2024 12:16 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017