Tiga korban meninggal tersebut, yakni Sugiyono (38), Siyamin (35), dan Winardi (23).
Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, galian saluran air yang akan dipasangi pipa paralon tersebut dengan lebar sekitar 50 centimeter, kedalaman delapan meter, panjang 20 meter.
Pembuatan saluran dengan menggali tanah berbukit berupa kebun kopi tersebut untuk memperpendek jarak pipa paralon yang sudah ada karena harus melingkar dengan jarak cukup panjang.
Seorang saksi mata warga Dusun Belang, Desa Jlegong, Munanto mengatakan, kejadian longsor sekitar pukul 10.30 WIB. Saat kejadian ada 11 orang warga Dusun Putat yang sedang kerja bakti menggali saluran air, lima orang di antaranya menggali tanah di bawah dan enam orang lainnya di atas.
"Saat menggali tiba-tiba tanah di atasnya longsor dan menimpa Sugiyono, Siyamin, dan Winardi. Sedangkan dua orang lainnya yang berada di bawah, yakni Walsidi dan Bogeng selamat karena tidak tertimpa longsor," katanya.
Ia mengatakan, begitu longsor warga langsung berusaha menggali longsoran, korban pertama ditemukan 30 menit kemudian, sedangkan dua korban lainnya ditemukan sekitar dua jam setelah kejadian. "Ketiga korban ditemukan telah meninggal," katanya.
Kepala Desa Jlegong Amin Su'udi, mengatakan, warga RT 6 membuat saluran air secara swadaya. Air diambil dari sumber air Salaman dengan menggunakan pipa paralon.
"Penggalian saluran tersebut sudah berlangsung seminggu yang lalu, tetapi pihak desa tidak mengetahui kegiatan tersebut karena dilakukan warga secara swadaya tanpa melalui 'rembug' desa," katanya.
Tiga Penggali Saluran Tewas Tertimbun Longsor
Jumat, 6 April 2012 20:14 WIB
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Kliwon
Copyright © ANTARA 2024