"Operasi ini memang rumit. Kelainan penisnya sangat melengkung dengan posisi lubang kencing jauh di pangkal," kata Wakil Ketua Tim Penyesuaian Kelamin RSUP dr Kariadi Semarang dr. Ardi Santosa di Semarang, Rabu.

Joy terlahir sebagai perempuan dengan nama Siti Maimunah dan telah menjalani kehidupan sebagai perempuan selama bertahun-tahun sebelum akhirnya permohonan perubahan status menjadi laki-laki dikabulkan.

Setelah mendapatkan perubahan status menjadi laki-laki dari Pengadilan Negeri (PN) Semarang pada 27 Desember 2011, Joy berkeinginan untuk menjadi laki-laki seutuhnya dengan menjalani operasi penyesuaian kelamin.

Ardi yang menjadi ketua pelaksana operasi menjelaskan, Joy didiagnosis menderita "complete androgen insensitivity syndrome" (CAIS), yakni tidak sensitifnya jaringan pembentukan kelamin terhadap hormon androgen.

Akibatnya, kata dia, alat kelamin tidak berkembang dengan sempurna, dengan ciri-ciri lubang kencing terletak di bagian bawah (hipospadia), buah pelir belum turun ke kantong (undescented testis), dan hernia.

Ia menjelaskan, tahapan pra-operasi sudah dilakukan dengan pemeriksaan kromosom dan hormonal, bahkan ada pula kromoson yang harus dikirim ke Belanda untuk diperiksa karena keterbatasan peralatan yang dimiliki.

Operasi tahap pertama akan meluruskan dengan menonjolkan penis, kata dokter spesialis bedah urologi tersebut, kemudian menutup saluran kencing semula untuk kemudian dilekatkan berdekatan dengan penis.

Jaringan-jaringan yang mengganggu di sekitar akan dibuang untuk memudahkan penanganan pada operasi tahap selanjutnya. Operasi tahap kedua rencananya dilakukan enam bulan setelah operasi tahap pertama.

Menurut Ardi, peluang keberhasilan operasi terhadap Joy tersebut sangat besar, tetapi kemungkinan infertilitas (mandul) tetap ada. Namun, keinginan memiliki keturunan bisa diupayakan melalui proses bayi tabung.