"Hingga saat ini masih terkendali dan warga sudah biasa dengan kedatangan kawanan kera tersebut pada musim kemarau," kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dinbunhut) Banyumas Widarso di Purwokerto, Selasa.

Menurut dia, Pemkab Banyumas telah memberikan bantuan berupa makanan untuk kera seperti kacang-kacangan dan umbi-umbian agar kera tidak masuk ke rumah-rumah warga.

Selain itu, kata dia, upaya penanaman pohon buah-buahan belum bisa maksimal karena saat mulai tumbuh, tanaman tersebut dibongkar dan dimakan oleh kera.

"Sampai hari ini keberhasilannya belum maksimal. Tetapi kita akan upayakan terus menanam tanaman yang disukai oleh kera, harapannya dalam dua-tiga tahun bisa berbuah sehingga bisa dimakan oleh kera," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, warga Cikakak sebenarnya sudah terbiasa dengan kawanan kera yang keluar dari hutan di dekat desa itu.

Akan tetapi yang dikhawatirkan, kata dia, kawanan kera tersebut memasuki permukiman warga desa lain.

"Kami terus memantaunya karena kalau kawanan kera tersebut masuk ke desa lain, biasanya akan menjadi masalah. Namun sejauh ini kawanan kera tersebut masih berada di sekitar Desa Cikakak, belum masuk ke Desa Wlahar," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan, pihaknya khawatir jika kawanan kera tersebut menyerang warga.

"Namun sampai hari ini belum ada laporan tentang serangan kera terhadap warga. Kawanan kera di sana takut dengan warga setempat, tapi kalau dengan pendatang pasti mendekat karena kera-kera itu mengira para pendatang bawa makanan," kata Widarso.

Disinggung mengenai jumlah kera yang masuk ke permukiman warga, dia mengatakan, berdasarkan pantauan jumlahnya masih ratusan ekor.

"Kami memang tidak bisa menghitung secara pasti. Namun dari pantauan sekitar 300-an ekor, belum mencapai ribuan," katanya.

Sementara itu, warga Desa Cikakak mulai resah dengan kedatangan kawanan kera yang mengganggu aktivitas mereka
"Kera-kera di hutan itu memang sering masuk ke permukiman. Namun kalau musim kemarau, jumlahnya sangat banyak dan selalu merepotkan warga karena kawanan kera itu merusak atap rumah untuk mencuri makanan," kata seorang warga, Bambang (45).

Menurut dia, warga setempat sudah bingung menghadapi kawanan kera yang diduga kelaparan akibat kemarau panjang.