Perusahaan pelat merah itu berhasil memperoleh lokasi tambang di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang. Area perbukitan kaya kandungan kapur ini dinilai cocok untuk area penyediaan bahan baku semen.

Lokasi penambangan sekitar lima kilometer dari permukiman warga, dengan kontur jalan yang berkelok dan menanjak. Sepanjang jalan dari Desa Tegaldowo menuju lokasi penambangan, tebing di kanan kiri jalan memang bertembok batu kapur warna abu-abu dan putih.

Perusahaan BUMN yang dulu bernama PT Semen Gresik itu pantas gembira karena dengan ditemukannya area penambangan bahan baku ini bakal memberi kesinambangunan pertumbuhan produksi semen BUMN ini. Kegembiraan juga terlihat di wajah Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dan Bupati Rembang M. Salim.

Bibit memang sempat kecewa ketika rencana pembangunan pabrik semen oleh PT Semen Gresik (kala itu) di Sukolilo senilai Rp5 triliun ditolak warga karena dianggap merusak lingkungan, terutama ancaman lenyapnya puluhan mata air di bawah permukaan tanah.

Rencana pembangunan pabrik semen di Desa Tegaldowo nyaris tanpa penolakan dari warga. Bahkan warga menyambut gembira investasi PT Semen Indonesia ke daerahnya. Reaksi tersebut terlihat saat Bibit memberi sambutan singkat di sela pertunjukan wayang kulit di lapangan desa, Sabtu (16/2) dini hari.

Bahkan, pada Sabtu pagi ketika peresmian penyiapan lahan penambangan, ratusan warga antusias menghadiri acara tersebut.

Bibit pantas gembira karena investasi bernilai triliunan rupiah ini masuk ke Jateng. Investasi ini juga bakal menyerap ribuan tenaga kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

"Lebih dari tiga triliun rupiah dikucurkan PT Semen Indonesia untuk membangun pabrik di sini. Pasti nantinya akan membawa kesejahteraan warga," katanya.

Keberadaan pabrik semen di Tegaldowo diperkirakan secara langsung menyerap sekitar 3.500 pekerja, yang sebagian besar bakal direkrut dari angkatan kerja sekitar pabrik.

Berdirinya pabrik tentu akan mendorong tumbuhnya sektor usaha lain sehingga jumlah tenaga kerja yang terserap bakal berlipat sehingga, menurut Bibit, akan meningkatkan kesejahteraan warga.

Untuk itu, PT Semen Indonesia sejak beberapa bulan lalu sudah memberi pelatihan keterampilan, seperti mengelas, perbengkelan, usaha kecil, dan lainnya.

Sejumlah warga sebelumnya sudah menikmati hasil penjualan tanah yang digunakan untuk penambangan.

Menurut Muhtari, warga Tegaldowo, sebagian besar lahan untuk areal penambangan memang tidak subur karena berupa batu kapur.

Pria berusia 49 tahun itu menceritakan bahwa sebelum PT Semen Indonesia masuk, satu hektare (10.000 meter persegi) lahan tersebut hanya dihargai di bawah Rp15 juta.

"Bahkan ada yang ditukar dengan seekor sapi. Akan tetapi, setelah PT Semen Indonesia masuk, lahan seluas itu bisa dihargai Rp250 juta," katanya di sela menyaksikan pertunjukan wayang kulit.

Bagi PT Semen Indonesia, melesatnya harga lahan di lokasi penambangan sudah diperkirakan sebelumnya. Yang diharapkan, uang ganti untung itu bisa digunakan untuk kegiatan produktif sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan warga secara berkesinambungan.

Tiga Juta Ton
PT Semen Indonesia yang akhir tahun 2012 mengakuisisi perusahaan semen di Vietnam itu memang memiliki tekad mempertahankan pangsa pasar domestik sekitar 45 persen.

Untuk mewujudkannya, dari pabrik semen baru di Rembang ini paling tidak bisa menambah produksi sekitar tiga juta ton per tahun setelah pabrik beroperasi pada 2016.

Dengan tambahan pabrik baru di Rembang, Sumatera Barat, serta pabrik-pabrik baru lainnya, kelompok perusahaan semen terbesar di Indonesia ini akan mempunyai kapasitas 36,5 juta ton per tahun pada 2016.

"Peningkatan kapasitas produksi dilakukan secara terukur. Ini merupakan salah satu strategi perseroan untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di industri semen nasional," kata Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Dwi Soetjipto.

Peningkatan kapasitas produksi juga sebagai bagian dari tanggung jawab perseroan untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional dengan memenuhi permintaan semen yang terus meningkat.

Sepanjang 2012, katanya, perseroan mampu menjual 22,5 juta ton semen, meningkat 14,7 persen dibanding realisasi penjualan pada 2011 sebanyak 19,6 juta ton.

Permintaan semen di masa mendatang bakal kian meningkat bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil tinggi, besarnya belanja infrastruktur pemerintah, serta kian makmurnya penduduk.

Pertumbuhan penjualan semen Indonesia, katanya, selama ini mampu melampaui rata-rata pertumbuhan industri semen secara nasional yang hanya 14,5 persen.

Bila tidak diantisipasi jauh hari sebelumnya dengan menambah kapasitas produksi atau membangun pabrik semen baru, ketidakseimbangan tersebut bisa menyebabkan masuknya semen impor ke pasar dalam negeri.

Oleh karena itu, PT Semen Indonesia akan terus menambah produksi dengan beragam cara, antara lain membangun pabrik baru bahkan mengakuisisi pabrik di luar negeri, seperti di Vietnam.

Saat ini perseroan telah menuntaskan pengadaan lahan seluas sekitar 200 hektare dengan kemampuan tambang setara deposit 30 tahun.

Perseroan saat ini pula tengah memproses tukar-menukar kawasan hutan di Rembang dalam skema pinjam pakai yang mengharuskan PT Semen Indonesia menyiapkan lahan yang siap dihutankan sebagai ganti dari wilayah hutan yang akan digunakan untuk kepentingan produksi perseroan.

"Kami terus berkoordinasi dan meminta pertimbangan teknis dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM serta Kementerian Kehutanan sebagai otoritas kehutanan. Kami selalu taat pada aturan yang menunjukkan setiap investasi perseroan adalah investasi yang bertanggung jawab," kata Dwi.

Selain lahan, perseroan juga telah melakukan proses pengadaan peralatan utama pabrik baru tersebut. Lebih dari 85 persen proporsi material pabrik ditunjang oleh peralatan-peralatan yang dihasilkan di dalam negeri.

Konstruksi sipil, pemasangan mesin dan peralatan, serta elektrikal dan instrumentasi dari pabrik ini, kata Dwi, 100 persen akan dikerjakan oleh kontraktor dalam negeri dengan nilai investasi mencapai Rp3,7 triliun.

Bagi Kabupaten Rembang, menurut M. Salim, berdirinya pabrik semen di daerah ini selain membangun titik baru pertumbuhan ekonomi juga menegaskan kesiapannya sebagai daerah tujuan investasi berskala besar.