PPNSI: Lonjakan Harga Bawang Disengaja
Senin, 18 Maret 2013 8:39 WIB
Seorang pedagang melihat kondisi bawang putih mpor dari China yang mendominasi pasar lokal di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Minggu (7/8). Produksi bawang putih lokal yang masih rendah membuat impor bawang putih masih merajalela. Badan Pusat Stati
"Dengan dikondisikan seperti itu, importir diuntungan.Saat ini ada usaha sistematis untuk membuat suasana kacau, dengan target menggoyang harga pangan dan merugikan petani," kata Sekjen PPNSI Riyono dalam siaran pers yang diterima di Semarang, Senin.
Menurut dia, kartelisasi ini sudah diendus oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) karena banyak kontainer bawang yang ditemukan ilegal, dokumen impornya tidak lengkap.
"Ini jelas permainan nakal para importir dan akan terus terjadi jika tidak ada ketegasan dari KPPU untuk menghukum jera importir nakal," katanya.
Menurut Riyono, kenaikan harga bawang jauh di atas 20 persen diikuti dengan kelangkaan barang di pasar, lalu kenaikan harga dalam waktu mendadak, ada barang dugaan penimbunan, dan kepanikan pasar, bakal mengerek laju inflasi.
Ia menduga bahwa melesatnya harga bawang karena adanya permainan importir nakal.
PPNSI mengusulkan kepada pemerintah segera mengembalikan harga bawang pada posisi normal melalui operasi pasar, kemudian sita semua bawang impor ilegal.
Agara menimbulkan efek jera, katanya, apar harus menggelar operasi untuk menangkap importir nakal melalui audit total para importir yang hanya jual kuota. Kemudian, katanya, pemerintah harus fokus kepada pembenahan tata niaga dari hulu sampai hilir dan terakhir jangan lupa bahwa petani sebagai produsen bawang jangan sampai rugi karena derasnya arus impor.
"Kita lihat siapa yang pro-petani dan pro-impor pangan berkelanjutan. Jangan sampai kenaikan harga bawang ini adalah agenda agen neolib untuk merusak bangsa kita," katanya. (Tz)
Pewarta : -
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024