"Kami tidak mau diadu, sehingga kami memusatkan aksi di YLBHI," kata Ketua MKRI Ratna Sarumpaet di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, terdapat skenario yang akan membenturkan antar kelompok yang akan melakukan aksi oleh MKRI tersebut.

Padahal, ia mengemukakan bahwa aksi yang akan digelar Senin (25/3) itu tidak akan ditunggangi oleh pihak yang dinilai dapat menjadi "penumpang gelap".

Ratna juga mengemukakan, aksi tersebut sebenarnya tidak hanya dilakukan di Jakarta tetapi akan dilakukan secara bersama-sama di banyak provinsi lainnya.

Untuk aksi di kantor YLBHI Jakarta, ujar dia, pihaknya akan membuat semacam panggung di mana berbagai tokoh dapat menyampaikan aspirasinya terkait dengan pemerintahan SBY-Boediono.

Ia menegaskan bahwa aksi yang akan dilakukan oleh MKRI akan berjalan dengan damai.

Sementara itu, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menginginkan agar pihak aparat dapat mengawal aksi damai ini dan tidak melakukan provokasi.

Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letnan Jenderal Marciano Norman mengatakan, akan ada aksi unjuk rasa di Jakarta pada Senin (25/3), dengan agenda untuk menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk dapat turun dari jabatannya.

Dalam konferensi pers, Presiden juga sempat meminta kepada para elite politik dan kelompok-kelompok tertentu agar jangan keluar jalur demokrasi.

Presiden juga meminta kepada mereka agar jangan ada upaya untuk membuat pemerintahan terguncang.