"Berdasarkan pengukuran gas CO2 dalam tanah yang dilakukan hari ini dengan kedalaman 20 centimeter pada jarak 1.000--1.500 meter dari Kawah Timbang diketahui bahwa konsentrasi CO2 berkisar 0--3,4 persen volume," kata Kepala PVMBG Surono saat dihubungi Antara dari Banjarnegara, Senin.

Sementara pada kedalaman 50 centimeter, kata dia, konsentrasi gas CO2 dalam tanah berkisar 0,3--lebih besar dari 5 persen volume.

Menurut dia, konsentrasi gas CO2 di udara yang aman bagi kehidupan, yakni lebih kecil dari 0,5 persen volume.

"Dari sisi kegempaan, pada pukul 06.00-12.00 WIB, terekam adanya dua kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa vulkanik dangkal, dan satu kali gempa tektonik lokal," katanya.

Ia mengatakan, kondisi tersebut menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan di Kawah Timbang masih tinggi.

Menurut dia, hal ini disebabkan saat Kawah Timbang berstatus "normal" rata-rata selama satu bulan, gempa vulkanik dalam yang terjadi tidak lebih dari 10 kali dan gempa vulkanik dangkal tidak lebih dari lima kali.

Akan tetapi sejak status Kawah Timbang ditingkatkan dari "waspada" menjadi "siaga" pada 27 Maret 2013, pukul 23.30 WIB, telah terjadi puluhan kali gempa baik vulkanik dalam maupun vulkanik lokal.

"Gempa tersebut terjadi akibat adanya tekanan gas dari dalam ke permukaan. Saat ini, gas CO2 tidak lagi mengalir melalui lembah tetapi lewat pori-pori atau rekahan tanah di sekitar Kawah Timbang," kata Surono menjelaskan.

Sementara dari pengamatan visual, kata dia, cuaca terpantau mendung dan teramati adanya asap putih tipis dan tebal yang diembuskan Kawah Timbang dengan tekanan lemah hingga ketinggian 50 meter condong ke barat laut.

Selain itu, lanjutnya, bau belerang tercium lemah pada jarak 1.000 meter dari Kawah Timbang atau di Dusun Simbar, Desa Sumberejo, Kecamatan Batur.

Terkait kondisi tersebut, Surono mengatakan, PVMBG masih menetapkan status "siaga" terhadap Kawah Timbang dan mekomendasikan agar tidak ada aktivitas msyarakat dalam radius 1.000 meter dari kawah tersebut.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Tursiman mengimbau, petani tetap mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG.

"Petani diimbau untuk tidak beraktivitas di dalam radius 1.000 meter dari Kawah Timbang, apalagi menggali tanah hingga kedalaman 1 meter," katanya.

Menurut dia, hal itu sebagai antisipasi kemungkinan keluarnya gas berbahaya melalui rekahan atau pori-pori tanah.