AS Akan Boikut Pertemuan Konferensi PBB mengenai Perlucutan Senjata
Selasa, 14 Mei 2013 13:00 WIB
Iran, dan negara manapun yang terkena sanksi menyangkut program senjatanya, harus "dilarang" memangku jabatan-jabatan resmi PBB, kata Erin Pelton, juru bicara misi AS di PBB, lapor AFP.
Iran akan mengambil alih jabatan ketua Konferensi Perlucutan Senjata itu dari 27 Mei sampai 23 Juni berdasarkan rotasi abjad di kalangan 65 negara anggota.
Konferensi itu akan berusaha menyusun satu perjanjian mengenai perlucutan senjata nuklir, yang mencegah penyebaran senjata ke angkasa luar dan menghentikan pengembangan senjata pemusnah massal lainnya.
Iran menghadapi empat sanksi PBB menyangkut program nuklirnya.
Kepemimpinan Iran "disesalkan dan sangat tidak pantas," kata Pelton. "Amerika Serikat tidak akan hadir dalam pertemuan tingkat duta besar dalam pertemuan-pertemuan yang dipimpin Iran."
"Amerika Serikat tetap yakin bahwa negara-negara yang terkena sanksi-sanksi Piagam VII bagi penyebaran senjata-senjata atau pelanggaran hak asasi manusia harus dilarang memegang jabatan-jabatan resmi atau seremonial di badan-badan PBB."
Pelton mengakui bahwa ketua konferensi itu sebagian besar seremonial tanpa memikul tanggung jawab.
Tetapi ia menambahkan bahwa "mengizinkan Iran-- negara yang melanggar secara terang-terangan kewajibannya berdasarkan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB dan dewan gubernur IAEA-- untuk memangku satu posisi seperti itu bertentangan dengan tujuan-tujuan Konferensi Perlucutan Senjata itu sendiri," kata juru bicara itu.
Badan Tenaga Atom Internasional bertanggung jawab untuk memeriksa program nuklir Iran, yang negara-negara Barat tuduh satu usaha terselubung untuk mengembangkan satu senjata nuklir. Iran membantah keras tuduhan itu.
Kedudukan Iran memimpin konferensi itu juga dikecam kelompok kelompok lobi non-pemerintah.
Ketua UN Watch yang bermarkas di Jenewa Hillel Neuer mengumumkan organisasi itu akan melakukan protes yang melibatkan para pembangkang Iran.
"Iran adalah negara internasional yang secara tidak sah memasok roket-roket ke Suriah, kelompok Hizbullah dan Hamas, yang membantu dan bersekongkol melakukan pembunuhan massal dan terorisme," kata Neuer, yang organisasinya berafiliasi dengan Komite Yahudi AS.
Organisasi Konferensi itu dibentuk tahun 1979 dalam usana membendung perlombaan senjata pada Perang Dingin.
Iran mengambil alih jabatan ketua konferensi itu dari Indonesia dan pada akhir Juni menyerahkan kedudukan itu kepada Irak. (RN/AK)
Pewarta : Antaranews
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Mendikdasmen nyatakan program makan bergizi gratis akan terus disempurnakan
06 January 2025 20:02 WIB
Inilah Monumen Pejuang yang Akan Dibangun Pemkot bersama Keluarga Besar Brimob
19 December 2024 19:44 WIB
Menkomdigi akan jadi pembicara di World Public Relations Forum 2024 di Bali
18 November 2024 19:52 WIB
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017