16 Orang Tewas Disiksa Dekat Damaskus
Jumat, 28 Juni 2013 11:09 WIB
Sasaran tembak dikunci melalui alat pengintai senapan penembak jitu di distrik Karm al-Jabal, Aleppo, Sabtu (8/6). (REUTERS/Muzaffar Salman)
"Kami telah menerima informasi kematian di bawah penyiksaan di tangan pasukan rezim atas 16 orang dari Harasta," kata kelompok pengamat HAM Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Puluhan ribu orang diyakini ditahan di penjara Suriah, dan kelompok-kelompok hak asasi manusia mengecam rezim Presiden Bashar al-Assad untuk penyiksaan sistematis terhadap para tahanan.
Hal ini diketahui ketika 16 orang dari Harasta itu meninggal, tetapi Observatorium mengatakan laporan kematian mereka muncul setelah mayat diserahkan kembali kepada keluarga mereka dari rumah sakit Damaskus.
"Hal ini sering terjadi, mayat tahanan dengan tanda penyiksaan diserahkan kembali kepada keluarga mereka," kata Direktur Observatorium Rami Abdel Rahman kepada AFP.
"Saya takut untuk kehidupan ribuan tahanan lainnya."
Abdel Rahman juga mengatakan, pasukan keamanan sering mengancam keluarga-keluarga tahanan yang tewas agar bungkam.
"Sering terjadi bahwa seorang tahanan yang telah disiksa sampai mati dimakamkan secara rahasia, karena ancaman-ancaman kepada keluarga oleh pasukan keamanan," katanya.
Harasta dan benteng pemberontak lainnya di dekat Damaskus telah berada di bawah tekanan besar militer dalam beberapa pekan terakhir, karena rezim ditekan kampanye untuk mengamankan ibu kota.
Observatorium juga melaporkan Jumat pagi tentang pembunuhan setidaknya lima perempuan dalam penembakan oleh pasukan rezim Karak.
"Setidaknya lima wanita tewas dalam penembakan ... di Karak timur," kota di provinsi selatan Daraa, katanya.
Lebih dari 100.000 orang tewas dalam perang 27-bulan di Suriah, yang berubah menjadi pemberontakan setelah rezim melepaskan penumpasan brutal terhadap perbedaan pendapat damai.
(H-AK)
Pewarta : -
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017