Sejumlah gambar bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati berupa baliho maupun spanduk sebagai sarana sosialisasi telah terpasang di titik-titik strategis hingga di pelosok wilayah Kabupaten Magelang.

Kandidat yang muncul merupakan para politikus yang selama ini telah berkiprah di dunia politik dan tidak asing bagi warga Magelang.

Bahkan, empat pimpinan DPRD Kabupaten Magelang periode 2009--2014 ikut ambil bagian dalam kompetisi pesta demokrasi lima tahunan tersebut, yakni Susilo selaku ketua DPRD, kemudian tiga wakil ketua DPRD masing-masing M. Achadi, Mujadin Putu Murja, dan Sad Priyo Putro.

Ada enam pasangan bakal calon yang mendaftar ke KPU Kabupaten Magelang, yakni Handoko-Eko Purnomo dari jalur perseorangan. Kemudian, pasangan Zaenal Arifin (anggota DPRD Kabupaten Magelang) dengan Zaenal Arifin (Wakil Bupati Magelang) yang diusung PDI Perjuangan.

Pasangan Rohadi Pratoto (Kepala Bappeda) dengan M. Achadi (Wakil Ketua DPRD) yang diusung koalisi PKB, Partai Golkar, dan PKS. Pasangan Achmad Majidun (mantan Ketua KPU) dengan Sad Priyo Putro (Wakil Ketua DPRD) diusung koalisi Partai Demokrat dengan tiga partai nonparlemen, yakni Hanura, PBB, dan PPRN.

Pasangan Susilo (Ketua DPRD) dengan Mujadin Putu Murja (Wakil Ketua DPRD) diusung koalisi PAN dan PPP serta pasangan Haiban Hajid dengan Muhammad Arwan diusung koalisi Partai Gerindra dan PKNU.

Beberapa bakal calon, di antaranya semula maju melalui penjaringan PDI Perjuangan, yakni Susilo dan Achmad Majidun. Namun, setelah rekomendasi PDI Perjuangan jatuh pada Zaenal Arifin (anggota DPRD Kabupaten Magelang) dengan Zaenal Arifin (Wakil Bupati Magelang) maka mereka berpindah haluan.

Susilo mengaku bahwa dirinya menerima pinangan PPP-PAN karena ingin mewujudkan era Magelang baru.

"Saya memutuskan bergabung dengan kekuatan rakyat yang mengingankan perubahan," katanya.

Pada kesempatan halalbihalal DPRD Kabupaten Magelang yang juga dihadiri Bupati Magelang Singgih Sanyoto, Susilo mengatakan bahwa majunya anggota dan pimpinan DPRD pada pemilihan bupati dan wakil bupati merupakan bentuk kepedulian sebagai warga Magelang untuk membangun daerahnya.

"Kami ingin membangun Kabupaten Magelang. Kami bersaing dalam pilkada tetapi tetap ingin menjaga suasana kondusif di Kabupaten Magelang," katanya.

Ketua Sementara DPRD
Menyusul kekosongan pimpinan dewan karena nonaktif, anggota Fraksi PDI Perjuangan, Kuswan Hadji, menjadi Ketua Sementara DPRD Kabupaten Magelang dan Suwardi dari Fraksi PKB menjadi Wakil Ketua Sementara DPRD.

Sekretaris DPRD Kabupaten Magelang Mulyono mengatakan bahwa Kuswan dan Suwarsa menjadi pimpinan sementara setelah diusulkan pengurus partai masing-masing.

"Kedua partai mengajukan nama pengganti pimpinan DPRD berdasarkan pemenang parpol pertama dan kedua pada Pemilu 2009," katanya.

Ia mengatakan bahwa Kuswan dan Suwarsa menggantikan pimpinan DPRD yang telah nonaktif pascapendaftaran Cabup dan Wabup Magelang pada akhir Juli 2013. Pimpinan DPRD yang digantikan, yakni Ketua DPRD Susilo dan tiga wakilnya, M. Achadi, Mujadin Putu Murja, dan Sad Priyo Putro.

"Pimpinan sementara memang hanya ada dua orang, berdasarkan pada pemenang pemilu parpol pertama dan kedua," katanya.

Menurut dia, pimpinan sementara tetap memiliki tugas pokok fungsi sama dengan pimpinan DPRD sebelumnya. Mereka tetap berhak dan wajib mengambil keputusan saat rapat berlangsung. Keduanya akan memegang jabatan pimpinan sementara ini hingga selesainya masa tahapan dan sampai putusan akhir pemenang Pilkada Magelang.

Kuswan Hadji mengatakan bahwa pihaknya akan menyesuaikan kinerja di DPRD. Dia telah mempersiapkan langkah-langkah untuk memimpin dewan selanjutnya.

"Sementara ini melanjutkan langkah kerja DPRD. Untuk jangka pendek kami melanjutkan pembahasan KUA PPAS APBD Perubahan 2013 dan APBD 2014," katanya.

Kader NU
Di antara kandidat yang maju pada pencalonan bupati dan wakil bupati tersebut merupakan kader-kader Nahdlatul Ulama (NU), bahkan mereka juga menjadi pengurus NU maupun organisasi yang bernaung di bawah NU, antara lain Achmad Majidun merupakan Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah dan Muhammad Arwan adalah Bendahara PCNU Kabupaten Magelang.

Menyikapi hal tersebut, para tokoh NU di Kabupaten Magelang meminta netralitas NU dikedepankan dalam Pilbup Magelang mendatang.

Para sesepuh NU meminta para kader NU yang menjadi bakal calon bupati atau wakil bupati agar mengedepankan akhlakul karimah. Berpolitik secara cantik dalam berkompetisi mencari dukungan.

Rais Syuriah PC NU Kabupaten Magelang K.H. Abdul Rozaq meminta para calon tetap berpedoman pada akidah ahli sunah waljamaah.

Menurut dia, sikap netral NU tersebut jangan diartikan sebagai bentuk lari dari tanggung jawab. Namun, merupakan salah satu bentuk tanggung jawab untuk memberi ruang kebebasan bagi para calon dan warga NU untuk berafiliasi menggunakan hak politiknya.

Tokoh NU yang lain K.H. R. Muhaimin Asnawi mengatakan bahwa sebagai kader NU terbaik, sudah semestinya bisa mengedepankan penguatan persaudaraan, tidak saling mencari kesalahan, apalagi melakukan kampanye hitam.

Perbedaan pilihan politik warga NU sesungguhnya bukan suatu yang perlu dipersoalkan. Namun, katanya, yang penting jangan sampai menggoyahkan akidah dan perjuangannya dalam menegakkan agama Islam.

Ketua PC NU K.H. Afifuddin mengatakan bahwa NU sebagai organisasi sosial keagamaan Islam mempunyai kewajiban untuk selalu berjalan pada khitahnya, yakni mengayomi semua pihak.

Ia menuturkan bahwa NU bersikap netral dan merestui semua kadernya. Siapa pun yang terpilih harus didukung agar dapat bekerja secara optimal dalam mengemban amanah masyarakat Magelang.