Nintendo Menjadi Industri Berbasih Konsol dan Revolusi Game Portable
Selasa, 22 April 2014 11:22 WIB
Seorang wanita bergaya dengan Nintendo pad 3D terbaru di pameran komputer CeBIT di Hannover, Minggu (27/2). Pameran IT terbesar di dunia CeBIT dimulai pada 1 Maret mendatang hingga 5 Maret. (FOTO ANTARA/REUTERS/Tobias Schwarz)
Perusahaan Jepang itu pertama kali merilis Game Boy 8-bit pada 21 April 1989, hari yang sama saat tentara Soviet ditarik dari Afganistan, tentara China menumpas para demonstran di Tiananmen Square, dan masa ketika tembok Berlin runtuh.
Disebut sebagai "mesin game praktis", tidak banyak orang menyangka itu akan menjadi pentolan industri berbasis konsol dan memulai revolusi dalam game portable sama seperti Sony Walkman lakukan untuk musik mobile.
Game Boy juga membantu mengubah Super Mario dan Donkey Kong menjadi franchise global, membuat pengguna dapat mengganti game kesukaan mereka di mana saja hanya dengan memasukkan kartrid ke dalam perangkat.
Nintendo yang berbasis di Kyoto, dimulai sebagai pembuat kartu game lalu berubah menjadi raksasa videogame global, tidak menciptakan game portable.
Namun, harga diskon Game Boy dan software populer meruntuhkan kompetisi saat itu dan mendorong game mobile menjadi mainstream.
"Pada satu titik, game portable sinonim dengan Game Boy," kata Serkan Toto, konsultan industri game seperti dikutip AFP.
"Itu menjadi dasar dari apa yang kita sebut game portable saat ini, terlepas dari itu konsol game atau game smartphone, karena konsep dasarnya sama... itulah warisan Game Boy."
Mobilitas sangat penting, lanjutnya, jika dia ingin kabur dari omelan orangtuanya.
"Dengan konsol biasa saya harus bermain di ruang keluarga di mana orangtuaku menonton televisi --mereka akan marah karena saya bermain sepanjang waktu," kata seorang pria yang tidak mau menyebut namanya pada AFP di toko game retro Super Potato Tokyo.
Perangkat itu juga mengizinkan pengguna terhubung dengan gamer lain melalui kabel link, mengawali jaringan game online yang kini jumlah penggunanya jutaan.
"Selain membuat game portable, hal hebat yang dilakukannya adalah membangun konsep jejaring, memungkinkan pengguna terhubung dan bertarung satu sama lain," kata Hirokazu Hamamura, managing director di firma riset game dan penerbit majalah Kadokawa di Tokyo.
Seperempat abad kemudian, kondisi keuangan perusahaan tersebut loyo.
Nintendo tidak punya acara peringatan untuk Game Boy yang ironisnya menjadi awal terbentuknya game portable smartphone dan tablet yang menciptakan kompetisi sengit antar konsol seperti Nintendo Wii, Sony PlayStation dan Microsoft Xbox.
Game Boy telah berhenti diproduksi sejak bertahun-tahun lalu. Namun, saat masa jayanya, Nintendo menjual hampir 119 juta konsol original Game Boy dan 81,5 juta unit seri Game Boy Advance generasi baru yang dirilis 2001.
Perangkat dengan tombol merah dan pad berbentuk palang itu mungkin tidak terlihat keren saat ini, tapi Game Boy masih menimbulkan nostalgia untuk banyak penggemar, termasuk Jesus Mera dari Spanyol yang mulai bermain Game Boy Color saat berusia 12 tahun.
"Itu adalah revolusi --Kau bisa main video game di mana saja," kata pria berusia 26 tahun itu saat mengunjungi Tokyo.
Mera sangat senang menemukan Game Boy yang tipenya persis dengan yang dimainkannya berjam-jam dulu saat menjelajahi toko game di Akihabara.
Dia mengakui ukuran layar kecil dan game-game yang tersedia sudah kuno, tapi "dulu yang seperti ini sudah cukup bagi kami."
"Saat ini kita punya banyak kesempatan," kata Mera.
Tapi itu bukanlah hal bagus untuk orang seperti Lin Yuki, pelajar berusia 21 tahun, yang kadang sulit beradaptasi dengan dunia game 3D canggih dimana pergerakan seakan tiada batas dan sulit untuk menguasainya.
"Game-game saat ini sangat rumit sehingga kamu bisa kebingungan harus melakukan apa," ujarnya, mengakui bahwa dia terkadang merasa "rindu" game sederhana dengan titik-titik hitam dan scroll horizontal.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Akademisi Unsoed: Kampung Cibun siap menjadi ikon Kampung Cinta Budaya Nusantara Banyumas
29 October 2024 17:41 WIB
Sekum PP Muhammadiyah: Jadi anak yatim tidak boleh menjadi generasi peminta-minta
25 June 2024 22:50 WIB