Logo Header Antaranews Jateng

Puluhan Hektare Tanaman Padi Terserang Virus Kerdil Rumput

Kamis, 27 November 2014 19:19 WIB
Image Print
ilustrasi
Kepala Bidang Sarana Prasarana, Perlindungan, dan Paska Panen, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Boyolali, Ibnu Sutopo, di Boyolali, Kamis, mengatakan, bahwa lahan seluas 93 hektare dari lima kecamatan di Boyolali, tanaman padi daun menjadi kerdil dan mengering akibat terserang virus kerdil rumput.

Menurut Ibnu Sutopo, lahan yang terserang virus kerdil tersebar di lima Kecamatan meliputi Banyudono sebanyak 80 hektare, Sawit seluas tiga hektare, Ngemplak tujuh hektare, Teras dua hektare dan Mojosongo satu hektare.
Serangan hama virus kerdil rumput tersebut, kata dia, penyebabnya hama wereng batang cokelat akibat sistem pola tanam padi petani di wilayah itu, tidak bersamaan. Sehingga, hama wereng yang membawa virus kerdil itu, hanya berpindah pindah dari petak satu ke petak lainnya.

"Kita lihat lahan pertanian di Banyudono dan Sawit, petak satu dengan sebelahnya tanamnya tidak bersamaan. Hama setelah menghabiskan petak tanaman padi satu yang siap panen berpindah tanaman usian 30 hari," katanya.

Namun, jika petani pola tanamnya serentak hasilnya akan berbeda. Tanaman padi akan lebih aman terhadap serangan hama baik wereng maupun hama tikus.

Menurut dia, serangan virus kerdil rumput masih relative kecil dari luasan seluruh lahan tanaman padi di Boyolali sebanyak 444 ribu hektare, tetapi hal ini jika dibiarkan dapat meluas ke wilayah kecamatan lainnya.

Ibnu Sutopo berharap petani menanam jenis padi varietas tahan hama serangan wereng cokelat seperti jenis inpari delapan dan inpari 13.

Selain itu, petani diharapkan pula untuk menggunakan pupuk berimbang serta mengatur sirkulasi air secara tepat. Selama ini, petani menggunakan pupuk urea berlebihan dan diharapkan mulai sekarang menggunakan pupuk secara berimbang dengan proporsi yang tepat.

"Penggunaan pupuk tepat yakni dengan menggunakan SP 36, Phonska dan NPK sehingga hasilnya bisa maksimal dan tahan serangan hama," katanya.

Menurut dia, pihaknya berhadap ada gerakan kelompok tani untuk membasmi hama wereng cokelat dengan didrop pestisida. Jika pestisida habis petani dapat mengajukan ke Dispertanbunhut.

Selain itu, petani juga dapat mengatur sirkulasi air yang tepat karena wereng cokelat akan berkembang lebih cepat pada udara yang lembab atau banyak air.

Menurut Warsono (50) salah satu petani Banyudono, bahwa tanaman padinya yang terserang virus kerdil rumput dipastikan sulit untuk dipanen, karena batang padi semakin lama semakin kerdil dan mengering.

"Saya telah melakukan penyemprotan dengan berbagai jenis pestisida, tetapi hasilnya justru tanaman padi kerdil dan mengering," kata Warsono.

Pewarta :
Editor: hernawan
COPYRIGHT © ANTARA 2025