Logo Header Antaranews Jateng

"Gallery", Kiat Teguh Geliatkan Seni dari Pinggiran Semarang

Senin, 4 Mei 2015 13:53 WIB
Image Print
Psmeran lukisan di galeri Gallery. Foto: Teguh Hadi Prayitno/citizen6.liputan6.com
Namun, karya-karya seni itu tentunya tidak bisa dinikmati oleh masyarakat, terutama kalangan pecinta seni jika tidak ada semacam wadah untuk memajang karya-karya kreatif para seniman, yakni galeri.

Mungkin itulah yang muncul dalam benak Teguh Hadi Prayitno, pemilik galeri "Gallery" yang baru dibuka akhir bulan April lalu, tepatnya Jumat, 24 April 2015 untuk mewadahi kreasi para seniman.

Galeri yang terletak di Jalan Bougenvile Raya II Nomor 26, Perumnas Sendang Mulyo Semarang itu, sudah dirintis oleh Teguh sejak 1999, namun baru tahun ini dibuka secara resmi untuk masyarakat.

Letak galeri itu memang berada di daerah pinggiran, tetapi pria yang berprofesi sebagai jurnalis ini tak surut semangat untuk membangun semangat berkreasi dan berkesenian, khususnya di Kota Semarang.

Pameran lukisan dari berbagai aliran dan dokumentasi kegiatan-kegiatan seni bertema "Aku dan Zona", menandai dibukanya "Gallery" yang letaknya berbarengan dengan rumah tinggal si empunya galeri.

Kalangan seniman dari berbagai komunitas di Kota Semarang, seperti Komunitas Hysteria dan ORArT-ORET hadir pada pembukaan galeri yang ditandai dengan pemotongan tumpeng dan orasi budaya itu.

Ternyata, kehadiran galeri baru di kawasan pinggiran itu mendapatkan sambutan positif dari kalangan seniman Semarang, seperti diungkapkan pegiat seni dari Komunitas Hysteria, Akhmad Khoridin.

"Kehidupan seni lukis dalam beberapa tahun ini mulai meredup, diperparah dengan banyaknya galeri yang tutup. Akibatnya, ruang pamer karya seni semakin berkurang," ujar pria yang akrab disapa Adin itu.

Makanya, ia menilai kehadiran galeri baru ini tentu akan disambut positif para seniman, khususnya di Kota Semarang yang bisa menjadi wadah berkreasi dan berkegiatan seni sebagai "rumah tanpa pintu".

"'Rumah tanpa pintu', saya gambarkan galeri itu ruang tanpa sekat. Siapa saja, dari mana saja, boleh datang untuk unjuk kebolehan dalam seni maupun peran," kata pria yang pernah belajar seni di Jerman itu.

Senada dengan itu, Nahyu Rahma Fathriani, pelukis muda yang karyanya ikut dipamerkan di galeri itu mengakui pentingnya keberadaan sebuah galeri sebagai wadah untuk menampilkan karya para seniman.

Selama ini, lulusan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu mengakui hanya memanfaatkan rumah kontrakannya untuk memajang hasil-hasil karyanya yang kini sudah mencapai ratusan.

Pada pameran di "Gallery", perempuan yang pernah pameran di Singapura itu menampilkan karyanya berjudul "Adaption", sebuah lukisan yang menggambarkan perempuan dengan wajah singa tengah bersolek.

Selain Rahma, ada karya dari tujuh pelukis lainnya yang ditampilkan, yakni Ahmad Basuki, Rizal Erwin Hardiknata, Nasay Putra, Singgih Adi Prasetyo, Denny Apriyanto, Richi Iyaldi, dan Kokoh Nugroho.

Tak hanya karya lukisan di kanvas, sebanyak 20 karya sketsa hasil coretan tangan Dony Hendro Wibowo, dan foto-foto dokumentasi berbagai kegiatan kesenian dari berbagai aliran juga ikut dipamerkan.

Pewarta :
Editor: Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA 2024